My 500 Words

Senin, 23 Februari 2015

Menuju Tua dan Bijaksana: Belajar dan Belajar Terus


Oleh: Jannerson Girsang

"To be old and wise you must have be young and stupid".

Tujuan pendidikan di Indonesia antara lain adalah memberi kemampuan atau skill dalam bidang tertentu, mengupdate pengetahuannya dengan situasi dengan keinginan belajar seumur hidup, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, percaya bahwa ada kekuatan di luar kekuatan manusia. Tuhan ada!

Melalui pendidikan di Indonesia diharapkan tercipta orang-orang yang pintar dan bijaksana, baik itu melalui proses pendidikan di dalam kelas dan di luar kelas, atau kehidupan yang nyata.

Tidak ada orang yang tiba-tiba saja menjadi pintar, tidak ada orang yang tiba-tiba menjadi bijaksana. Mereka mendapatkan kepintaran dan kebijaksanaan melalui proses belajar.

Orang-orang menjadi pintar dan bijak setelah melintasi berbagai macam jenis kehidupan, keberhasilan, kegagalan, suka, duka, atau mampu memahami hidup, menghadapi segala tantangan kehidupan dengan suka cita, membahagikan dirinya, membahagiakan orang lain walau dirinya menghadapi tantangan atau kesulitan.

Dalam kehidupan nyata, Mahatma Gandhi, Mother Theresia, Nelson Mandela, dan beberapa tokoh lainnya pernah mempraktekkan hidup bijaksana

Mereka mampu menundukkan suasana, iklim, mampu bersuka cita dalam segala situasi kehidupan. Sebab, semua situasi mereka selalu yakin akan "indah pada waktunya", karena semua ada dalam rencana Sang Pencipta.

Mereka mampu bermegah dalam kesengsaraannya karena mereka mengetahui kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena mengaku bahwa kasih Allah telah dicurahkan di dalam hatinya. (Roma 5 (1-11).

Mungkin kita tidak bisa membuat sesuatu aksi menuju bijaksana yang besar, tetapi semua orang bisa membuat kasih yang kecil dengan dampak besar.

Manusia Indonesia dituntut semakin tua semakin pintar dan bijaksana, supaya selama hidupnya mampu menolong dirinya dan memberikan kontribusi bagi dunia sekelilingnya, dituntut membuat semakin banyak orang pintar dan bijaksana, bukan sebaliknya membodoh-bodohi orang, bahkan membuat orang merasa terbodoh atas kehadiran kita.

Itulah beda manusia dengan binatang.

Selamat malam teman-teman. Medan, 20 Pebruari 2015

Tidak ada komentar: