Oleh: Jannerson Girsang
Facebook telah menjadi alat pengingat peristiwa masa lalu, melatih saya
memaknai hidup dengan rasa syukur, menatap masa depan dengan suka cita,
apapun persoalannya!.
Program Memory FB telah memungkinkan saya
mengingat peristiwa beberapa tahun lalu hari ini. Apa yang kulihat,
kudengar, kurasakan, kumaknai dari peristiwa itu.
Pagi ini FB mengingatkan saya sebuah peristiwa bahagia di dalam keluarga yang kubangun sejak 1984.
Menikahkan putri pertama!. Peristiwa pertama dalam hidupku, sebagai
orang tua! Itulah tugas kita orang tua: membesarkan, mendidik di rumah,
menyekolahkan mereka, sebagai bekal hidup, dengan harapan mampu hidup
lebih baik dari kita.
Usiaku saat itu 51 tahun!
Saat yang
dari sisi fisik yang sangat tepat menghadapi pekerjaan yang berat dan
baru sama sekali! Saat masih energik, dan masih dinamis bergerak.
Tentunya juga didukung oleh seorang istri yang setia, tabah dan mampu
bersuka cita dalam segala situasi! .
Awalnya bingung, walaupun
saya sudah pernah mengalami pernikahan. Beda posisinya sebagai objek dan
subjek peristiwa. Tetapi peristiwa itu akhirnya memberi pengalaman yang
membekaliku melakukan sesuatu yang penting bagi kelangsungan kehidupan
keturunanku.
Sesudah itu, saya berturut-turut melaksanakan
pekerjaan yang sama sebanyak tiga kali kurun waktu 4 tahun. Peran
keluarga besar, teman-teman adalah modal utama yang memberikan saya
semangat.
Pasalnya, semua peristiwa itu terjadi dalam keadaan
diriku secara fisik sungguh ideal, tetapi serba terbatas, lemah secara
ekonomi. Memang saya tidak sempurna, saya bersyukur dalam
ketidaksempurnaan itu, supaya tetap mengandalkan Dia yang paling
berkuasa dalam hidupku!
Nopember 2012, putriku Clara Mariana Girsang "manjalo parpadanan marhajabuan" dengan Anja Novalianto, sebuah acara persiapan pernikahan di GKPS, Depok.
Putri saya menetapkan pasangan yang menjadi pilihannya seumur hidup,
Kami orang tua hanya sebatas merestui dan mendoakannya, Tuhan
melaksanakan rencananya melalui muzizat-muzizatnya.
Mereka menikah di GKPS Depok!
Oktober 2013, peristiwa pertama itu, kemudian disusul dengan peristiwa kedua. Saat putri keduaku Patricia Marcelina Girsang menyusul kakaknya, kemudian melaksanakan acara "manjalo parpadanan marhajabuan", di gerejaku sendiri, GKPS Simalingkar, Medan.
Mereka menikah di gereja HKBP Pekanbaru
Pebruari 2016, putri adik saya almarhum Parker Girsang dan almarhum Risma Tiarni br Saragih, Yani Christin Girsang mengikuti kakak-kakaknya, menikah dengan Bintang Haruman Saragih.
Yang terakhir ini merupakan peristiwa baru dengan versi baru, masalah yang berbeda dengan sebelumnya.
Baik Martumpol maupun acara Pamasu-masuon (pernikahan) dilaksanakan di
Gereja GKPS Simalingkar, Medan, pada bulan Pebruari 2016. Pesta diadakan
di tempat pengantin perempuan.
Catatan pengalamanku melaksanakan
aturan-aturan adat dan gereja, pengalaman teman, petunjuk Tuhan,
membuat saya mampu melaksanakan peristiwa-peristiwa penting dalam
keluarga, memaknai lelah dengan rasa syukur.
"Pengalaman adalah guru paling berharga," demikian pepatah orang tua!
Dalam setiap peristiwa, banyak hal yang terjadi di luar dugaan, baik
itu masalah hal yang membuat cemas, atau sesuatu yang menyenangkan.
Semua ada sebabnya, semua harus menjadi pelajaran. Romantika kehidupan
yang makin memampukan saya menghadapinya dengan "cara yang terbaik"
sesuai kemampuan ketika itu. Merenungkannya kembali, kemudian memberi
makna baru menghadapi persoalan baru.
Untuk menghadapi satu
persoalan saja, menikahkan putri-putri, saya selalu menghadapi
persoalan baru-persoalan baru, dan harus menghadapinya dengan cara-cara
baru.
Saya masih akan mengadapi masalah yang sama atas putraku Bernard Patralison Girsang dan putri bontotku Devee Girsang, serta putra putri keluarga yang lain yang tentunya baru dan masih belum jelas.
Kapan, dan dimana mereka akan melaksanakan acara yang sama dengan
kakak-kakaknya, dengan siapa mereka akan mengikat janji sehidup semati. Saya tidak mampu menentukannya.
Hanya ada satu keyakinan, Tuhan tidak diam. Dia menuntun semua anak-anak memilih yang terbaik bagi mereka.
Kita hidup dalam lingkungan yang selalu baru setiap saat, dan selalu membutuhkan cara-cara baru menghadapi persoalan.
Tetapi harus diingat: ada sesuatu yang tetap!. Tugas manusia adalah melaksanakan perintah.
"Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri, Kasihilah Tuhan Allahmu
dengan segenap hatimu". Ketika ini tidak dikerjakan , maka orang pasti
susah!.
Kita terus belajar memahami cara melaksanakan pernyataan-pernyataan ayat-ayat emas yang tertulis dalam Kitab Suci.
"Sebagaimana kamu menginginkan orang lain berbuat kepadamu, demikianlah
perbuat kepada mereka, sebab inilah hukum tertinggi dari Taurat dan
kitab para nabi".
Ketika orang tidak melaksanakan perintah itu
dengan benar, maka pasti susah, meski kelihatannya aman-aman saja.
Ketika saya tidak melaksanakannya, maka saya akan menghadapi kesusahan.
Melaksanakan pernikahan bukan pekerjaan mudah. Dengan segala persoalan
yang dihadapi, kita harus tetap menjungjung tinggi hukum yang tetap:
persatuan, keharmoniasan hubungan, saling menghormati.
Pelaksanaan pernikahan-pernikahan sebelumnya telah memberiku suka cita,
maka pernikahan-pernikahan berikutnya juga saya yakin akan memberikan
kebahagiaan juga. Asalkan saya mampu melaksanakan dengan kerendahan
hati.
Pernikahan yang sederhana, mewah atau sangat mewah semua harus mengarah ke sana. Jika tidak, maka semuanya akan sia-sia.
Pernikahan bagi orang Batak adalah terpautnya hubungan keluarga, emosional dengan ratusan atau bahkan ribuan keluarga.
Menghadapi tugas-tugas itulah kita dituntut setiap hari mengatasi masalah dengan cara-cara yang baru .
Sesuatu yang cukup berat kalau hanya dibayangkan. Tetapi melalui
pengalaman, belajar hal-hal baru, menghadapinya dengan cara-cara yang
baru, maka kita bisa memaknai itu sebagai sebuah berkat!
FB
telah membantuku untuk menguraikan peristiwa, memaknai peristiwa, dan
menjadikannnya alat bersyukur, dan sharing kepada teman-teman!.
Kita tidak akan pernah tamat menghadapu kehidupan, karena dunia sekitar
kita selalu berubah. Belajarlah dari pengalaman, amati perubahan
sekitar, renungkan sebelum membuat keputusan, laksanakan keputusan
dengan segenap jiwa raga!
Semua peristiwa-peristiwa di atas
memampukan saya melaksanakan pekerjaan yang mungkin tidak ringan bagi
setiap orang. Itulah gunanya ada sharing, berbagi.
Hari ini saya berbagi dengan Anda!.
Saya melaksanakan pernikahan tiga putri dalam kurun waktu empat tahun.
Berat, tetapi menyenangkan, menyediakan tantangan baru, memberi harapan
baru dalam hidup.
Tidak semua masalah dapat selesai tepat waktu,
ada waktu Tuhan yang tidak kita mengerti, ada cara Tuhan yang tidak kita
mengerti!
Tindakan Tuhan dapat kita maknai, jika kita mampu
memaknai peristiwa hidup yang tidak kita mengerti, sebagai sebuah Karya
Tuhan.
Itulah sebabnya, kalau semua serba mudah, serba instan,
kita tidak pernah bertemu denganNya. Kitab suci sudah memerintahkan:
"..dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali
lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau
debu dan engkau akan kembali menjadi debu". (Kejadian 3:19).
Kita harus berpeluh sampai mati, tidak ada istilah "santai", "tenang",
sebab kita harus berarti, dan itu bisa terjadi kalau menjalankan
perintahNya. Jangan pernah berharap, kalau satu masalah terselesaikan,
maka masalah lain tidak muncul. Seumur hidup kita akan menghadapi
masalah, tantangan.
Syukurilah kesulitan, tantangan, penderitaan, hadapilah mereka.maka kita pasti akan bertemu denganNya.
Terima kasih Tuhan, Engkau selalu hadir tepat waktu. Pertolonganmu tidak pernah terlambat.
Engkau memberiku pengalaman berharga, menganugerahkan dua cucu di
usiaku yang masih relatif muda! Mereka adalah kebanggaanku, masa
depanku!
"Anakhon hi do hamoraon di ahu". Mungkinkah saya sudah
melaksanakannya dengan baik. Semua pasti ada kekurangan, tetapi dengan
belajar, belajar, berserah kepadaNya, Dia akan menyempurnakannya.
Tidak mudah ternyata menjadi orang tua, yah! Tetapi saya bangga sebagai
orang tua, bangga dengan keluargaku, anak dan cucuku. Semoga mereka
mampu mengasihi kami dengan tulus,melakukan hal-hal yang benar.
Selamat beraktivitas dan jangan pernah merasa tamat melakukan sesuatu.
Teruslah belajar dari pengalaman sendiri, belajar dari pengalaman orang
lain dan tidak melupakan kekuatan, peran Tuhan dalam proses perjalanan
hidup kita.
Medan, 10 Mei 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar