My 500 Words

Selasa, 10 Mei 2016

Kerja Wujud Tertinggi dari Kasih (Cinta)

Oleh: Jannerson Girsang

"Wujud tertinggi dari kasih (cinta) adalah terlibat atau melibatkan diri dalam dunia; dan bentuk keterlibatan itu dimaknai Khalil Gibran dengan kerja".(Taman Cinta, Khalil Gibran)
Kahlil Gibran adalah seorang multi profesi. Dia adalah penyair, pelukis, pemahat, penulis, filsuf, pakar teologi, dan seniman, seni.

Meski meninggal dalam usia 48 tahun, nama Khalil Gibran begitu melegenda. Di usia tersebut, tidak banyak manusia yang mencapai sebesar prestasinya.

Dia adalah manusia genius yang membuka mata manusia tentang kerja, tentang kasih (cinta)
Hingga hari ini, umat manusia, khususnya pencinta sastra di seluruh dunia masih mengabadikan namanya, membaca, mempelajari karya-karyanya dan menginspirasi kehidupan mereka sehari-hari.
85 tahun setelah Khalil Gibran meninggal, karya-karyanya, kisah tentang dirinya terus diproduksi ulang.

Malam ini saya masih membaca buku tentang Gibran (Taman Cinta Kahlil Gibran--terbitan 2015, ditulis dalam bahasa bahasa Indonesia. Saya masih menikmati puisi-puisi dan karyanya yang diunggah di youtube!.
"Kerja yang berorientasi pada kasih akan melegenda sepanjang masa".

Sepanjang usianya yang hanya 48 tahun (1883-1931), Gibran telah membuahkan hasil kerjanya yang menakjubkan.

Pria kelahiran Lebanon, 6 Januari 1883 dan berasal dari keluarga Katholik-Maronit ini menghasilkan karya-karya yang disejajarkan dengan penulis Romeo and Juliet, Willaiam Shakespeaare.

Pada tahun 1911, keluarganya yang miskin pindah ke New York Amerika Serikat untuk menguji nasib, memperbaiki kehidupan keluarganya yang miskin di Lebanon.

Pada 1912, di saat berusia 29 tahun, Gibran menerbitkan novel berbahasa Arab, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris sebagai "Broken Wing" (di Indonesia diterjemahkan dengan Sayap-sayap Patah).
Sebelum tahun 1918, Gibran meluncurkan karya pertamanya dalam bahasa Inggris, "The Madman", "His Parables and Poems".

Persahabatannya yang erat dengan seorang gadis bernama Mary tergambar dalam "The Madman". Setelah "The Madman", buku Gibran yang berbahasa Inggris adalah "Twenty Drawing", 1919; "The Forerunne", 1920; dan "Sang Nabi" pada tahun 1923.

Karya-karya itu adalah suatu cara agar dirinya memahami dunia sebagai orang dewasa dan sebagai seorang siswa sekolah di Lebanon, ditulis dalam bahasa Arab, namun tidak dipublikasikan dan kemudian dikembangkan lagi untuk ditulis ulang dalam bahasa Inggris pada tahun 1918-1922.


Sebelum terbitnya "Sang Nabi", hubungan dekat antara Mary dan Gibran mulai tidak jelas. Mary dilamar Florance Minis, seorang pengusaha kaya dari Georgia.
Pada tahun 1920 Gibran mendirikan sebuah asosiasi penulis Arab yang dinamakan Arrabithah Al Alamia (Ikatan Penulis). Tujuan ikatan ini merombak kesusastraan Arab yang stagnan.

Seiring dengan naiknya reputasi Gibran, ia memiliki banyak pengagum. Salah satunya adalah Barbara Young. Ia mengenal Gibran setelah membaca "Sang Nabi".

Barbara Young sendiri merupakan pemilik sebuah toko buku yang sebelumnya menjadi guru bahasa Inggris. Selama 8 tahun tinggal di New York, Barbara Young ikut aktif dalam kegiatan studio Gibran.
Gibran menyelesaikan "Sand and Foam" tahun 1926, dan "Jesus the Son of Man" pada tahun 1928.
Gibran juga membacakan naskah drama tulisannya, "Lazarus" pada tanggal 6 Januari 1929. Setelah itu Gibran menyelesaikan "The Earth Gods" pada tahun 1931.

Karyanya yang lain "The Wanderer", yang selama ini ada di tangan Mary, diterbitkan tanpa nama pada tahun 1932, setelah kematiannya. Juga tulisannya yang lain "The Garden of the Propeth".

Pada tanggal 10 April 1931 jam 11.00 malam, Gibran meninggal dunia. Tubuhnya memang telah lama digerogoti sirosis hati dan tuberkulosis, tapi selama ini ia menolak untuk dirawat di rumah sakit. Pada pagi hari terakhir itu, dia dibawa ke St. Vincent's Hospital di Greenwich Village.

Definisi Kerja

Salah satu pelajaran yang kita peroleh dari kehidupan Gibran adalah definisi kerja. Kerja adalah wujud tertinggi dari kasih (cinta).

Bagi Gibran, wujud tertinggi dari kasih (cinta) adalah terlibat atau melibatkan diri dalam dunia; dan bentuk keterlibatan itu dimaknai Gibran dengan Kerja.

Kerja atau pekerjaan adalah satu-satunya wujud relasi manusia dengan Allah di dunia; sebagai bentuk pengorbanan diri yang konkret. Tanpa bekerja, manusia tidak mungkin mengasihi orang lain, tanpa kerja (menhasilkan karya), manusia mengingkari tujuannya diciptakan.

Sementara kerja yang dimaksud Gibran tidak hanya melibatkan daya fisik, tetapi juga pikiran dan perasaan mansia. Kerja bukan hanya mencangkul, heppot atau terlihat sibuk, tetapi juga kegiatan yang mampu menyumbangkan pikiran dan motivasi.

Melalui kerja, manusia dapat mewujudkan dirinya sebagai individu. Dengan bekerja, manusia dapat melebur dalam persatuan dengan sesama. Dengan bekerja pula manusia dapat menjumpai Allah dalam alam semesta.
Gibran meyakini bahwa kerja merupakan dimensi mendasar hidup manusia di dunia. Latar belakang pemikirannya karena manusia adalah citra Allah, juga karena perintah yang diterima dari penciptaannya untuk menaklukkan dan menguasai dunia.

Menurut Gibran, semua pekerjaan manusia berorientasi pada kasih (cinta). Sebab kerja harus berlandaskan pada kasih (cinta) maka melalui kerja atau pekerjaan tersebut manusia tidak hanya mengubah kodrat, tetapi juga mewujudkan dirinya sendiri serta membangun masyarakat, keluarga dan bangsanya.

(Artikel di atas dikutip dari Taman Cinta Khalil Gibran, Juni 2015, dan Wikipedia Indonesia).

Apapun yang kita lakukan harus berorientasi kasih. Seseorang harus terlibat di dunia melalui kerja.
Bekerja adalah Pro Deo et Patria: untuk Tuhan dan ibu pertiwi! Ternyata kerja, kerja, kerja yang didengungkan oleh Jokowi adalah perwujudan kasih.

Orang yang malas, apalagi tidak bekerja (menghasilkan sesuatu yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain) tidak akan pernah bisa mengaplikasikan kasih. Setiap orang diberi talenta untuk bekerja. Mereka diharapkan menghasilkan sesuatu dari talentanya dan merlipat gandakan manfaatnya bagi orang lain.

Jadi, koruptor, pemeras adalah tindakan bunuh diri dan membunuh orang lain. Bentuk kegiatan kerja yang tidak berorientasi pada kasih!

Kegiatan korupsi kalau dilipatgandakan akan menghancurkan dunia, menghancurkan manusia, membunuh banyak umat manusia.

Sebaliknya, kerja yang berorientasi kasih kalau dilipatgandakan akan mewujudkan kesejahteraan, kemakmuran bersama, perdamaian dunia yang makin meningkat!

Medan, 8 Mei 2016 

Tidak ada komentar: