Setiap tahun Seksi Sekolah Minggu selalu menampilkan kreasi baru. Tahun ini kami disuguhi Malam Puji-pujian Anak Sekolah Minggu (ASM) GKPS Simalingkar dengan kemasan yang berbeda dari sebelumnya.
.
Pentas dan ruangan ditata
apik dengan nuansa merah. Alat musik, dan berbagai peralatan pendukung,
tergeletak di atas pentas berukuran cukup lebar dan memanjang yang
dibuat khusus. MC dan penata acara sudah berdiri di tempatnya
masing-masing. Jemaat memenuhi gedung gereja berkapasitas 300 orang itu.
Itulah pemandangan awal, saat saya tiba di gereja, sekitar pukul 18.00 WIB, Sabtu lalu. .
Sabtu malam, 14 Mei 2016, anak-anak Sekolah Minggu GKPS mempersembahkan Malam Pujian Sekolah Minggu, dalam rangka Pesta Sekolah Minggu GKPS.
Sekitar 150 anak-anak Sekolah Minggu dan keluarga Pengurus, guru turut
dalam berbagai kegiatan seperti Tari, Musik, Menyanyi. Mereka memuji
Tuhan dan menghibur jemaat yang hadir memenuhi gedung gereja
berkapasitas 300 orang itu, hingga sebagian harus berdiri di luar
gedung.
"Terbesar, sepanjang sejarah 28 Tahun Gereja GKPS Simalingkar," begitu saya melukiskan pagelaran tadi malam.
Sejak 1990, saya menjadi anggota jemaat di sini, pagelaran tadi malam
kiranya semakin menunjukkan betapa talenta dan kesungguhan anak-anak
berlatih dan mau diajar cukup besar.
Acara di awali dengan
sebuah "Tortor Somba" yang dipersembahkan oleh sekitar 6 orang ASM
Kelas TK, dengan pakaian adat Simalungun yang lengkap.
Teringat,
"Pesta Rondang Bintang" di kampung ketika saya masih kecil dulu. Kalau
dulu tarian seperti ini dalam Rondang Bintang diperankan Par Haroan
Bolon, kini anak-anak kecil mampu melakukannya.
"Makna Tari itu
adalah menyembah, atau menghormati, serta meminta doa dan berkat,
memohon pelrlindungan kepada Tuhan," demikian penjelasan Panitia dalam
buku Run Down Acara.
Lantas diikuti dengan Sambutan Ketua Seksi
Sekolah Minggu Sy Henry Purba. ""Menanamkan Budaya Simalungun kepada
anak-anak harus dilaksanakan sejak dini,"katanya.
Haleluya No
411:1-2 sebuah lagu pujian Syukur dinyanyikan bersama-sama dengan
jemaat, diikuti Votum yang dipimpin Pengantar Jemaat GKPS Simalingkar St
Japorman Sargih, SE.
Belasan anak-anak Kelas Balita dengan
kocaknya naik ke pentas. Mereka menyanyikan "Yesus Sayang Padaku". Suara
merka tidaklah begitu merdu atau nyaman di telinga, tetapi keberanian
tampil di depan ratusan publik di usia 3-4 adalah modal percaya diri
bagi anak-anak.
Sesudah itu, sekitar 7 orang anak TK A
berlari-lari naik ke pentas. Tingkah mereka yang lucu, membuat kami
terpingkal-pingkal. Ada yang garuk-garuk kepala, ada yang memanggil
teman-temannya, ada yang saling dorong. Tetapi, mereka mampu menampilkan
lagu "Bacalah Alkitab" hingga tuntas.
"Bacalah Alkitab, Doa tiap hari, Kalau Kau Mau Tumbuh," sambil melapis tangan, semakin naik, semakin naik, bertumbuh.
"Nini Titah Pa Limahon", sebuah karya komponis lagu Rohani Simalungun
almarhum St AK Saragih dinyanyikan oleh 11 orang ASM TK B. Narasi yang
ditampilkan MC Sy Hersanta Purba, mengingatkan semua Jemaat bahwa
pencipta lagu tersebut sudah mencipta sekitar 400 lagu, dan beliau sudah
meninggal 2012 lalu. Selain menyanyikan lagunya, anak-anak sekolah
minggu juga mengenal pencipta lagunya, menginspirasi mereka.
Jemaat kemudian dihangatkan, dibahagiakan dengan penampilan 20 anak
sekolah Minggu kelas kecil yang menyanyikan lagu "Ahu Anak Sikolah
Minggu GKPS" dan "Aku Bahagia". Dua lagu ini menampilkan 'kekocakan'
setiap anak dengan berbagai tingkah mereka yang lucu".
Pentas
kemudian berganti dengan 15 ASM Kelas Besar yang membawakan lagu "Sada
do Dalan" dan Yesus Kekasih Jiwaku". "...arta, habayakon in, seng na boi
paluahkon, apalagi gogohni dunia on seng na boi paluahkon, seng boi das
bai bapa ini, anggo seng marhiteihon Yesus in".
Para pengunjung
kembali diingatkan kampung halamannya. 10 orang ASM kelas kecil tampil
dengan pakaian adat Simalungun. "Kita akan menyaksikan persembahan
berikutnya, Tarian Sitalasari," kata MC.
Salah satu penampilan
yang mungkin blum pernah terjadi di GKPS Simalingkar selama ini adalah
tampilnya 32 orang Pengurus Seksi Sikolah Minggu, Guru Sekolah Minggu
dan keluarga. Semuanya membawa angklung.
Suara angklung yang
benar-benar beda dari suara sebelumnya melantunkan lagu "Hanima Na
Porsaya in". Pertunjukan angklung ini dipimpin St Jandes Saragih, MKes
Puncak acara tadi malam adalah tampilnya penyanyi solo Rahel br Girsang
diiringi asamble musik: gitar, keyboard, biola, drum, yang dimaninkan
anak-anak sekolah Minggu dan Remaja GKPS Simalingkar.
Layaknya sebuah
concert dan dipandu pembimbing sekolah Minggu St Jhonmaren Girsang.
Kembali jemaat bernostalgia. "Tarian Haroan Bolon" ditampilkan oleh 6
orang ASM Kelas Besar. Haroan bolon adalah bentuk gotong royong di
Smalungun.
Lantas, 20 orang ASM naik ke pentas menyanyikan lagu
"I will Follow Him". Gerak, tingkah mereka sungguh membanggakan. Mereka
adalah anak-anak berbakat. Mereka adalah gereja masa depan.
Acara berakhir dengan tampilnya sekitar 150 orang pendukung acara ke
pentas. Mereka bersatu, sehati sepikir, menampilkan yang terbaik bagi
Tuhan.
Pengantar Jemaat GKPS Simalingkar menutup seluruh rangkaianacara dengan doa!
Terima kasih Pengurus Sekolah Minggu GKPS Simalingkar, terima kasih Tuhan!.
Mari kita memaknai pagelaran ini sebagai sebuah proses mendekatkan diri
kepadaNya. Dia yang suci (holy), kasih (love), adil (Righteousness),
baik (good), benar (truth)". Mendekat kepadaNya, membuat anak-anak kita
meniru sifat-sifat Allah.Tidak ada pagelaran yang sempurna, marilah menyempurnakannya terus menerus, sehingga esensi setiap pagelan dapat kita temukan.
Medan, 15 Mei 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar