My 500 Words

Kamis, 14 Maret 2013

Menyuarakan Perempuan Melalui Tulisan


(Refleksi Lima Tahun Menulis Perempuan)

Oleh: Jannerson Girsang

Menulis tentang keberhasilan dan kegagalan perempuan memberi inspirasi bagi penulisnya, sekaligus mereka yang membacanya. Membicarakan prestasi dan kejutan-kejutan yang muncul dalam kehidupan mereka adalah salah satu cara yang saya tempuh untuk menyuarakan suara perempuan melalui penulisan buku-buku biografi yang peluncurannya dipublikasi media dan menulis artikel tentang perempuan. Sebuah refleksi satu hari di Ulang Tahunku ke-52.

Saya sangat berharap saran-saran dari teman-teman semua, kiranya apa yang saya lakukan selama lima tahun terakhir ini bermanfaat.  Semoga bermanfaat dan majulah Perempuan Indonesia.

Buku Biografi dan Otobiografi

Tujuh buku biografi dan otobiografi perempuan pesanan dalam rangka Ulang Tahun dan acara khusus, ternyata membuat saya tertarik lebih dalam memahami kehidupan perempuan serta kiprah mereka dalam berbagai bidang kehidupan. Tentu, semua berawal dari  kekaguman saya kepada ibu saya sendiri yang tidak beda dengan kekagumanku pada mereka.  

Perempuan yang saya tulis menonjolkan kelembutannya merawat anak-anaknya, melayani suaminya, mencari nafkah, dan aktif dalam organisasi perempuan di gereja. Mereka mendidik anak-anaknya hingga berhasil dengan atau tanpa suami, mewariskan nilai-nilai baik bagi anak-anaknya.  Mereka adalah pekerja keras, menghargai nilai-nilai adat dan agama sekaligus.  

Dari buku yang saya tulis itu dua diantaranya agak berbeda dari kebanyakan perempuan Sumatera Utara. Cony Hardianti, bekas peserta Pertukaran Pelajar Indonesia-Amerika  adalah seorang pekerja sosial yang tekun dalam pekerjaannya, tetapi meninggal dalam menjalankan tugas. Dia meninggalkan seorang putri (saat itu baru berusia 5 tahun), sementara sebelum putrinya lahir, keluarganya bercerai.

Sementara buku kecil “Apa di Balik Gunung:  adalah otobiografi Lermianna Girsang, seorang bible frau yang memilih tidak menikah dan sepenuhnya menjalankan tugas pelayanan di gereja.    


Buku Biografi dan Otobiografi

Tujuh buku biografi dan otobiografi perempuan pesanan dalam rangka Ulang Tahun dan acara khusus, ternyata membuat saya tertarik lebih dalam memahami kehidupan perempuan serta kiprah mereka dalam berbagai bidang kehidupan. Tentu, semua berawal dari  kekaguman saya kepada ibu saya sendiri yang tidak beda dengan kekagumanku pada mereka.  

Perempuan yang saya tulis menonjolkan kelembutannya merawat anak-anaknya, melayani suaminya, mencari nafkah, dan aktif dalam organisasi perempuan di gereja. Mereka mendidik anak-anaknya hingga berhasil dengan atau tanpa suami, mewariskan nilai-nilai baik bagi anak-anaknya.  Mereka adalah pekerja keras, menghargai nilai-nilai adat dan agama sekaligus.  

Dari buku yang saya tulis itu dua diantaranya agak berbeda dari kebanyakan perempuan Sumatera Utara. Cony Hardianti, bekas peserta Pertukaran Pelajar Indonesia-Amerika  adalah seorang pekerja sosial yang tekun dalam pekerjaannya, tetapi meninggal dalam menjalankan tugas. Dia meninggalkan seorang putri (saat itu baru berusia 5 tahun), sementara bertahun-tahun sebelumnya dia menjadi single parent

Sementara buku kecil “Apa di Balik Gunung:  adalah otobiografi Lermianna Girsang, seorang bible frau yang memilih tidak menikah dan sepenuhnya menjalankan tugas pelayanan di gereja.       
Dari enam tokoh yang kutulis tentang perempuan Batak, semuanya menunjukkan peran perempuan yang cukup besar dalam keluarga.    
  1. Girsang, Jannerson, 2011. Tuhan Pemimpin Hidupku.  Biografi Lydia Siahaan, seorang aktivis perempuan dan seorang ibu rumah tangga. (1000 eksemplar)
  2. Girsang, Jannerson, 2009.  Apa di Balik Gunung: Profil Lermianna Girsang. Seorang Bible Frau GKPS yang melayani selama 38 tahun dan pension, Desember 2009.  
  3. Girsang, Jannerson, 2009. Berdoa dan Menabur Kasih. September 16, 2009. Editor Nursusilo Raharjo.  (1000 eksemplar). Floriana Tobing meninggalkan pekerjaannya sebagai perawat lulusan Jerman untuk mengikuti suaminya, Pdt Armencius Munthe yang kemudian menjadi Ephorus GKPS beberapa periode.
  4. Girsang, Jannerson, 2008. Haholongon. Biografi  Johanna br Banjarnahor. 26 April 2008 di  Danau Toba Hotel Medan. Editor : J. Anto dan Bersihar Lubis. Peluncuran diliput oleh media lokal Sinar Indonesia Baru ( 4 Mei  2008). (1000 eksemplar). Johanna adalah seorang ibu parrengge-rengge yang berhasil membimbing 11 orang anaknya menjadi “orang”. 
  5. Girsang, Jannerson, 2007. Perjuangan Tiada Akhir. Biografi Sauria br Sitanggang, pendiri dan pemilik Rumah Sakit dan Pendidikan Sari Mutiara, Medan. 15 Desember 2007. Editor : J. Anto. (1000 eksemplar). Sauria adalah seorang perempuan yang berjiwa wira usaha. Seorang bidan yang memiliki visi besar yang mampu mendirikan RS Sari Mutiara di berbagai kota dan mendirikan Lembaga Pendidikan Sari Mutiara.
  6. Girsang, Jannerson, 2006. Setia Sampai Akhir. Biografi Cony Hardiana Putri, Pekerja Sosial pada Tsunami dan Gempa Aceh dan Nias, meninggal dalam tugas 3 Januari, 2006.  Diluncurkan di Sumatra Village Hotel, Medan, Februari 2006. Editor : J. Anto. Diterbitkan dalam dua bahasa. Indonesia-Inggeris. (1000 eksemplar)
  7. Girsang, Jannerson, 2005. Ketegaran Seorang Ibu. Biografi Rosdiana T br Munthe. Editor J. Anto. Diluncurkan di Gedung Nasional Sidikalang, 14 Februari 2005. Dimuat di media local Harian Sinar Indonesia Baru, 22 Pebruari 2005. (1000 eksemplar). Rosdiana adalah ibu dari pengacara terkenal Junivert Girsang dan Junimart Girsang. Suaminya meninggal ketika ketujuh anak-anaknya masih dalam usia sekolah. Junivert sendiri harus mengurungkan niatnya ke AKABRI karena saat pendaftaran akhir ayahnya meninggal.
Artikel-artikel  di Media

Sejak 2008 saya menuliskan artikel-artikel tentang berbagai ragam perempuan yang diambil dari peristiwa atau prestasi mereka dalam bidang tertentu dan diterbitkan di harian Analisa, Sinar Indonesia Baru dan Jurnal Medan.

Melalui berbagai perenungan dan diskusi di dalam pertemuan-pertemuan gerakan perempuan di daerah ini, saya menuliskan artikel-artikel seputar peluang-peluang perempuan di dalam pemilihan kepala daerah (Kabupaten/Kota dan Provinsi).

Selain itu, para perempuan yang berprestasi secara nasional menarik untuk ditampilkan sebagai perbandingan bagi daerah ini. Mulai dari penulis, seniman dan juga pejabat tinggi perempuan korban keganasan system pemerintahan yang bobrok.
Dua kisah perempuan dari daerah gempa di Nias, Ria Telaumbanua dan Junisan Ndraha. Keduanya adalah korban selamat dari gempa Nias.   

Dari luar negeri, saya menulis perempuan-perempuan yang berhasil menduduki jabatan seperti Perdana Menteri di Thailand, Direktur IMF, penulis buku terkenal, serta nasib malang yang menimpa Whitney Houston yang di akhir hidupnya terlibat obat-obat terlarang dan meninggal karena overdosis. 



Sumatera Utara 
  1.  80 Tahun Floriana Tobing: Siswa Sekolah Diakonia Pertama ke Jerman, Harian Sinar Indonesia Baru, 18 September 2011 (Profil)
  2. Ria Telaumbanua: Hotel Itu Ambruk, Sahabat Saya Meninggal, Figure: www.nias-bangkit.com. Posting 2 April 2011 (Profil)
  3.  Junisan Ndraha, Penyiar Muda Berbakat di RRI Gunungsitoli, Figure, www.nias-bangkit.com, 19 Mei 2011 (Profil)
  4. Selamat Datang 2008: “Tahun Kebangkitan Politik Perempuan” Harian Analisa 11 Januari 2008. (Perempuan)
  5. Menghadapi Pilkada di 7 Kabupaten: “Mampukah Perempuan Bersaing”. Sebuah Catatan Mengikuti Pertemuan Perempuan Sumatera Utara, Harian Analisa 26 Mei 2009. (Perempuan)
  6. Cagubsu dan Cawagubsu Perempuan, Muncullah!. Harian Analisa, 4 Juli 2012. (Perempuan). 
Nasional.     


  1. Menyambut Hari Kartini 2009: ”Kartini Baru dan Keterwakilan Perempuan” Harian Analisa, 21 April 2009. (Perempuan)
  2. "Keong Racun" dan Maknanya bagi Kita, Harian Analisa, 10 Agustus 2010. (Profil)
  3. Mengenal Alberthiene Endah ”Karya dan Prestasi Perempuan dalam Biografi”, Harian Jurnal Medan, 7 Nopember 2011 (Profil)
  4. Mengenal Lucya Chriz, Penulis Novel Amang Parsinuan: “Tinggalkan Pekerjaan Mapan, Fokus Menulis”. Harian Batak Pos, Februari 2012.
  5. The Indonesian Golden Woman Singer: Anggun C Sasmi yang Menginspirasi. Harian Jurnal Medan, 16 Pebruari 2012 (Profil)
  6. Memaknai Sri Mulyani Peringkat 72 Orang Paling Berpengaruh di Dunia, Versi Forbes.  "Emas Tetap Jadi Emas". Harian Analisa, 28 Agustus 2012. Artikel ini juga dimuat di:  http://srimulyani.net/2012/08/30/emas-tetap-jadi-emas.
  7. Selamat Jalan SK Trimurti, Harian Analisa, 22 Mei 2008. (Orbituari).
  8. In Memoriam Ida Kusuma (1939-2010) "What Happen, Aya Naon", Harian Analisa 4
  9. In Memoriam: Titi Said (1935-2011) ”Jadilah Angin dan Air yang Baik”, Harian Analisa, 28 Oktober 2011 (Orbituari)
  10. Menyambut Hari Pers Nasional 2012 Merenungkan Perjuangan SK Trimurti (Jurnal Medan, 9 Pebruari 2012 (Jurnalistik)
  11.  Kampanye Membaca 2013 Hanna Latuputty: Targetkan Buku yang Dibaca!

Internasional.   
  1.  Menjadi Istri Pejabat: Berpengaruh, Tidak Sekedar Pendamping, Harian Analisa 19 Oktober 2010. (Profil)
  2.  Christine Lagarde: Perempuan Pertama Direktur IMF, Harian Analisa, 5 Juli 2011 (Profil)
  3.  Amanda Hocking, Sukses Penulis Self Publishing, Dua Tahun Meraup Jutaan Dollar Harian Analisa, 13 Juli 2011 (Profil)
  4. PM Perempuan Pertama di Thailand Yingluck Shinawatra, Harian Analisa, 18 Juli 2011. (Profil)
  5. Catatan Kecil tentang Kathryn Stockett Penulis Novel The Help:  ”Lima Tahun Menulis Novel, Enam Puluh Kali Ditolak”. Harian Analisa, Rebana 5 September 2012. (Profil).
  6. Daur Ulang Senilai Manusia dari Tong Sampah. Harian Analisa, 8 Agustus 2012. (Profil).
  7.  In Memoriam Whitney Houston: Ketenaran, Harta tak Menjamin Kebahagiaan. Harian Analisa 18 Pebruari 2012.(Profil).


Kampanye Membaca 2013 Hanna Latuputty: Targetkan Buku yang Dibaca! (Harian Analisa, 1 Pebruari 2013)



Oleh: Jannerson Girsang. 


Kampanye membaca memerlukan sebuah teladan. Tidak hanya mengajak membaca dengan teori-teori membaca. Artikel ini mengisahkan pengalaman Hanna Latuputty seorang pustakawan yang menargetkan jumlah buku yang akan dibaca dalam satu tahun, dan mampu mencatat dan mengikat makna isi buku yang dibacanya.

Hanna Latuputty, SS menggeluti dunia kepustakawan sekolah sejak ia lulus S1 tahun 1995 dari Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Sastra [kini Fakultas Ilmu Budaya], Universitas Indonesia. Hanna adalah salah satu pendiri Asosiasi Pekerja Informasi Sekolah Indonesia dan menjabat sebagai Ketua. Saat ini ia bekerja sebagai Senior Librarian di Dickens Library, The British International School, Jakarta. (http://apisi.org/profil-trainer).

Hanna juga berperan dalam menopang kegiatan pembelajaran siswa yang mengambil program IB Diploma. Hanna aktif mempromosikan literasi informasi dan kegiatan serta pelatihan kepustakawanan sekolah ke berbagai kota di Indonesia dan luar negeri. Hanna juga menjabat sebagai salah satu pengurus Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia [ATPUSI] dan co-chair Special Interest Group-International Focus di International Association of School Librarianship [IASL].

Melalui blognya http://rakbukukathy.blogspot.com, Hanna Latuputty, seorang pustakawan memaparkan pengalamannya membaca dan menargetkan bacaannya pada 2010.

Menelusuri blog itu saya merasa ibarat rusa masuk kampung. Selama ini, saya membaca apa adanya, sesuka hati, tergantung mood. Tentu masih banyak orang seperti saya. Saya tidak perlu berkecil hati, karena Hanna sendiri baru memulainya 2010.

Dari blog ini, saya belajar membaca dengan membuat target buku-buku yang dibaca. Saya belum pernah menargetkan jumlah buku yang saya baca dalam satu tahun dan belum secara teratur mencatat isi buku sesuai dengan kalimat-kalimat saya sendiri dan merekamnya dalam blog. Barangkali Anda termasuk seperti saya. Inilah blog yang menginspirasi saya dan Anda menargetkan topic bacaan 2013 ini.

Hanna menuangkan pengalaman pertamanya menargetkan bacaan satu tahun dalam sebuah artikel yang dipostingnya tanggal 25 Maret 2010 berjudul "Tantangan Membaca buku 50 Judul Setahun".

Artikel ini mengisahkan awal Hanna menargetkan membaca buku. Dia juga belajar dari orang lain yang menuangkan pengalamannya di internet. "Beberapa waktu lalu saat saya browsing laman tentang dunia perpustakaan sempat terlihat beberapa slogan tentang tantangan membaca. Salah satunya adalah 75 Books Challenge for 2010. Menarik, karena banyak pustakawan yang kemudian mengikuti kampanye ini dan mulai mendaftar buku-buku yang ingin mereka baca. Entah mengapa, setelah itu saya mulai menimbang-nimbang ide menarik ini".

Hanna kemudian membuat target bagi dirinya sendiri. Reading Challenge: 50 books I wish to read in 2010 (Tantangan Membaca: 50 Buku yang Ingin Saya Baca sepanjang 2010).

Sebuah target yang benar-benar menantang. Satu minggu menyelesaikan satu buku. Sebuah target yang ketat dan memotivasinya sepanjang 2010.

Pengalaman Hanna benar-benar membuat saya terbangun dari tidur, setelah berusia 52 tahun. Bagi Anda yang berusia di bawah saya, atau di atasnya, dan belum memulai merupakan sebuah tantangan di 2013 ini.

Daftar target buku-buku yang akan dibacanya dijejerkan di sebelah kanan, dari atas ke bawah. Kalau Anda mengunjungi blog ini, maka terpampang buku-buku yang dibacanya. Antara lain Bartlett, Allison Hoover. The man who loved books too much, Coelho, Paulo. Alchemist, Byrne, Rhonda (The Secret), Li, Yiyun (A thousand years of good prayersm), Wood, John (Leaving Microsoft to change the World), Asura, E. Rokajat (Wangsit Siliwangi, Bk 2), Albom, Mitch (For one more day), Blume, Judy (It’s not the end of the world), Asura, E. Rokajat (Prabu Siliwangi Bk 1), Hemingway, Ernest (The short stories), Berger, John (To the wedding), Ayu, Djenar Maesa. (Jangan main main dengan kelaminmu), Bartlett, Allison Hoover (The man who loved books too much).

Setiap selesai membaca buku, sebagi bukti dirinya membaca, maka Hanna membuat catatan dan mempostingnya di blog itu. Di sebelah kanan blognya, misalnya saya menemukan ringkasan "A thousand years of good prayers" yang ditulis Yiyun Li. Dia menyarikan hasil kegiatannya membaca dan menilai buku yang dibacanya. Di akhir ringkasan itu dia menuliskan rekomendasi: "Buku yang layak untuk dibaca".

Selain menjadi pengetahuan bagi dirinya, Hanna telah menyumbangkan hasil pekerjaannya secara gratis kepada setiap orang yang membaca blognya. Sebuah kampanye membaca dalam praktek, tidak hanya menghimbau membaca, tanpa contoh-contoh yang aktual yang bisa diteladani.

Sebuah kesaksian menarik dari pemilik blog ini adalah pendapatnya tentang target membacanya itu.

"Bagi saya tantangan membaca 50 judul sama seperti sebuah perencanaan perjalanan menikmati keanekaragaman dan kekayaan beragam petualangan dunia yang diangkat oleh para penulis buku-buku itu. Membaca adalah perjalanan mengarungi suatu dunia baru, yang mungkin belum pernah kita temui sebelumnya. Membaca adalah berpetualang. Mengalami sebuah pengalaman batin yang saya yakin akan memperkaya dunia batiniah pembaca. Membaca itu sangat subyektif. Ada kala kita suka, ada kala kita tidak suka, ada kala kita hanya ingin melihat tanpa memegang, ada kala kita ingin ikut masuk berpetualang ke dalamnya atau sekadar mendengar pengalaman penulisnya. Buat saya, tantangan membaca ini adalah petualangan-petualangan yang selalu saya nantikan. Apakah saya bisa melaluinya selama tahun 2010? Saya tidak dapat memastikannya. Namun hal yang pasti, saya akan mengalami keragaman petualangan melalui buku-buku yang akan saya baca"

Pembaca yang ingin meniru cara Hanna membaca dan membuat target bacaan, silakan kunjung blognya. Dia memiliki dua blog lain yang bercerita tentang pengalamannya sebagai pustakawan, perjalanannya ke berbagai tempat di dalam dan di luar negeri (Australia, Jaimaica dan berbagai Negara lain) dan kegiatannya sebagai seorang ibu rumah tangga.

Inilah salah satu dampak positif kehadiran internet. Pengetahuan dan pengalaman orang lain yang dituliskan dalam blog, memberikan kesempatan para pengakses belajar hal-hal yang baru.

Pelajaran dari kisah Hanna di atas adalah seorang pembaca perlu menargetkan dan memiliki buku-buku yang dibacanya dalam rentang waktu tertentu. Para pustakawan kita tidak hanya mengajak para warga untuk membaca, tetapi juga memberi contoh pengalaman-pengalaman membaca. Baperasda mungkin sudah saatnya membuat perlombaan blog yang memuat kisah pengalaman membaca, sehingga kampanye membaca dapat dilakukan melalui inspirasi membaca.

Mari terus meningkatkan kampanye membaca dan meneladani para pembaca dengan kisah-kisah nyata yang membuat warga kita makin mengapresiasi buku, karya cipta di 2013. Semoga!.***

Dimuat di Rubrik Opini Harian Analisa,  Jumat, 01 Feb 2013