My 500 Words

Jumat, 20 Mei 2016

Belajarlah Menghargai yang Hadir


Oleh: Jannerson Girsang

Dialog menghakimi orang yang tidak hadir seringkali terdengar khususnya dalam perkumpulan-perkumpulan sosial.

Terlalu sering membiarkan suasana negatif seperti ini, akan membuang banyak waktu, menghilangkan konsentrasi, bahkan secara tidak sadar memunculkan demotivasi

Manalah ada organisasi yang anggotanya hadir 100%. Selalu saja ada yang tidak hadir. Sebaiknya, belajarlah menghargai yang hadir.

Umumnya, peserta yang sering tidak hadir, paling banyak komentar, parahnya, mendiskreditkan temannya yang tidak hadir pula.

Yang tidak hadir kemaren, menghakimi yang tidak hadir hari ini, seolah dialah yang paling rajin hadir. Padahal, selama sebulan terakhir, baru kali itulah dia hadir

Komentar seperti ini muncul juga dari orang yang rajin hadir tapi tidak tulus, supaya dia dianggap pahlawan. .
Akhirnya banyak waktu terbuang menghakimi yang tidak hadir. Siapa yang paling rajin dan yang tidak rajin!.

Kadang, malah terlupakan membicarakan program yang selesai dan belum selesai. Padahal program yang baiklah yang akan membuat orang tertarik pada pertemuan.

Dalam sebuah pertemuan, seorang bapa, yang sudah lama absen, kesal melihat jumlah yang hadir hanya sedikit, tiba-tiba berkomentar supaya seolah dialah paling rajin hadir, dan peduli. .

"Inilah, saya kesal juga kita begini. Saat awak datang,banyak tidak hadir. Ayo dibuat aja peraturan, kalau tiga kali tidak hadir diberi peringatan," katanya. .

Besoknya,yang ngomong tadi tidak hadir dalam pertemuan. Kemudian yang absen hari sebelumnya, nyeletuk lagi.

"Kesal juga kita begini, awak sudah datang, yang hadir cuma sedikit. Ayo Ketua, buat aturanlah. Kalau tiga kali tidak hadir diberi peringatan," katanya.

Yang rajin hadir tapi tidak tulus, ingin dirinya dihargai sebagai pahlawan sering kesal dan nyeletuk juga.

"Kesal juga saya kalau begini, awak sudah datang tiap pertemuan. Nggak ada bedanya rajin dan tidak rajin," katanya.

Umumnya yang rajin hadir, dan tulus, tidak banyak komentar. Lalu, dia mengingatkan teman-temannya..

"Mari kita hargai yang datang! Tidak usah membicarakan yang tidak datang, dosa lho. Mereka tidak mendengar mereka kita bicarakan. Mari kita komunikasikan kepada teman-teman yang tidak datang, hal-hal baik yang kita peroleh dari pertemuan ini. Semoga mereka tertarik untuk datang ke pertemuan berikutnya",

Teman-temannya diam dan tunduk kepala kemudian melanjutkan pertemuan.Menghargai yang hadir, adalah tugas pemimpin untuk mensosialisasikannya.

Medan, Menjelang Tengah Malam, 20 Mei 2015. 

Kamis, 19 Mei 2016

Surat dari si "Pintar" Jeff Goins


Hari ini saya bergabung dengan Jeff Goins--penulis buku best seller The Art of Work" dan buku The Beginner's Guide to Building an Audience. 

Janji menulis 500 kata per hari.

Sebelumnya, saya memang sudah melatih diri menulis satu artikel sehari, walau tidak terus menerus. Tetapi, karena seorang penulis hebat menyarankan pengalamannya, saya ikuti saja dulu. Pasti ada sesuatu yang berubah pada diri saya.

Jeff menyarankan saya menuliskannya di FB, jadi saya tuliskan juga. Semoga berguna bagi teman-teman. Berikut suratnya.

Hi,

Welcome to the My 500 Words community.

The first, most important thing in starting any new habit is commitment.

Today is the first day of your 31-day challenge. Maybe it feels intimidating. Maybe it feels exciting.
A month isn't a short amount of time. If you finish this challenge, you will have written over 15,000 words. 

That's a lot.

We have a whole community here to encourage you and help you complete the challenge (and keep going if you want to). But ultimately, you have to want it for yourself more than anyone else wants it for you.

So what do you do to get started?

Commit - now. Not when you're 10 days in and already exhausted. Make a mental effort to decide to finish this thing before you start.

Announce it on Facebook. Write a blog post (be sure to join the link-up here: http://my500words.com/participants/). Tell your neighbor. Ask a friend to hold you accountable.

 Do something today to declare to the world your commitment to write for 31 days straight.

And then deliver on what you promised. Oh, and course, write 500 words. But you knew that already.

See you tomorrow!

Jeff

Medan, 18 Mei 2016

My 500 WORDS


Menulis lima ratus kata setiap hari selama 31 hari terus menerus, ternyata bukan pekerjaan mudah. Kalau satu hari lima ratus kata, berarti setahun sudah 180 ribu kata, dua buku lebih tuh!

Di Indonesia, saya baru menemukan seorang professor (Prof Imam Suprayogo, mantan Rektor Universitas Islam Malang, yang menulis disiplin setiap hari. Dalam kesibukannya sebagai seorang orang nomor satu di universitas itu, beliau mampu menulis satu artikel setiap kembali dari sembahyang subuh, secara terus menerus.

Beliau pernah mendapat penghargaan dari Murry, karena mampu menulis lebih dari 2000 artikel dalam dua tahun. Artinya beliau mampu menulis setiap hari minimal satu artikel dan diposting ke blog pribadinya..
Dulu, saya rajin mengunjungi blognya, tetapi sudah lebh setahun saya tidak mengunjunginya.

Saya telah mencobanya, tetapi tidak pernah tercapai hingga sekarang. Selalu saja menemukan halangan. Apakah saya keluar kota, atau tidak bergairah menulis.

Jeff Goins menasehatkan agar menulis 500 kata sehari. "My 500 Words. "Jangan memakan gajah, sekali gigit," katanya.

Dalam artikelnya "The Secret to Developing a Regular Writing Habit", Rahasia Mengembangkan Kebiasan Menulis yang Regular, teratur. Jeff menganjurkan metoda ini untuk menulis sebuah buku.

Banyak orang mengikuti training, membaca tentang menulis, tetapi tidak menuliskannya. "And this is where most people fail. They never actually write a word. They talk about writing, think about writing, even read about writing. But they do not write," kata Jeff.

Dengan berlatih dan disiplin, Jeff kini sudah menjadi penulis terkenal di Amerika. Menjadi penulis untuk lebih dari 100 majalah, publikasi dan blog.

Menulis, hanya butuh latihan dan disiplin, tidak butuh banyak teori.Memang tidak mudah. Butuh Passion, updating pengetahuan untuk menemukan ide menulis, latihan menulis terus menerus untuk meningkatkan keahlian.

Jangan terus belajar bagaimana menulis, teta[i menulislah setiap hari!. Demikian nasehat Jeff Godins!. . .

Medan, 18 Mei  2016

Penulis Adalah Prajurit Perang


Oleh: Jannerson Girsang

Penulis adalah prajurit perang!. Mereka berperang merebut hati pembaca. Tanpa pembaca, maka tulisan itu seolah jatuh ke telinga orang yang tuli (tidak mendengar).

Saya beruntung, karena melalui Facebook ini, saya menemukan pembaca saya yang setia. Terima kasih banyak! Ada sekitar 600 orang lebih yang jadi follower, dari sekian ribu teman!

Setiap penulis harus memiliki audience (pembaca)!. Wah, perintah baru nih! Penulis abad ke-21. .
Bagaimana caranya, itulah sebuah buku yang kutemukan sore ini dan saya posting dalam status ini. Buku ini hanya 29 halaman dan berisi tentang cara memperoleh audience menggunakan kekuatan "group" atau penulisnya bilang "tribe".

Semoga teman-teman juga bisa mendownloadnya, dan berbagi bersama yang lain.
Saya sendiri baru mulai mempelajarinya. Sejauh ini yang saya tau mencari pembaca adalah menulis buku, memasukkan tulisan melalui artikel di media cetak/online, dan seperti sore ini, menulis di FB. Mudah-mudahan ada yang membaca.

Begitulah kisahku sore ini!

Dalam suasana letih menulis buku, saya harus menyegarkan pikiran dengan membaca atau mencari topik lain.
Menulis memerlukan ketahanan mental untuk terus berada di depan komputer, apalagi sudah mendekati deadline. Saya harus mampu duduk sendiri berjam-jam.

Salah satu aktivitas yang sering saya lakukan dalam suasana seperti itu adalah berselancar di internet, dan menemukan sesuatu yang membuat otak cair kembali.

Begitulah sore ini. Ketika menghadapi writer's block (keinginan menulis berhenti) dalam penulisan sebuah buku, saya melakukan searching di internet.

Awalnya, saya menemukan sebuah nama Jeff Goin yang baru sore ini kutemukan. Di youtube ternyata nama itu cukup populer di dunia ini.

Lalu, rasa ingin tau saya muncul, dan mencari tau nama itu lebih jauh!.

Ternyata kehebatannya paling top mampu memperoleh pembaca blognya 100.000 selama 18 bulan, dengan teknik yang dikembangkannya sendiri. .

Bandingkan dengan blog saya www.harangan-sitora.blogspot.com baru dikunjungi sekitar 65.000 orang dari 100 negara, selama enam tahun. Saya kira kekurangan saya adalah tidak pernah peduli siapa pengunjung saya, dan siapa mereka.

Beda dengan Jeff yang sangat peduli audiencenya. Dalam 18 bulan itu kehidupannya berubah total. Dia berhenti dari pekerjaannya dan hanya menulis penuh waktu. Mampu mendukung keuangan keluarganya
"This audience helped me replace my wife’s income and then my own, allowing me to quit my job. All of this happened in about 18 months. Now, I’m able to support my family through writing full-time,something I never thought possible. Sounds crazy, doesn’t it? But it’s not. Not if you take your time to build the audience. Not if you find your tribe":

Prestasi menulis pria asal Chicago ini juga kemudian mengangumkan. Setelah menulis selama enam tahun, Jeff menghasilkan 4 buku, dan satu diantaranya The Art of Work adalah national best seller di Amerika.
Dalam interviewnya dengan sebuah mediaonline di youtube, saya mendengar nama website "www.goinsblog.com".

Lantas, saya searching nama itu. Saya menemukan tulisan "Get the attention your work deserves — with free tips on writing and creativity". Saya disuruh mengisi nama dan alamat email.

Lalu saya diperintahkan mengkonfirmasi email tersebut dan perintah itu saya laksanakan

Apa yang kudapat teman-teman?.

Betapa terkejutnya saya!.Dalam hitungan detik, saya sudah bisa mendownload secara gratis, sebuah e-book: The Beginner's Guide to Build the Audience, karya Jeff Goin..

Buku ini berisi pengalaman Jeff Goin serta filosofi menulis di abad ke 21 ini, serta bagaimana caranya memperoleh audience (pembaca) kita.

Dalam pengakuannya, sebelumnya, menulis bagi Jeff Goin adalah mencari pengakuan, popularitas, penghargaan.

"My writing journey began as a search or accolades and awards, recognition and fame. Instead, I found frustration and disillusionment," katanya.

Cukup banyak penulis yang memiliki motivasi seperti itu, dan akhirnya memang seperti pengalaman Jeff: frustrasi!

Ternyata untuk tahan menulis terus menerus, Jeff Goin mengatakan bahwa menulis harus menjadi passion. Andrea Hirata katakan, Kalau tidak menulis seperti ada yang hilang.Ada yang terasa gatal, gitu lho!

Bahkan Jeff Goin bilang: "If nobody but me showed up to read my words, I would still write. If I never won an award or got published, I would still write. If I never earned a dime, I would still write"

Penulis itu seperti prajurit dalam perang. Perang merebut hati pembaca. Kata Jeff, kita para penulis ternyata berperang merebut hati pembaca. Jeff Gobin mengatakan seorang penulis memerlukan audience. Pembaca setia tulisan Anda!.

Sebagus apapun tulisan jika tidak memiliki pembaca, artikel atau tulisan itu seolah hanya.akan jatuh pada telinga yang tuli.

"Without an audience of readers, your words will fall on deaf ears— no matter how important or inspired they seem".

Kini Jeff Goin menulis untuk 100 majalah, publikasi dan blog.

Teman-teman, silakan membuka website yang saya posting di bawah ini, dan temukan buku tersebut secara gratis!

Jeff Goin dapat dihubungi melalui goinswriter.com, dan memiliki Twitter: @jeffgoins,Facebook: facebook.com/goinswriter, G+: gplus.to/jeffgoins.

Medan, 17 Mei 2016

Selasa, 17 Mei 2016

Setya Novanto Ketum, Golkar Keluar dari KMP


Setelah secara mengejutkan menyatakan diri keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP), Golkar memilih Setya Novanto sebagau Ketua Umum Partai berlambang beringin itu.

Tanda-tanda Setya Novanto akan menjadi Ketua Umum, memang sejak awal sudah terlihat. Lima hari sebelum pemilihan, mantan Ketua DPR-RI yang lengser karena kasus "Papa dan Mama Minta Saham" itu sudah mengeluarkan sinyal penting.

"Bakal calon ketua umum Partai Golkar, Setya Novanto, berjanji akan membawa Golkar mendukung pemerintah apabila memenangi pertarungan dalam musyawarah nasional luar biasa di Bali pada 15-17 Mei mendatang," demikian kutip Kompas.com, Jumat 6/5/2016.

Calon Ketua umum seperti ini, tentu sangat dibutuhkan pemerintahan Jokowi, siapapun orangnya, apakah punya track record jelek atau baik di mata rakyat.

Isu liarpun berkembang!.

Isu Presiden dukung Setya Novanto menjadi Ketua Umum beredar di tengah Munaslub Golkar di Bali. Walaupun isu tersebut dibantah petinggi Golkar.

"Soal isu Luhut bilang Presiden dukung SN itu tidak benar dan ngawur," kata petinggi Golkar, Bambang Soesatyo, seperti dikutip Kompas.com.

Namun, di lapangan ternyata bukan hanya issu, tetapi Luhut Panjaitan (Penasehat Golkar), yang juga Menkopolhukam pemerintahan Jokowi itu, seperti diberitakan media makan siang bersama dengan Setya Novanto, dan para petinggi Golkar lainnya.

"No free for lunch," kata pepatah!

Beberapa jam sebelum pemilihan Ketua Umum, Partai Golkar memutuskan keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP), koalisi bentukan pada masa Pemilihan Presiden 2014. Keputusan itu diambil saat sidang paripurna Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar, Senin (16/5/2016) malam.

"Mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi keputusan Munas Partai Golkar tentang posisi Partai Golkar dalam Koalisi Merah Putih," kata Sekretaris Pimpinan Sidang Munaslub, Siti Aisyah.

Reposisi Golkar di dalam KMP dilakukan seiring dukungan partai berlambang pohon beringin itu kepada pemerintah. Secara tegas, sikap itu sebelumnya telah disampaikan saat Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar awal tahun ini.

"Keputusan Golkar untuk mendukung pemerintahan Jokowi-JK harus ditindaklanjuti dengan upaya nyata Partai Golkar. Demi menyukseskan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan," lanjut Siti Aisyah.
Sebelumnya, KMP dibentuk sebagai tandingan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pada saat Pilpres 2014. Belakangan, KIH telah berubah nama menjadi Koalisi Partai Politik Pendukung Pemerintahan, seiring dengan masuknya sejumlah partai lain di luar KIH untuk mendukung pemerintah.

Dini hari tadi, Setya Novanto (yang sempat terekam video ngantuk-ngantuk saat upacara nasional), terpilih menjadi Ketua Umum setelah Ade Komarudin--saingan satu-satunya Setya Novanto, mundur secara mengejutkan..

Golkar, sekali lagi, resmi keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP)!. Sikap Golkar ini akan memperkuat kedudukan pemerintahan Jokowi.

Namun, bagi Golkar sendiri, seorang pengamat dari UGM, Arie Sujito memprediksi, "Kalau Setya Novanto, memang tidak akan sulit diprediksi. Memang dia dekat dengan Ketum Golkar (Aburizal Bakrie) dan memiliki risosis yang besar. Namun jika dia terpilih tidak akan ada terobosannya," kata Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sujito saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/5/2015).

Menurut dia, masalah-masalah yang ditimbulkan oleh Setya Novanto sempat mempengaruhi soliditas partai. Jejak rekam Novanto dalam politik pun akhirnya diragukan akibat kasus yang menyeret petinggi Freeport dan pengusaha minyak Riza Chalid itu.

Namanya juga politik!. Kita tunggu perkembangan berikutnya!

Bagi saya sebagai rakyat, yang penting pembangunan berjalan terus. DPR mendukung program pemerintah yang baik untuk rakyat, dan tidak terus menerus berdebat soal hal-hal yang tidak penting. Rakyat makin makmur!

Medan, 17 Mei 2016

Rahasia Menulis Andrea Hirata (Sumber: Metro TV, diposting di Youtube, 21 Januari 2015)

Hari ini saya libur, menyambut Perayaan Pentakosta ke-2. Sambil mencari bahan ceramah saya di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, 25 Mei mendatang, saya melakukan searching di internet.

Terliriklah kegiatan dan Prestasi penulis-penulis Indonesia. Salah satunya, Andrea Hirata!.

Andrea tidak pernah berhenti menulis, terus menghasilkan karya-larya barunya. Menurut postingan di Youtube itu, Andrea Hirata merencanakan menerbitkan buku barunya berbahasa Jerman, di Jerman dan novel ke-9nya di Indonesia berjudul “Ayah”. (Mungkin dua buku itu sudah terbit sekarang)

Pengen tau aja sih, apa rahasia di balik suksesnya. Kok dia terus aja produktif menulis?

Ungkapan-ungkapan para penulis besar adalah energi baru untuk membangkitkan semangat, merefleksikan kembali kegiatan menulis.

Menurut Andrea Hirata, menulis itu ada dua sisi. Sisi teknis dan sisi non teknis. “Sisi teknis bisa dipelajari, gampang. Bagaimana menyampaikan sesuatu kepada pembaca,” katanya.

Jadi, tidak boleh puas kalau hanya menguasai teori menulis, karena itu hanya soal kecil. Belajar teori, emngikuti kursus penulisan, tidak akan pernah menghantarkan orang jadi penulis.

Masalah besarnya adalah bagaimana orang terus menulis walau sudah pandai menulis.

Itulah sisi non teknisnya. “Banyak anak-anak muda lupa. Yang pertama-tama itu passion (gairah). Benarkah niat menulis itu kuat. Karena menulis itu membutuhkan endurance (daya tahan)”.

Menurutnya, banyak penulis-penulis muda, baru dua halaman sudah writer’s block (tidak bergairah menulis). “Tidak punya passion (gairah),” katanya.

Hidup mati Andrea Hirata adalah menulis. “Pokoknya kalau nggak nulis saya nih, ada yang kurang. Gatal rasanya. Jadi di situ dulu deh,” katanya menasehatkan. .

Soal teknis menulis, katanya itu bisa bertanya kepada penulis-penulis senior. Dia mengaku, meski sudah menjadi penulis terkenal sekarang, masih belajar juga!

“Saya juga masih belajar. Saya beruntung punya guru di Amerika. Jadi, saya selalu bisa bertanya. Yang susah itu menimbulkan passion. Saya menulis sembilan tahun yang lalu. Saya bertekad untuk membaca 3 novel setiap minggu,” katanya.

Andrea Hirata membaca novel dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggeris. Jadi, menulis itu membaca. Menulis banyak membaca lebih banyak lagi.

Dia membaca novel bukan bahasa Indonesia saja. “ Saya bisa sedikit-sedikit bahasa Prancis. Saya baca novel bahasa Perancis juga,” katanya.

Kalau ditanya siapa yang menginspirasi menulis, Andea harus
breakdown dulu. Soalnya menulis memiliki bidang-bidang tertentu juga.

“Kalau bagaimana menulis dengan sense humor yang baik saya belajar dari Sekhtar Mehta. Menulis Culture tentang budaya di Indonesia saya belajar dari Ahmad Tohari. Menulis dengan bahasa yang puitis saya belajar dari Prof Safari.”katanya.

Satu lagi rahasia Andrea Hirata dalam menulis adalah: RISET. dan MENULIS.

Menulis, menurut Andrea Hirata, pertama-tama membutuhkan riset. Itu Jawaban kilise atau klasik. Melakukan riset!. (Membaca, Observasi, mendengar)

Menurutnya, banyak penulis muda menggunakan demikian banyak waktu untuk menulis. 90 persen waktu digunakan untuk menulis, hanya 10 persen untuk riset.

“Coba dibalik,” katanya
.
Andrea sendiri menerapkan pola 90% riset dan 10% menulis. “Saya menggunakan 10 % waktu saya menulis dan 90% riset. Ketika saya duduk menulis, sudah tau apa yang saya lakukan. Saya tidak akan mereka-reka karakter ini akan diapakan, dia akan gimana. Ketika saya menulis novelnya sudah selesai”.

Dia menambahkan, “Kalau dikatakan menulis (buku) saya bisa dikatakan hanya butuh waktu hitungan minggu. Lasykar Pelangi itu saya menulisnya 3 minggu. Padang Bulan itu 9 hari, Tapi risetnya bertahun-tahun,”.

Hebat yah. Wah, ternyata sederhana saja kalau mendengarnya. Melaksanakannya yang perlu passion. Nasehat untuk kita semua!

Ajarkan Anak Tidak Terobsesi Mengubah Orang Lain


Hindari sebisa mungkin menceritakan kepada anak-anak perlakuan buruk suami/istri atau orang lain kepada Anda! Kasihanilah Anak-anak Anda!

Seorang ibu bertutur bahwa puteranya yang baru berusia 10 tahun mengamuk setelah dia bercerita tentang mantan suaminya.

"Dia meradang dan ingin bertemu dengan ayahnya. Ia ingin menghajar ayahnya supaya tidak menyakiti saya lagi," kata wanita tersebut.

Nah, taukah Anda ketika Anda menceritakan perlakuan buruk orang lain, bisa pasangan, mantan pasangan, atau siapapun kepada anak, pada saat yang sama sikap heroik anak akan muncul?

Pada dasarnya, seorang anak ingin melindungi orang tuanya, terlebih jika Anda orang tua tunggal.

Jadi, ketika ia menyadari orang tuanya diperlakukan tidak baik, ada obsesi yang muncul dalam diri anak yaitu ingin mengubah keadaan, mengubah orang lain.

Keinginan yang besar mengubah orang lain membuat kita kurang sensitif menanggapi perubahan-perubahan yang kecil. Keinginan mengubah orang lain membuat kita lelah dan putus asa ketika kita menyadari, kita tidak mampu mengubah keadaan.

Itu pula yang akan terjadi pada anak-anak Anda Mereka akan merasa lelah, marah, bahkan tidak berdaya mengubah orang tua mereka atau sosok yang dianggapnya perlu berubah.

Jadi, bijaklah, hindari menceritakan kepada anak perlakuan buruk orang lain kepada Anda!

Masih suka menceritakan kepada anak-anak perlakuan buruk suami/istri atau orang lain kepada Anda? Kasihan Anak-anak!

(Sumber: Jika Aku Harus Mengasuh Anakku Seorang Diri, V Dwiyani, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2009)

Medan, 16 Mei 2016

Senin, 16 Mei 2016

Kopi Sumut, Kebanggan Kita!

Pagi ini saya menyaksikan Kopi Sumatera Utara di Metro TV.

"Kopi itu rasanya bukan pahit, tetapi antara asam dan manis. Kopi menyerap rasa dari tanaman yang tumbuh di sekitarnya,"ujar seorang pengusaha kopi di televisi berita swasta Indonesia itu.

Kalau ada kopi pahit?. "Itu bukan rasa kopi," katanya.

Ada sementara pendapat bahwa minum kopi bisa mengganggu lambung, dan orang yang menderita asam lambung tidak boleh minum kopi.

"Kopi tidak mengganggu asam lambung. Asalkan tidak meminumnya seember," katanya.

Jadi, minumlah kopi asli, jangan kopi campuran. Minumlah secukupnya, jangan berlebihan.

Semoga kopi kita semakin mendapat hati di masyarakat Indonesia, masyarakat dunia.

Kopi Sidikalang, Kopi Simalungun, Karo, Tapsel, Samosir, Humbang, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan. dll memiliki rasa yang khas. Kita kaya rasa. Rasa yang cocok dengan lidah Anda.

Teringat kata-kata seorang pria yang sedang giat-giatnya memasyarakatkan produk kopi "Uhaenyes"

"Petani bekerja keras untuk menghasilkan kopi untuk kita. Sekarang mereka butuh bantuan. Bantulah kami membantu mereka," ujar Sabam Malau, yang kini gesit memperkenalkan kopi "Uhaenyes"

“Saya hargai kopi yang saya produksi Rp250.000 per kilogram karena untuk membiayai kopi yang saya beli dengan harga yang lebih tinggi ke petani kopi,” ujar pria yang dinobatkan menjadi ahli kopi dan mendapatkan Lisenced Q Grader tahun 2011-2014 ini.

Tidak hanya kepada masyarakat, Sabam, yang juga Rektor Universitas HKBP Nommensen itu juga menularkan ilmu budidaya kopi dan bisnis kopi kepada dosen dan mahasiswanya di kampus Universitas HKBP Nommensen Medan. .

Kopi adalah komoditi unggul daerah kita. Komoditi yang memiliki daya saing kuat.

Mari mencintainya, mari meminumnya, membelinya sehingga petani penanam kopi tambah makmur!.
 
Medan, 16 Mei 2016

Malam Puji-pujian ASM GKPS Simalingkar

Setiap tahun Seksi Sekolah Minggu selalu menampilkan kreasi baru. Tahun ini kami disuguhi Malam Puji-pujian Anak Sekolah Minggu (ASM) GKPS Simalingkar dengan kemasan yang berbeda dari sebelumnya.
 .
Pentas dan ruangan ditata apik dengan nuansa merah. Alat musik, dan berbagai peralatan pendukung, tergeletak di atas pentas berukuran cukup lebar dan memanjang yang dibuat khusus. MC dan penata acara sudah berdiri di tempatnya masing-masing. Jemaat memenuhi gedung gereja berkapasitas 300 orang itu.
Itulah pemandangan awal, saat saya tiba di gereja, sekitar pukul 18.00 WIB, Sabtu lalu. .

Sabtu malam, 14 Mei 2016,  anak-anak Sekolah Minggu GKPS mempersembahkan Malam Pujian Sekolah Minggu, dalam rangka Pesta Sekolah Minggu GKPS.

Sekitar 150 anak-anak Sekolah Minggu dan keluarga Pengurus, guru turut dalam berbagai kegiatan seperti Tari, Musik, Menyanyi. Mereka memuji Tuhan dan menghibur jemaat yang hadir memenuhi gedung gereja berkapasitas 300 orang itu, hingga sebagian harus berdiri di luar gedung.

"Terbesar, sepanjang sejarah 28 Tahun Gereja GKPS Simalingkar," begitu saya melukiskan pagelaran tadi malam.

Sejak 1990, saya menjadi anggota jemaat di sini, pagelaran tadi malam kiranya semakin menunjukkan betapa talenta dan kesungguhan anak-anak berlatih dan mau diajar cukup besar.

Acara di awali dengan sebuah "Tortor Somba" yang dipersembahkan oleh sekitar 6 orang ASM Kelas TK, dengan pakaian adat Simalungun yang lengkap.

Teringat, "Pesta Rondang Bintang" di kampung ketika saya masih kecil dulu. Kalau dulu tarian seperti ini dalam Rondang Bintang diperankan Par Haroan Bolon, kini anak-anak kecil mampu melakukannya.

"Makna Tari itu adalah menyembah, atau menghormati, serta meminta doa dan berkat, memohon pelrlindungan kepada Tuhan," demikian penjelasan Panitia dalam buku Run Down Acara.

Lantas diikuti dengan Sambutan Ketua Seksi Sekolah Minggu Sy Henry Purba. ""Menanamkan Budaya Simalungun kepada anak-anak harus dilaksanakan sejak dini,"katanya.

Haleluya No 411:1-2 sebuah lagu pujian Syukur dinyanyikan bersama-sama dengan jemaat, diikuti Votum yang dipimpin Pengantar Jemaat GKPS Simalingkar St Japorman Sargih, SE.

Belasan anak-anak Kelas Balita dengan kocaknya naik ke pentas. Mereka menyanyikan "Yesus Sayang Padaku". Suara merka tidaklah begitu merdu atau nyaman di telinga, tetapi keberanian tampil di depan ratusan publik di usia 3-4 adalah modal percaya diri bagi anak-anak.

Sesudah itu, sekitar 7 orang anak TK A berlari-lari naik ke pentas. Tingkah mereka yang lucu, membuat kami terpingkal-pingkal. Ada yang garuk-garuk kepala, ada yang memanggil teman-temannya, ada yang saling dorong. Tetapi, mereka mampu menampilkan lagu "Bacalah Alkitab" hingga tuntas.

"Bacalah Alkitab, Doa tiap hari, Kalau Kau Mau Tumbuh," sambil melapis tangan, semakin naik, semakin naik, bertumbuh.

"Nini Titah Pa Limahon", sebuah karya komponis lagu Rohani Simalungun almarhum St AK Saragih dinyanyikan oleh 11 orang ASM TK B. Narasi yang ditampilkan MC Sy Hersanta Purba, mengingatkan semua Jemaat bahwa pencipta lagu tersebut sudah mencipta sekitar 400 lagu, dan beliau sudah meninggal 2012 lalu. Selain menyanyikan lagunya, anak-anak sekolah minggu juga mengenal pencipta lagunya, menginspirasi mereka.

Jemaat kemudian dihangatkan, dibahagiakan dengan penampilan 20 anak sekolah Minggu kelas kecil yang menyanyikan lagu "Ahu Anak Sikolah Minggu GKPS" dan "Aku Bahagia". Dua lagu ini menampilkan 'kekocakan' setiap anak dengan berbagai tingkah mereka yang lucu".

Pentas kemudian berganti dengan 15 ASM Kelas Besar yang membawakan lagu "Sada do Dalan" dan Yesus Kekasih Jiwaku". "...arta, habayakon in, seng na boi paluahkon, apalagi gogohni dunia on seng na boi paluahkon, seng boi das bai bapa ini, anggo seng marhiteihon Yesus in".

Para pengunjung kembali diingatkan kampung halamannya. 10 orang ASM kelas kecil tampil dengan pakaian adat Simalungun. "Kita akan menyaksikan persembahan berikutnya, Tarian Sitalasari," kata MC.

Salah satu penampilan yang mungkin blum pernah terjadi di GKPS Simalingkar selama ini adalah tampilnya 32 orang Pengurus Seksi Sikolah Minggu, Guru Sekolah Minggu dan keluarga. Semuanya membawa angklung.

Suara angklung yang benar-benar beda dari suara sebelumnya melantunkan lagu "Hanima Na Porsaya in". Pertunjukan angklung ini dipimpin St Jandes Saragih, MKes

Puncak acara tadi malam adalah tampilnya penyanyi solo Rahel br Girsang diiringi asamble musik: gitar, keyboard, biola, drum, yang dimaninkan anak-anak sekolah Minggu dan Remaja GKPS Simalingkar.

Layaknya sebuah concert dan dipandu pembimbing sekolah Minggu St Jhonmaren Girsang.
Kembali jemaat bernostalgia. "Tarian Haroan Bolon" ditampilkan oleh 6 orang ASM Kelas Besar. Haroan bolon adalah bentuk gotong royong di Smalungun.

Lantas, 20 orang ASM naik ke pentas menyanyikan lagu "I will Follow Him". Gerak, tingkah mereka sungguh membanggakan. Mereka adalah anak-anak berbakat. Mereka adalah gereja masa depan.
Acara berakhir dengan tampilnya sekitar 150 orang pendukung acara ke pentas. Mereka bersatu, sehati sepikir, menampilkan yang terbaik bagi Tuhan.

Pengantar Jemaat GKPS Simalingkar menutup seluruh rangkaianacara dengan doa!

Terima kasih Pengurus Sekolah Minggu GKPS Simalingkar, terima kasih Tuhan!.

Mari kita memaknai pagelaran ini sebagai sebuah proses mendekatkan diri kepadaNya. Dia yang suci (holy), kasih (love), adil (Righteousness), baik (good), benar (truth)". Mendekat kepadaNya, membuat anak-anak kita meniru sifat-sifat Allah.Tidak ada pagelaran yang sempurna, marilah menyempurnakannya terus menerus, sehingga esensi setiap pagelan dapat kita temukan.

Medan, 15 Mei 2016

Bangsa Tanpa Membaca


"Sebuah bangsa besar tanpa tradisi literasi (membaca) hanya akan menjadi bangsa kelas teri, perundung, pemaki, mudah diprovokasi, tanpa keluasan hati dan imaginasi," (Najwa Shihab. Pidatonya saat dikukuhkan menjadi Duta Baca Indonesia 2016-2020).

"Buku apa yang kau baca hari ini kawan?".

"Buku apa yang kau baca hari ini, Nak".

"Dari mana pengetahuan ini kau peroleh?".

"Bisa nggak aku pinjam bukunya"

Percakapan yang sangat jarang terjadi di dalam keluarga, dalam pergaulan sehari-hari kita saat ini.
Diskusi yang tidak menarik!. Budaya membaca buku memang sudah lama kita tinggalkan!.

Kata Taufik Ismail, kita sudah meninggalkan budaya baca buku selama 63 tahun.

Bayangkan, saat ini, hanya 1 orang anak dari 1000 orang anak Indonesia yang gemar membaca buku (tentu di luar buku wajib sekolah). Anak-anak Eropa mampu membaca 25 buku, Singapura15-17 per tahun di luar buku wajib sekolah.

Bangsa ini menjadi pembaca buku terendah dari 52 negara Asia yang disurvey OECD.

"Apa dasarnya kau mengatakan demikian. Teori apa yang kau pakai, bukunya apa?".

"Yah menurutkulah, perasaanku, menurut kata nenekku, kata kelompokku. Pokoknya......kalau tidak.....".

Banyak diskusi hanya debat kusir, tanpa referensi, tanpa logika, tanpa keluasan imaginasi!. Adu otot, adu kuat, bukan adu otak. Orang kuat menjadi orang yang paling tau segalanya.

Kebenaran soal nomor dua, yang penting seolah tampak menang, bisa melumpuhkan lawan.

Diskusi panas, saling serang kelemahan pribadi, tanpa menghasilkan apa-apa. Berakhir tanpa pencerahan apa-apa, kecuali membesarnya kecurigaan, rasa kebencian dan permusuhan.

Itulah yang sering kita tonton dalam diskusi para elit kita di TV. Itulah yang banyak kita alami di gereja, di ruang-ruang diskusi.

Kita makin suka membulli orang, mencari kesalahan dan membesar-besarkan kesalahan, bukan mencari solusi yang berguna bagi semua..

Tanpa dibekali gemar membaca, jadilah bangsa kita memang bangsa yang mudah diprovokasi, pemaki, tanpa keluasan imaginasi!

Mari bangkit!

Buka satu buku yang sangat menarik Anda hari ini, menggiring Anda gemar membaca, menambah keluasan imaginasi, menghindarkan diri dari gemar menelan rumor bulat-bulat, ngerumpi ngalor ngidul, membully orang!.

Anda adalah apa yang Anda baca!

Medan, 14 Mei 2016