"Let us not be satisfied with just giving money. Money is not enough, money can be got, but they need your hearts to love them. So, spread your love everywhere you go" (Mother Theresia). Photo: Di Pantai Barus, Tapanuli Tengah, April 2008. Saat itu, seorang anak laki-laki sedang asyik memancing bersama teman-temannya. (Dilarang keras memposting artikel-artikel dalam blog ini untuk tujuan komersial, termasuk website untuk tujuan memperoleh iklan).
Senin, 23 Mei 2016
In Memoriam St Jansiman Purba, SH (1964-2016)
"The life of the dead is placed in the memory of the living" (Marcus Tullins Cicero)
Malam ini, sekitar pukul 21.30, setelah kembali dari khotbah di partonggoan Pemuda GKPS Simalingkar, saya mencoba menghilangkan kesedihan atas kepergian teman kami Jansiman Purba dalam artikel berikut!.
Teman kami St Jansiman Purba, SH yang meninggal setelah menjalani perawatan selama beberapa hari di RS Adam Malik, Kamis tengah malam 19 Mei 2016, dikebumikan hari ini.
Acara penghormatan terakhir pria kelahiran Pematangsiantar 24 Mei 1964 itu diawali dengan kebaktian pagi hari pukul 08.00 WIB, kemudian disusul dengan acara penghiburan dari keluarga, perkumpulan marga, STM, rekan-rekan, serta makan siang bersama.
Setelah acara penghormatan terakhir di rumahnya, di Jalan Bawang Raya, Perumnas Simalingkar, jenazah dibawa ke gereja. Tiba di sana pukul 14.30.
Gedung gereja berkapasitas 300 tempat duduk itu, hampir terisi penuh oleh jemaat, majelis dan keluarga berduka dengan pakaian nuansa hitam.
Tempat duduk anggota majelis yang dipisahkan di sudut sebelah kanan altar gereja dan berpakaian nuansa hitam menambah suasana duka yang lebih dalam.
Bram (kelas I SMA) dan Batara (kelas I SMP), serta ibunya Hepy br Saragih, duduk di sebelah kiri peti mati yang diletakkan di depan altar Gereja GKPS Simalingkar.
Semua berduka, semua sedih. Kami semua mengetahui St Jansiman Purba hanya sakit selama dua bulan terakhir ini.
Rasanya masih melihatnya segar bugar saat penghiburan di rumah almarhum abangnya, Jorhiaman Purba (juga nggota jemaat kami), dua bulan yang lalu.
Acara pemberangkatan dari gereja berjalan cukup hikmat, suasana duka yang mendalam. Hepy dengan "tudung balu" yang diberikan tondong tadi siang menunduk sedih, sekali-sekali menatap ke arah peti mati almarhum suaminya.
Pimpinan Jemaat, semua seksi, badan, serta Pengurus GKPS Resort Medan Selatan menyampaikan pesan, kesan dan penghiburan kepada keluarga.
"Kita kehilangan seorang anggota majelis yang berdedikasi tinggi dan memiliki prinsip dalam pemkiiran," kata Pengantar Jemaat GKPS Simalingkar, St Japorman Saragih.
"Dia orang yang sangat menghargai tugas yang diberikan kepadanya," tambahnya.
Jansiman menjadi syamas pada 2005, kemudian dilantik sebagai Sintua pada April 2015.
Dalam struktur organisasi Seksi Bapa GKPS Simalingkar, Jansiman duduk sebagai Bendahara.
"Hari ini, kami pengurus dan Komisaris biasasnya 10 orang, hari ini kami hanya berdiri 9 orang. Kami kehilangan seorang bendahara yang sangat bertanggungjawab dalam jabatannya,"kata Sy Dearman Saragih, Ketua Bapa GKPS Simalingkar.
Sebagai seorang Notaris, St Jansiman telah berhasil mengurus setifikat hak milik tanah GKPS Simalingkar, pada 2007 lalu. "Sebuah prestasi gereja, dimana masih banyak gereja lain yang tanahnya tidak bersertifikat," katanya.
Demikian juga para jemaat lainnya, banyak memberi kesaksian bahwa kehadirannya di gereja sebagai notaris, banyak membantu jemaat mengurus sertifikat tanahnya, baik membantu mengurusnya atau menjelaskan cara mengurus sertifikat tanahnya tanpa pamrih.
Salah satu sertifikat gereja yang sedang diurusnya adalah tanah milik GKPS Pancurbatu.
"Kami sangat kehilangan, karena selama ini beliau yang mengurusnya. Almarhum sangat teliti bekerja, dan selalu mengingatkan kami tentang kekurangan administrasi. Bapak ini sangat membantu dan sopan bicaranya" kata Pengantar Jemaat GKPS Pancurbatu.
"Dia sangat mudah diajak, kalau ada acara kunjungan kemalangan, sakit," ujar St Tenang Tuah Purba, SH, Ketua Diakonai Sosial GKPS Simalingkar, dengan suara tersendat dan tak kuasa menahan air matanya.
Setelah acara agenda yang dipimpin Pdt GKPS Resort Medan Selatan, Pdt Jaminton Sipayung dan Pdt Masniari br Damanik, satu per satu anggota majelis meletakkan sekuntum bunga anggrek ke dalam peti jenazah, penghormatan mereka yang terakhir.
Suasana haru meliputi seluruh majelis, keluarga. anyak majelis yang tidak mampu menahan air mata. Kami kehilangan seorang sahabat yang meluangkan waktunya banyak di gereja.
Beberapa anggota keluarga tampak menumpahkan rasa duka mereka, saat peti ditutup.
Semua mengenang beliau yang baik. Usai latihan koor, sermon, atau acara lain, biasanya dia main catur di ruang samping rumah penjaga gereja.
Kami kehilangan seorang sintua yang tidak pernah absen dalam latihan koor, vokal group, sermon, partonggoan dan berbagai kegiatan lainnya.
Tidak ada lagi orang yang kami penggil dengan "Pada hari ini.......", panggilan akrab kami buat almarhum sebagai seorang notaris. Tidak ada lagi teman diskusi seorang pria yang murah hati membantu kami dalam urusan kenotariatan.
Hari ini adalah hari terakhir kami bersama almarhum.
Dengan diangkat beberapa orang anggota majelis dan didahului pembawa salib di depan, jenazah diangkut perlahan-lahan meninggalkan area altar gereja menuju ambulance yang parkir di depan gereja.
Sore ini sekitar pukul 16.30, ambulance berjalan perlahan-lahan meninggalkan kompleks gereja menuju rumah baru alumni Universitas Simalungun di era 1990-an ini.
Almarhum mulai malam ini akan tinggal di rumah barunya, di sebuah pemakaman di sebelah selatan kota Medan.
Selamat jalan St Jansiman Purba, SH. Semoga ketekunanan, disipilin, dan gairahmu dalam pelayanan selama ini menjadi teladan bagi kami.
Seorang yang telah teruji dan calon pemimpin jemaat ke depan telah mendahului kami.
Keluarga, kami akan menghadapi "rasa kehilangan" dan tidak mudah. "Sulit tapi bukan mustahil bagi Tuhan!".
Begitulah kehidupan ini berjalan. Jansiman kini mendahului kami. Kali ini kami menghibur keluarga, kali lain kami juga harus siap menerima penghiburan.
"Semua manusia akan mati. Bagi orang percaya, kematian adalah tidur panjang, dan suatu ketika akan bangun kembali" kata Pendeta Jaminton Sipayung.
Hanya soal waktu!. Kita semua akan mengalami nasib seperti pengalaman St Jansiman. Jadi pergunakanlah kesempatan berbuat baik selagi masih diberiNya waktu!
Medan, 22 Mei 2016
Apa yang Paling Mudah Ditulis?
"If you want your reader smiles reading your book, maybe you should smile writing it too"
Kalau mau pembaca Anda tersenyum membaca tulisan Anda, tersenyumlah ketika Anda menuliskannya..(Tidak mudah)
Kalau Anda mau pembaca menangis (karena terharu, bukan karena disakiti) membaca tulisan Anda, menangislah menuliskannya. (Tidak mudah).
Kalau Anda mau pembaca terinspirasi membaca, bergairahlah menulis. (Tidak mudah)
Menulis hal-hal di atas seseorang harus belajar, banyak menulis dan banyak membaca.
Dan bagaimana menulis paling mudah, dan secepat kilat mendapat respon dari pembaca (negatif)!
"Kalau mau pembaca Anda membully tulisan Anda, mudah saja: bullylah orang lain".
"Kalau mau pembaca Anda menyakiti Anda, tulislah hal menyakitkan,lecehkanlah mereka, hinalah mereka"
:"Kalau mau pembaca tulisan Anda menghina, melecehkan agama, suku Anda, hina, lecehkanlah agama atau suku mereka"
Menulis ketiga hal terakhir, tidak perlu belajar, dan tidak perlu membaca.
"Suarakanlah (tulislah) suaramu, sehingga orang lain mampu mengeluarkan suaranya" (Steven Covey).
Medan, 20 Mei 2016
Jumat, 20 Mei 2016
Blog Saya Masuk di Websitenya Jeff Goins
Oleh: Jannerson Girsang
Medan, 20 Mei 2016
Di era komunikasi digital sekarang ini, kita harus saling tergantung satu dengan yang lain. Penulis besar, penulis kecil, orang besar, orang kecil harus saling tergantung, TIDAK BISA HEBAT SENDIRI. Anda mau besar, besarkan orang lain juga!.
Hari ini, blog saya "JANNERSON GIRSANG Menulis Fakta Memberi Makna" (http://www.harangan-sitora.blogspot.com), menjadi urutan ke 2813 dalam website penulis terkenal: Jeff Goins, penulis di 100 majalah, publikasi dan blog, penulis buku best seller The Art of Work..
Paling tidak, hari ini blog ini sudah bisa berjejaring dengan website seorang penulis besar. Jeff Goins, serta 2000 lebih blog dan website yang nyantol dan menjadi temannya Jeff.
Saya melihat aktivitas yang mereka lakukan dan saya belajar dari mereka. Pasti sekali-sekali mereka juga melihat blog saya, melihat alam indah Pantai Barus dari Indonesia yang menjadi foto blog itu.
Rekan-rekan bisa mengaksesnya di http://goinswriter.com/my500words/.
Begitulah era sekarang ini. Kita diperkenalkan orang lain dan sebaliknya kita juga memperkanalkan orang lain. Tidak boleh egois, sehebat apapun kita. Kita harus merasa saling ketergantungan, dan tidak boleh meremehkan orang lain, apalagi menutup suara orang lain.
Begitulah era sekarang ini. Kita diperkenalkan orang lain dan sebaliknya kita juga memperkanalkan orang lain. Tidak boleh egois, sehebat apapun kita. Kita harus merasa saling ketergantungan, dan tidak boleh meremehkan orang lain, apalagi menutup suara orang lain.
Apalah saya dibanding dengan Jeff Goins. Tetapi dia masih butuh saya dan saya sangat mebutuhkannya.
Dengan cara simbiose mutualisme tersebut, maka kita akan sama-sama besar, dan sama-sama memperoleh keuntungan. .
Blog "Jannerson Girsang: Menulis Fakta Memberi Makna" saya bangun pada Maret 2009 dan hari ini sudah memuat 517 artikel saya yang sudah diterbitkan di media cetak atau media online lainnya, serta renungan-renungan pribadi saya yang belum diterbitkan.
Dari statistik yang saya pasang, Blog ini dikunjungi lebih dari 65 ribu orang dari 100 negara di dunia. Kontennya sudah dibaca sebanyak hampir 100 ribu page views.
Berbagai media sudah mengutip beberapa artikel ini ke media mereka, baik media cetak, media-mediaonline, penulis di media, bahkan bahan membuat buku. .
Karena sejak awal, saya tidak ada maksud membangunnya untuk tujuan komersial, blog ini tidak memuat iklan. Mereka yang mengutip juga bebas, tidak dipungut bayaran.
Bagi saya tujuan utama membangun blog ini adalah semata-mata hanya menebar kebaikan.
Teman-teman, era internet sekarang ini memberi kita peluang menikmati jejaring, pertemanan dengan banyak manusia di dunia.
Sejak dua hari lalu, saya tertarik dengan Jeff Goins pentingnya penulis membuat hubungan dengan pembacanya. Setiap penulis harus membina komunikasi dengan pembacanya, demikian Jeff Goins.
Kemaren saya tertarik dengan Jeff Goins pentingnya penulis membuat hubungan dengan pembacanya.
Sejak dua hari lalu, saya tertarik dengan Jeff Goins pentingnya penulis membuat hubungan dengan pembacanya. Setiap penulis harus membina komunikasi dengan pembacanya, demikian Jeff Goins.
Kemaren saya tertarik dengan Jeff Goins pentingnya penulis membuat hubungan dengan pembacanya.
Inilah media saya berhubungan dengan Anda-anda, teman-teman yang selama ini menikmati artikel-artikel saya, bagaimanapun kualitasnya. Semoga saya masih bergairah melanjutkannya dan Anda bisa terus menikmatinya
Menulis adalah melayani manusia, tidak semata-mata menghasilkan materi.
Semoga artikel-artikel yang saya kumpulkan di dalam blog ini bermanfaat bagi banyak orang.
Saya juga berharap, para pembaca artikel-artikel saya tetap setia memberi kritik dan saran, serta kebutuhan Anda saat ini, agar saya dapat memenuhinya.
Selamat menikmati!
.
Medan, 20 Mei 2016
Notaris St Jansiman Purba Meninggal Dunia
Saya menerima sms (pukul 01.00) dari St JE Purba dan beberapa sms lain dari teman se gereja, mengabarkan bahwa teman kami satu gereja di GKPS Simalingkar, St JANSIMAN PURBA, SH, meninggal dunia di rumah sakit Adam Malik, malam ini (19 Mei 2016), sekitar pukul 00.00 WIB.
Saat sms masuk listrik baru saja hidup!. Padam, sejak tiba di rumah sepulang dari partonggoan di rumah Sy Jaslen Purba, SH di kompleks Stella, sekitar pukul 23.00.
Memang saya agak gelisah malam itu!. Listrik padam dan saya tidak bisa menulis. Tapi, malam itu, saya tidak memilih tidur, hanya membaca-baca.
Seolah ada sesuatu yang akan terjadi. Ternyata persitiwa sedih itu. Kehilangan seorang teman yang baik, bekas mahasiswa saya, dan usianya beberapa tahun lebih muda dari saya.. .
Beberapa menit kemudian, Sekretaris Jemaat kami St Jaruli menelepon: "Hu rumah sakit hita lae. Hujemput ham hu rumah da. Kita ke rumah sakit, saya jemput lae," katanya.
Almarhum meninggal karena sakit, dan beberapa waktu yang lalu berobat ke Penang, kemudian selama sembilan hari dirawat di RS Adam Malik,Medan,. .
Jansiman Purba, SH meninggalkan seorang istri dan dua orang putra, masing-masing duduk di bangku Kelas I SMA, dan Kelas III SMP.
Dalam Kepengurusan Seksi Bapa GKPS Simalingkar, St Jansiman Purba SH menjabat sebagai Bendahara.
Pria kelahiran Pematangsiantar, 24 Mei 1964 ini adalah alumni Fakultas Hukum, Universitas Simalungun (USI), Pematangsiantar.
Semasa hidupnya, Jansiman Purba, SH adalah Notaris dan berkantor di Jalan Karet Raya, Perumnas Simalingkar, Medan..
Sekitar pukul 03.00 dinihari, jenazah, diberangkatkan dari RS Adam Malik ke Rumah Duka di Jalan Bawang Raya 21C, Perumnas Simalingkar.
Doa pemberangkatan ke rumah duka dipimpin Pengantar Jemaat GKPS Simalingkar, St Japorman Saragih Simarmata.
Pimpinan Majelis, Ketua Sektor I, Yanran Saragih, Junimar Saragih, saya, hadir pada acara pemberangkatan dari RS Adam Malik. Menurut St Japorman, vorhanger kami, siangnya sudah diadakan Perjamuan Kudus terakhir kepada almarhum yang dipimpin Pendeta Resort kami Pdt Jaminton Sipayung..
Di rumah Sakit istrinya ditemani salah seorang anaknya, serta keluarga.
"Mantan muridmu (mahasiswamu) sudah pergi, Bang" kata istrinya, Hepy br Saragih sedih, ketika kami menjenguknya dini hari tadi, sebelum jenazah diberangkat ke rumah duka..
Tetapi tetap dia terlihat tegar, dan pasrah. "Yah sudah ajal. Saya pasrah," katanya
Jansiman adalah mahasiswa, ketika saya menadi Rektor di USI, di akhir 1980-an Dia seorang yang tekun bekerja, dan suka membantu.
Terakhir dia membantu mengurus sertifikat hak milik rumah saya. "Tidak usah bayar bang, kalau datang sendiri ke BPN," katanya, setelah dia mengurus beberapa surat yang saya perlukan.
Dia aktif di gereja, sangat bersahabat, dan suka membantu. Sewaktu putri saya Patricia Marcelina Girsang martumpol, istrinya menyediakan dekorasi, dan kami tidak perlu membayar. "Itu bantuan kami untuk Patricia bang,"ujar istrinya ketika itu. .
GKPS Simalingkar, kehilangan seorang jemaat terbaiknya. Selamat Jalan Jansiman Purba!.
Menurut keterangan istrinya tadi malam, Jansiman direncanakan akan dikebumikan di Medan, Minggu 22 Mei 2016. Tetapi masih akan menunggu penetapan dari keluarga dan "Parsahutaon".
Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi musibah ini. Mari teman-teman membawakan keluarga dalam doa!
Medan, 20 Mei 2016
Belajarlah Menghargai yang Hadir
Oleh: Jannerson Girsang
Dialog menghakimi orang yang tidak hadir seringkali terdengar khususnya dalam perkumpulan-perkumpulan sosial.
Terlalu sering membiarkan suasana negatif seperti ini, akan membuang banyak waktu, menghilangkan konsentrasi, bahkan secara tidak sadar memunculkan demotivasi
Manalah ada organisasi yang anggotanya hadir 100%. Selalu saja ada yang tidak hadir. Sebaiknya, belajarlah menghargai yang hadir.
Umumnya, peserta yang sering tidak hadir, paling banyak komentar, parahnya, mendiskreditkan temannya yang tidak hadir pula.
Yang tidak hadir kemaren, menghakimi yang tidak hadir hari ini, seolah dialah yang paling rajin hadir. Padahal, selama sebulan terakhir, baru kali itulah dia hadir
Komentar seperti ini muncul juga dari orang yang rajin hadir tapi tidak tulus, supaya dia dianggap pahlawan. .
Akhirnya banyak waktu terbuang menghakimi yang tidak hadir. Siapa yang paling rajin dan yang tidak rajin!.
Kadang, malah terlupakan membicarakan program yang selesai dan belum selesai. Padahal program yang baiklah yang akan membuat orang tertarik pada pertemuan.
Dalam sebuah pertemuan, seorang bapa, yang sudah lama absen, kesal melihat jumlah yang hadir hanya sedikit, tiba-tiba berkomentar supaya seolah dialah paling rajin hadir, dan peduli. .
"Inilah, saya kesal juga kita begini. Saat awak datang,banyak tidak hadir. Ayo dibuat aja peraturan, kalau tiga kali tidak hadir diberi peringatan," katanya. .
Besoknya,yang ngomong tadi tidak hadir dalam pertemuan. Kemudian yang absen hari sebelumnya, nyeletuk lagi.
"Kesal juga kita begini, awak sudah datang, yang hadir cuma sedikit. Ayo Ketua, buat aturanlah. Kalau tiga kali tidak hadir diberi peringatan," katanya.
Yang rajin hadir tapi tidak tulus, ingin dirinya dihargai sebagai pahlawan sering kesal dan nyeletuk juga.
"Kesal juga saya kalau begini, awak sudah datang tiap pertemuan. Nggak ada bedanya rajin dan tidak rajin," katanya.
Umumnya yang rajin hadir, dan tulus, tidak banyak komentar. Lalu, dia mengingatkan teman-temannya..
"Mari kita hargai yang datang! Tidak usah membicarakan yang tidak datang, dosa lho. Mereka tidak mendengar mereka kita bicarakan. Mari kita komunikasikan kepada teman-teman yang tidak datang, hal-hal baik yang kita peroleh dari pertemuan ini. Semoga mereka tertarik untuk datang ke pertemuan berikutnya",
Teman-temannya diam dan tunduk kepala kemudian melanjutkan pertemuan.Menghargai yang hadir, adalah tugas pemimpin untuk mensosialisasikannya.
Medan, Menjelang Tengah Malam, 20 Mei 2015.
Kamis, 19 Mei 2016
Surat dari si "Pintar" Jeff Goins
Hari ini saya bergabung dengan Jeff Goins--penulis buku best seller The Art of Work" dan buku The Beginner's Guide to Building an Audience.
Janji menulis 500 kata per hari.
Sebelumnya, saya memang sudah melatih diri menulis satu artikel sehari,
walau tidak terus menerus. Tetapi, karena seorang penulis hebat
menyarankan pengalamannya, saya ikuti saja dulu. Pasti ada sesuatu yang
berubah pada diri saya.
Jeff menyarankan saya menuliskannya di FB, jadi saya tuliskan juga. Semoga berguna bagi teman-teman. Berikut suratnya.
Hi,
Welcome to the My 500 Words community.
The first, most important thing in starting any new habit is commitment.
Today is the first day of your 31-day challenge. Maybe it feels intimidating. Maybe it feels exciting.
A month isn't a short amount of time. If you finish this challenge, you will have written over 15,000 words.
That's a lot.
We have a whole community here to encourage you and help you complete the challenge (and keep going if you want to). But ultimately, you have to want it for yourself more than anyone else wants it for you.
So what do you do to get started?
Commit - now. Not when you're 10 days in and already exhausted. Make a mental effort to decide to finish this thing before you start.
Announce it on Facebook. Write a blog post (be sure to join the link-up here: http://my500words.com/participants/). Tell your neighbor. Ask a friend to hold you accountable.
Do something today to declare to the world your commitment to write for 31 days straight.
And then deliver on what you promised. Oh, and course, write 500 words. But you knew that already.
See you tomorrow!
Jeff
Medan, 18 Mei 2016
Jeff menyarankan saya menuliskannya di FB, jadi saya tuliskan juga. Semoga berguna bagi teman-teman. Berikut suratnya.
Hi,
Welcome to the My 500 Words community.
The first, most important thing in starting any new habit is commitment.
Today is the first day of your 31-day challenge. Maybe it feels intimidating. Maybe it feels exciting.
A month isn't a short amount of time. If you finish this challenge, you will have written over 15,000 words.
That's a lot.
We have a whole community here to encourage you and help you complete the challenge (and keep going if you want to). But ultimately, you have to want it for yourself more than anyone else wants it for you.
So what do you do to get started?
Commit - now. Not when you're 10 days in and already exhausted. Make a mental effort to decide to finish this thing before you start.
Announce it on Facebook. Write a blog post (be sure to join the link-up here: http://my500words.com/participants/). Tell your neighbor. Ask a friend to hold you accountable.
Do something today to declare to the world your commitment to write for 31 days straight.
And then deliver on what you promised. Oh, and course, write 500 words. But you knew that already.
See you tomorrow!
Jeff
Medan, 18 Mei 2016
My 500 WORDS
Menulis lima ratus kata setiap hari selama 31 hari terus menerus, ternyata bukan pekerjaan mudah. Kalau satu hari lima ratus kata, berarti setahun sudah 180 ribu kata, dua buku lebih tuh!
Di Indonesia, saya baru menemukan seorang professor (Prof Imam Suprayogo, mantan Rektor Universitas Islam Malang, yang menulis disiplin setiap hari. Dalam kesibukannya sebagai seorang orang nomor satu di universitas itu, beliau mampu menulis satu artikel setiap kembali dari sembahyang subuh, secara terus menerus.
Beliau pernah mendapat penghargaan dari Murry, karena mampu menulis lebih dari 2000 artikel dalam dua tahun. Artinya beliau mampu menulis setiap hari minimal satu artikel dan diposting ke blog pribadinya..
Dulu, saya rajin mengunjungi blognya, tetapi sudah lebh setahun saya tidak mengunjunginya.
Saya telah mencobanya, tetapi tidak pernah tercapai hingga sekarang. Selalu saja menemukan halangan. Apakah saya keluar kota, atau tidak bergairah menulis.
Jeff Goins menasehatkan agar menulis 500 kata sehari. "My 500 Words. "Jangan memakan gajah, sekali gigit," katanya.
Dalam artikelnya "The Secret to Developing a Regular Writing Habit", Rahasia Mengembangkan Kebiasan Menulis yang Regular, teratur. Jeff menganjurkan metoda ini untuk menulis sebuah buku.
Banyak orang mengikuti training, membaca tentang menulis, tetapi tidak menuliskannya. "And this is where most people fail. They never actually write a word. They talk about writing, think about writing, even read about writing. But they do not write," kata Jeff.
Dengan berlatih dan disiplin, Jeff kini sudah menjadi penulis terkenal di Amerika. Menjadi penulis untuk lebih dari 100 majalah, publikasi dan blog.
Menulis, hanya butuh latihan dan disiplin, tidak butuh banyak teori.Memang tidak mudah. Butuh Passion, updating pengetahuan untuk menemukan ide menulis, latihan menulis terus menerus untuk meningkatkan keahlian.
Jangan terus belajar bagaimana menulis, teta[i menulislah setiap hari!. Demikian nasehat Jeff Godins!. . .
Medan, 18 Mei 2016
Penulis Adalah Prajurit Perang
Oleh: Jannerson Girsang
Penulis adalah prajurit perang!. Mereka berperang merebut hati pembaca. Tanpa pembaca, maka tulisan itu seolah jatuh ke telinga orang yang tuli (tidak mendengar).
Saya beruntung, karena melalui Facebook ini, saya menemukan pembaca saya yang setia. Terima kasih banyak! Ada sekitar 600 orang lebih yang jadi follower, dari sekian ribu teman!
Setiap penulis harus memiliki audience (pembaca)!. Wah, perintah baru nih! Penulis abad ke-21. .
Bagaimana caranya, itulah sebuah buku yang kutemukan sore ini dan saya posting dalam status ini. Buku ini hanya 29 halaman dan berisi tentang cara memperoleh audience menggunakan kekuatan "group" atau penulisnya bilang "tribe".
Semoga teman-teman juga bisa mendownloadnya, dan berbagi bersama yang lain.
Saya sendiri baru mulai mempelajarinya. Sejauh ini yang saya tau mencari pembaca adalah menulis buku, memasukkan tulisan melalui artikel di media cetak/online, dan seperti sore ini, menulis di FB. Mudah-mudahan ada yang membaca.
Begitulah kisahku sore ini!
Dalam suasana letih menulis buku, saya harus menyegarkan pikiran dengan membaca atau mencari topik lain.
Menulis memerlukan ketahanan mental untuk terus berada di depan komputer, apalagi sudah mendekati deadline. Saya harus mampu duduk sendiri berjam-jam.
Salah satu aktivitas yang sering saya lakukan dalam suasana seperti itu adalah berselancar di internet, dan menemukan sesuatu yang membuat otak cair kembali.
Begitulah sore ini. Ketika menghadapi writer's block (keinginan menulis berhenti) dalam penulisan sebuah buku, saya melakukan searching di internet.
Awalnya, saya menemukan sebuah nama Jeff Goin yang baru sore ini kutemukan. Di youtube ternyata nama itu cukup populer di dunia ini.
Lalu, rasa ingin tau saya muncul, dan mencari tau nama itu lebih jauh!.
Ternyata kehebatannya paling top mampu memperoleh pembaca blognya 100.000 selama 18 bulan, dengan teknik yang dikembangkannya sendiri. .
Bandingkan dengan blog saya www.harangan-sitora.blogspot.com baru dikunjungi sekitar 65.000 orang dari 100 negara, selama enam tahun. Saya kira kekurangan saya adalah tidak pernah peduli siapa pengunjung saya, dan siapa mereka.
Beda dengan Jeff yang sangat peduli audiencenya. Dalam 18 bulan itu kehidupannya berubah total. Dia berhenti dari pekerjaannya dan hanya menulis penuh waktu. Mampu mendukung keuangan keluarganya
"This audience helped me replace my wife’s income and then my own, allowing me to quit my job. All of this happened in about 18 months. Now, I’m able to support my family through writing full-time,something I never thought possible. Sounds crazy, doesn’t it? But it’s not. Not if you take your time to build the audience. Not if you find your tribe":
Prestasi menulis pria asal Chicago ini juga kemudian mengangumkan. Setelah menulis selama enam tahun, Jeff menghasilkan 4 buku, dan satu diantaranya The Art of Work adalah national best seller di Amerika.
Dalam interviewnya dengan sebuah mediaonline di youtube, saya mendengar nama website "www.goinsblog.com".
Lantas, saya searching nama itu. Saya menemukan tulisan "Get the attention your work deserves — with free tips on writing and creativity". Saya disuruh mengisi nama dan alamat email.
Lalu saya diperintahkan mengkonfirmasi email tersebut dan perintah itu saya laksanakan
Apa yang kudapat teman-teman?.
Betapa terkejutnya saya!.Dalam hitungan detik, saya sudah bisa mendownload secara gratis, sebuah e-book: The Beginner's Guide to Build the Audience, karya Jeff Goin..
Buku ini berisi pengalaman Jeff Goin serta filosofi menulis di abad ke 21 ini, serta bagaimana caranya memperoleh audience (pembaca) kita.
Dalam pengakuannya, sebelumnya, menulis bagi Jeff Goin adalah mencari pengakuan, popularitas, penghargaan.
"My writing journey began as a search or accolades and awards, recognition and fame. Instead, I found frustration and disillusionment," katanya.
Cukup banyak penulis yang memiliki motivasi seperti itu, dan akhirnya memang seperti pengalaman Jeff: frustrasi!
Ternyata untuk tahan menulis terus menerus, Jeff Goin mengatakan bahwa menulis harus menjadi passion. Andrea Hirata katakan, Kalau tidak menulis seperti ada yang hilang.Ada yang terasa gatal, gitu lho!
Bahkan Jeff Goin bilang: "If nobody but me showed up to read my words, I would still write. If I never won an award or got published, I would still write. If I never earned a dime, I would still write"
Penulis itu seperti prajurit dalam perang. Perang merebut hati pembaca. Kata Jeff, kita para penulis ternyata berperang merebut hati pembaca. Jeff Gobin mengatakan seorang penulis memerlukan audience. Pembaca setia tulisan Anda!.
Sebagus apapun tulisan jika tidak memiliki pembaca, artikel atau tulisan itu seolah hanya.akan jatuh pada telinga yang tuli.
"Without an audience of readers, your words will fall on deaf ears— no matter how important or inspired they seem".
Kini Jeff Goin menulis untuk 100 majalah, publikasi dan blog.
Teman-teman, silakan membuka website yang saya posting di bawah ini, dan temukan buku tersebut secara gratis!
Jeff Goin dapat dihubungi melalui goinswriter.com, dan memiliki Twitter: @jeffgoins,Facebook: facebook.com/goinswriter, G+: gplus.to/jeffgoins.
Medan, 17 Mei 2016
Selasa, 17 Mei 2016
Setya Novanto Ketum, Golkar Keluar dari KMP
Setelah secara mengejutkan menyatakan diri keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP), Golkar memilih Setya Novanto sebagau Ketua Umum Partai berlambang beringin itu.
Tanda-tanda Setya Novanto akan menjadi Ketua Umum, memang sejak awal sudah terlihat. Lima hari sebelum pemilihan, mantan Ketua DPR-RI yang lengser karena kasus "Papa dan Mama Minta Saham" itu sudah mengeluarkan sinyal penting.
"Bakal calon ketua umum Partai Golkar, Setya Novanto, berjanji akan membawa Golkar mendukung pemerintah apabila memenangi pertarungan dalam musyawarah nasional luar biasa di Bali pada 15-17 Mei mendatang," demikian kutip Kompas.com, Jumat 6/5/2016.
Calon Ketua umum seperti ini, tentu sangat dibutuhkan pemerintahan Jokowi, siapapun orangnya, apakah punya track record jelek atau baik di mata rakyat.
Isu liarpun berkembang!.
Isu Presiden dukung Setya Novanto menjadi Ketua Umum beredar di tengah Munaslub Golkar di Bali. Walaupun isu tersebut dibantah petinggi Golkar.
"Soal isu Luhut bilang Presiden dukung SN itu tidak benar dan ngawur," kata petinggi Golkar, Bambang Soesatyo, seperti dikutip Kompas.com.
Namun, di lapangan ternyata bukan hanya issu, tetapi Luhut Panjaitan (Penasehat Golkar), yang juga Menkopolhukam pemerintahan Jokowi itu, seperti diberitakan media makan siang bersama dengan Setya Novanto, dan para petinggi Golkar lainnya.
"No free for lunch," kata pepatah!
Beberapa jam sebelum pemilihan Ketua Umum, Partai Golkar memutuskan keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP), koalisi bentukan pada masa Pemilihan Presiden 2014. Keputusan itu diambil saat sidang paripurna Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar, Senin (16/5/2016) malam.
"Mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi keputusan Munas Partai Golkar tentang posisi Partai Golkar dalam Koalisi Merah Putih," kata Sekretaris Pimpinan Sidang Munaslub, Siti Aisyah.
Reposisi Golkar di dalam KMP dilakukan seiring dukungan partai berlambang pohon beringin itu kepada pemerintah. Secara tegas, sikap itu sebelumnya telah disampaikan saat Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar awal tahun ini.
"Keputusan Golkar untuk mendukung pemerintahan Jokowi-JK harus ditindaklanjuti dengan upaya nyata Partai Golkar. Demi menyukseskan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan," lanjut Siti Aisyah.
Sebelumnya, KMP dibentuk sebagai tandingan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pada saat Pilpres 2014. Belakangan, KIH telah berubah nama menjadi Koalisi Partai Politik Pendukung Pemerintahan, seiring dengan masuknya sejumlah partai lain di luar KIH untuk mendukung pemerintah.
Dini hari tadi, Setya Novanto (yang sempat terekam video ngantuk-ngantuk saat upacara nasional), terpilih menjadi Ketua Umum setelah Ade Komarudin--saingan satu-satunya Setya Novanto, mundur secara mengejutkan..
Golkar, sekali lagi, resmi keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP)!. Sikap Golkar ini akan memperkuat kedudukan pemerintahan Jokowi.
Namun, bagi Golkar sendiri, seorang pengamat dari UGM, Arie Sujito memprediksi, "Kalau Setya Novanto, memang tidak akan sulit diprediksi. Memang dia dekat dengan Ketum Golkar (Aburizal Bakrie) dan memiliki risosis yang besar. Namun jika dia terpilih tidak akan ada terobosannya," kata Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sujito saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/5/2015).
Menurut dia, masalah-masalah yang ditimbulkan oleh Setya Novanto sempat mempengaruhi soliditas partai. Jejak rekam Novanto dalam politik pun akhirnya diragukan akibat kasus yang menyeret petinggi Freeport dan pengusaha minyak Riza Chalid itu.
Namanya juga politik!. Kita tunggu perkembangan berikutnya!
Bagi saya sebagai rakyat, yang penting pembangunan berjalan terus. DPR mendukung program pemerintah yang baik untuk rakyat, dan tidak terus menerus berdebat soal hal-hal yang tidak penting. Rakyat makin makmur!
Medan, 17 Mei 2016
Rahasia Menulis Andrea Hirata (Sumber: Metro TV, diposting di Youtube, 21 Januari 2015)
Hari ini saya libur, menyambut Perayaan Pentakosta ke-2. Sambil mencari bahan ceramah saya di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, 25 Mei mendatang, saya melakukan searching di internet.
Terliriklah kegiatan dan Prestasi penulis-penulis Indonesia. Salah satunya, Andrea Hirata!.
Andrea tidak pernah berhenti menulis, terus menghasilkan karya-larya barunya. Menurut postingan di Youtube itu, Andrea Hirata merencanakan menerbitkan buku barunya berbahasa Jerman, di Jerman dan novel ke-9nya di Indonesia berjudul “Ayah”. (Mungkin dua buku itu sudah terbit sekarang)
Pengen tau aja sih, apa rahasia di balik suksesnya. Kok dia terus aja produktif menulis?
Ungkapan-ungkapan para penulis besar adalah energi baru untuk membangkitkan semangat, merefleksikan kembali kegiatan menulis.
Menurut Andrea Hirata, menulis itu ada dua sisi. Sisi teknis dan sisi non teknis. “Sisi teknis bisa dipelajari, gampang. Bagaimana menyampaikan sesuatu kepada pembaca,” katanya.
Jadi, tidak boleh puas kalau hanya menguasai teori menulis, karena itu hanya soal kecil. Belajar teori, emngikuti kursus penulisan, tidak akan pernah menghantarkan orang jadi penulis.
Masalah besarnya adalah bagaimana orang terus menulis walau sudah pandai menulis.
Itulah sisi non teknisnya. “Banyak anak-anak muda lupa. Yang pertama-tama itu passion (gairah). Benarkah niat menulis itu kuat. Karena menulis itu membutuhkan endurance (daya tahan)”.
Menurutnya, banyak penulis-penulis muda, baru dua halaman sudah writer’s block (tidak bergairah menulis). “Tidak punya passion (gairah),” katanya.
Hidup mati Andrea Hirata adalah menulis. “Pokoknya kalau nggak nulis saya nih, ada yang kurang. Gatal rasanya. Jadi di situ dulu deh,” katanya menasehatkan. .
Soal teknis menulis, katanya itu bisa bertanya kepada penulis-penulis senior. Dia mengaku, meski sudah menjadi penulis terkenal sekarang, masih belajar juga!
“Saya juga masih belajar. Saya beruntung punya guru di Amerika. Jadi, saya selalu bisa bertanya. Yang susah itu menimbulkan passion. Saya menulis sembilan tahun yang lalu. Saya bertekad untuk membaca 3 novel setiap minggu,” katanya.
Andrea Hirata membaca novel dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggeris. Jadi, menulis itu membaca. Menulis banyak membaca lebih banyak lagi.
Dia membaca novel bukan bahasa Indonesia saja. “ Saya bisa sedikit-sedikit bahasa Prancis. Saya baca novel bahasa Perancis juga,” katanya.
Kalau ditanya siapa yang menginspirasi menulis, Andea harus
breakdown dulu. Soalnya menulis memiliki bidang-bidang tertentu juga.
“Kalau bagaimana menulis dengan sense humor yang baik saya belajar dari Sekhtar Mehta. Menulis Culture tentang budaya di Indonesia saya belajar dari Ahmad Tohari. Menulis dengan bahasa yang puitis saya belajar dari Prof Safari.”katanya.
Satu lagi rahasia Andrea Hirata dalam menulis adalah: RISET. dan MENULIS.
Menulis, menurut Andrea Hirata, pertama-tama membutuhkan riset. Itu Jawaban kilise atau klasik. Melakukan riset!. (Membaca, Observasi, mendengar)
Menurutnya, banyak penulis muda menggunakan demikian banyak waktu untuk menulis. 90 persen waktu digunakan untuk menulis, hanya 10 persen untuk riset.
“Coba dibalik,” katanya
.
Andrea sendiri menerapkan pola 90% riset dan 10% menulis. “Saya menggunakan 10 % waktu saya menulis dan 90% riset. Ketika saya duduk menulis, sudah tau apa yang saya lakukan. Saya tidak akan mereka-reka karakter ini akan diapakan, dia akan gimana. Ketika saya menulis novelnya sudah selesai”.
Dia menambahkan, “Kalau dikatakan menulis (buku) saya bisa dikatakan hanya butuh waktu hitungan minggu. Lasykar Pelangi itu saya menulisnya 3 minggu. Padang Bulan itu 9 hari, Tapi risetnya bertahun-tahun,”.
Hebat yah. Wah, ternyata sederhana saja kalau mendengarnya. Melaksanakannya yang perlu passion. Nasehat untuk kita semua!
Terliriklah kegiatan dan Prestasi penulis-penulis Indonesia. Salah satunya, Andrea Hirata!.
Andrea tidak pernah berhenti menulis, terus menghasilkan karya-larya barunya. Menurut postingan di Youtube itu, Andrea Hirata merencanakan menerbitkan buku barunya berbahasa Jerman, di Jerman dan novel ke-9nya di Indonesia berjudul “Ayah”. (Mungkin dua buku itu sudah terbit sekarang)
Pengen tau aja sih, apa rahasia di balik suksesnya. Kok dia terus aja produktif menulis?
Ungkapan-ungkapan para penulis besar adalah energi baru untuk membangkitkan semangat, merefleksikan kembali kegiatan menulis.
Menurut Andrea Hirata, menulis itu ada dua sisi. Sisi teknis dan sisi non teknis. “Sisi teknis bisa dipelajari, gampang. Bagaimana menyampaikan sesuatu kepada pembaca,” katanya.
Jadi, tidak boleh puas kalau hanya menguasai teori menulis, karena itu hanya soal kecil. Belajar teori, emngikuti kursus penulisan, tidak akan pernah menghantarkan orang jadi penulis.
Masalah besarnya adalah bagaimana orang terus menulis walau sudah pandai menulis.
Itulah sisi non teknisnya. “Banyak anak-anak muda lupa. Yang pertama-tama itu passion (gairah). Benarkah niat menulis itu kuat. Karena menulis itu membutuhkan endurance (daya tahan)”.
Menurutnya, banyak penulis-penulis muda, baru dua halaman sudah writer’s block (tidak bergairah menulis). “Tidak punya passion (gairah),” katanya.
Hidup mati Andrea Hirata adalah menulis. “Pokoknya kalau nggak nulis saya nih, ada yang kurang. Gatal rasanya. Jadi di situ dulu deh,” katanya menasehatkan. .
Soal teknis menulis, katanya itu bisa bertanya kepada penulis-penulis senior. Dia mengaku, meski sudah menjadi penulis terkenal sekarang, masih belajar juga!
“Saya juga masih belajar. Saya beruntung punya guru di Amerika. Jadi, saya selalu bisa bertanya. Yang susah itu menimbulkan passion. Saya menulis sembilan tahun yang lalu. Saya bertekad untuk membaca 3 novel setiap minggu,” katanya.
Andrea Hirata membaca novel dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggeris. Jadi, menulis itu membaca. Menulis banyak membaca lebih banyak lagi.
Dia membaca novel bukan bahasa Indonesia saja. “ Saya bisa sedikit-sedikit bahasa Prancis. Saya baca novel bahasa Perancis juga,” katanya.
Kalau ditanya siapa yang menginspirasi menulis, Andea harus
breakdown dulu. Soalnya menulis memiliki bidang-bidang tertentu juga.
“Kalau bagaimana menulis dengan sense humor yang baik saya belajar dari Sekhtar Mehta. Menulis Culture tentang budaya di Indonesia saya belajar dari Ahmad Tohari. Menulis dengan bahasa yang puitis saya belajar dari Prof Safari.”katanya.
Satu lagi rahasia Andrea Hirata dalam menulis adalah: RISET. dan MENULIS.
Menulis, menurut Andrea Hirata, pertama-tama membutuhkan riset. Itu Jawaban kilise atau klasik. Melakukan riset!. (Membaca, Observasi, mendengar)
Menurutnya, banyak penulis muda menggunakan demikian banyak waktu untuk menulis. 90 persen waktu digunakan untuk menulis, hanya 10 persen untuk riset.
“Coba dibalik,” katanya
.
Andrea sendiri menerapkan pola 90% riset dan 10% menulis. “Saya menggunakan 10 % waktu saya menulis dan 90% riset. Ketika saya duduk menulis, sudah tau apa yang saya lakukan. Saya tidak akan mereka-reka karakter ini akan diapakan, dia akan gimana. Ketika saya menulis novelnya sudah selesai”.
Dia menambahkan, “Kalau dikatakan menulis (buku) saya bisa dikatakan hanya butuh waktu hitungan minggu. Lasykar Pelangi itu saya menulisnya 3 minggu. Padang Bulan itu 9 hari, Tapi risetnya bertahun-tahun,”.
Hebat yah. Wah, ternyata sederhana saja kalau mendengarnya. Melaksanakannya yang perlu passion. Nasehat untuk kita semua!
Langganan:
Postingan (Atom)