My 500 Words

Selasa, 28 April 2015

Saling Menginspirasi Mengatasi Kelemahan

Oleh: Jannerson Girsang

Suatu ketika Anda dan Saya tidak berdaya, lemah, lunglai!.

Coba renungkan ketika mengunjungi orang-orang yang sakit di rumah sakit, orang-orang yang lumpuh, orang yang sekarat tak berdaya.

Apa yang bisa mereka buat?.

Belajarlah dari pengalaman mereka!

Kecerdasan menurun (bahkan bisa-bisa pikun), fisik menurun, kegantengan/kecantikan akan hilang, kekayaan atau harta bisa menurun, ATAU kalau bertambah banyak, Anda tak mampu mengendalikannya, jabatan yang Anda "sombongkan" dan dewa-dewakan juga akan berakhir.

Satu-satunya senjata Anda adalah banyaknya Anda menabur "kebaikan" tulus ke hati orang-orang di sekitar Anda selama ini, banyaknya sahabat karib, sahabat sejati Anda.

Tanamkan kebaikan, sehingga mereka menuai kebahagiaan! Nilai Anda yang kekal adalah banyaknya orang yang merindukan Anda, karena Anda menginspirasi kehidupan mereka !

Tidak cukup hanya sekedar sahabat berlatar politik atau bisnis, karena itu hanya didasarkan pada hubungan "kepentingan", punya masa berlaku.

Perbanyaklah sahabat karib, sahabat sejati--orang-orang yang mencintai Anda apa adanya.
Banggalah keluarga Anda--orang tua Anda, anak dan istri/suami Anda. Bangga dan teladanilah kasih sayang orang tua Anda. Anda ada karena ada mereka, karena ada sahabat-sahabat Anda!.

Mari sahabat-sahabat FB saling menginspirasi satu dengan yang lain. Hanya itu jalan untuk menunju persahabatan dan kekuatan yang berkelanjutan.

Suatu ketika, Anda yang saat ini merasa hebat, berangsur akan lemah, lunglai.

Pada akhirnya, Anda tergantung pada keluarga dan sahabat sejati Anda! Jangan terlambat. Pelihara hubungan keluarga Anda dan sekitar Anda.

Ciptakan perdamaian walau berbeda pendapat. Satu musuh terlalu banyak, seribu teman terlalu sedikit!

Selamat pagi semua!

Medan, 22 April 2015

Mencari Bupati Ideal di Kabupaten Simalungun (2015-2020)



Oleh: Jannerson Girsang

Bahan: Mengenang Rajamin Purba (Biografi)

Membaca kisah Rajamin bagi saya ibarat memimpikan pemimpin ideal bagi daerah kelahiranku, Kabupaten Simalungun.

Andai ada seorang berusia 32 tahun, seusia Rajamin jadi bupati, kemudian mengubah Kabupaten Simalungun seperti yang dilakukannya di era dimana banyak mendapat tantangan, serta, situasi politik, keterbatasan keuangan dan teknologi saat itu.

Meski usianya hanya mentok di angka 49 tahun, tetapi meninggalkan karya yang spektakuler.
Memang,usia 32 tahun menjadi bupati, mungkin sulit dicapai seseorang pada saat sekarang ini. Bupati yang tulus membangun rakyatnya tanpa dicekcoki dengan kepentingan pribadi sudah langka di era hedonisme ini.

Tapi tidak ada salahnya bermimpi. Itulah daya tarik membaca buku ini. .

Buku Mengenang Rajamin Purba, yang ditulis Ir MT Purba pada 2006 ini mengisahkan kiprah pria Simalungun, kelahiran Bangun Purba, Haranggaol, 22 Desember 1928.

Mantan Bupati Simalungun (1960-1973) ini dikenal sebagai bupati yang ideal bagi kabupaten Simalungun dari segi pemikiran, konsep maupun implementasinya di lapangan yang berorientasi kepada aspirasi masyarakat.

Rajamin menjadi Bupati Simalungun saat usianya baru 32 tahun. Masih sangat muda untuk ukuran calon-calon bupati yang muncul sekarang ini. Bukan karena usia, maka seseorang menjadi matang. Sebuah pelajaran bagi para calon bupati. Dulu, yang muda yang berkarya.

Hai, generasi muda, beranikah seperti Rajamin?

Di bidang pemerintahan dia mengukir karya-karya spektakuler, mulai dari merombak struktur desa, pangan, penyelesaian tanah garapan, pembangunan sarana jalan, Sarana Kantor dan Rumah, turis, pembangunan sosial, keagamaan, pendidikan dan budaya.

Di bidang budaya misalnya beliau turut membidani Partuha Maujana Simalungun (PMS), Museum Simalungun. Aktualisasi Motto Habonaron do Bona, muncul di saat pemerintahan beliau dan ditulis pada lambang Kabupaten Simalungun. . .

Dalam usia muda (37 tahun), beliau begitu banyak melahirkan konsep-konsep budaya, keagamaan dan pendidikan jangka panjang bagi kabupaten ini. .

Di bidang pendidikan Rajamin adalah pendiri Universitas Simalungun (18 September 1965), dalam pembangunan masyarakat desa oleh gereja beliau turut membidani pendirian Pelayanan dan Pembangunan (Pelpem) GKPS (15 Januari 1965).

Kita masih bisa saksikan sekarang ini. Penyediaan tanah dan konsep implementasi bagi pendidikan dan rumah ibadah dilakukannya tanpa sedikitpun itu menjadi miliknya.

Penyediaan 33 hektar tanah untuk GKPS di Jalan J Wismar Saragih, 38 hektar tanah untuk Universitas Simalungun (USI) di Pematangsiantar adalah usaha-usaha beliau semasa menjabat Bupati Simalungun untuk fasilitas keagamaan dan pendidikan. Tidak ada satu meterpun aset pribadinya terdapat di sana, atau di sekeliling lokasi itu.

Beliau berjuang untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya--tidak hanya berfikir jangka pendek, apalagi untuk pribadinya. Tak ada peninggalan harta pribadinya yang menonjol di Simalungun, meski dia menjabat bupati selama 13 tahun.

Kini, karya-karyanya semuanya menjadi asset yang bisa dinikmati banyak orang.
Walau usianya hanya 49 tahun (meninggal 1977) Rajamin telah mengukir sebuah teladan yang dapat dibanggakan dan perlu dipelajari generasi sekarang ini.

Dia meninggalkan kader-kader pemimpin yang berjaya di kemudian hari, meninggalkan nilai-nilai baik yang jadi panutan.

Mudah-mudahan para pejabat selanjutnya meniru beliau, janganlah mencampur adukkan kepentingan pribadi dalam strategi pembangunan daerah.

Beliau juga mendidik ke enam putra puterinya dengan baik, meski anak-anaknya harus kehilangan ayahnya, saat mereka masih kuliah dan ada yang masih Sekolah Dasar.

Ketika Rajamin meninggal, anak tertuanya Budi Raja Manggala Putra baru masuk kuliah di teknik Sipil ITB, Darmayanti br Purba (Kelas II SMA), Pandu Purba (Kelas I SMA), Suhaerani Purba (Kelas I SMP), Kurniaty (Kelas V SD) dan Adi Rajadiningrat (Kelas II SD).

Rajamin meninggalkan seorang istri, ibu Kencana. MT Purba (penulis buku ini) menyebutnya putri bangsawan dari Jawa Barat. (Ibu Kencana meninggal tahun 2013).

Ibu cantik, sangat ramah dan mampu bertutur lancar dalam bahasa Simalungun ini konon sempat mengeluh, karena ditinggalkan suami tercintanya saat anak-anaknya masih kecil-kecil.
"Bagaimana membimbing dan membesarkan anak-anak yang enam orang ini tanpa Bapak?. Saya merasa tidak berdaya,"ungkapnya seperti dikutip penulis buku ini.

Tuhan Maha Besar. Kini, anak-anaknya berkiprah di berbagai bidang profesi. Putranya Budi Raja Manggala Putra, kini berpangkat Kolonel, serta putrinya Suhaerani Purba adalah penyanyi yang dikenal dengan Rani Purba, dan menikah dengan Martin Hutabarat (Angggota DPR-RI dari Partai Gerindra), serta putra puterinya yang lain dan berkiprah sesuai dengan profesi mereka masing-masing.

Adakah karakter bupati Rajamin akan muncul pada 2015-2020? Mari kita tunggu!

19 April 2015


Peluncuran Buku


Suara Simalungun 15 April 2015. Publikasi Ulang Tahun Pelpem ke-50 dan peluncuran buku:"Refleksi Melayani Di Tengah Masyarakat: 50 Tahun Pelpem GKPS (1965-2015)".

Kampanye Minat Baca

Oleh: Jannerson Girsang

"Bawa buku yang kau tulis, biar ada bacaanku" kata ibuku yang sudah berusia 78 tahun pagi ini saat menemuinya di rumah adik saya.

Ibu saya terhibur membaca buku yang saya tulis: Refleksi Melayani di Tengah Masyarakat: Lima Puluh Tahun Pelpem GKPS (1965-2015).

Tambah senang lagi ketika mereka (ibu dan bapak) ikut peluncurannya di Pematangsiantar, 8 April 2014 lalu.

Yang tua aja senang membaca. Tingkatkan Minat Baca Indonesia!

Danau Toba yang Menginspirasi

Oleh: Jannerson Girsang

Selamat Pagi semua. Foto di bawah ini adalah hasil jepretanku dari perbukitan Sibaganding, di suatu pagi, Nopember 2014. Sejuk, nyaman dan mengundang inspirasi untuk menuliskannya.
Ribuan kisah indahnya Danau Toba telah dipaparkan dan dikisahkan melalui: buku, opini, cerpen, puisi, foto, drama, film dan kisah dari mulut ke mulut.

Ciptaan Tuhan, kaldera raksasa, hasil ledakan vulkanik yang terjadi 70 ribu tahun yang lalu ini menanti sentuhan. Kisahkan keindahan alam dan budayanya!.

Berceritalah dengan jujur bahwa Danau Toba itu indah, lebih indah dari semua danau yang pernah saya kunjungi di Sumatra, Jawa dan Bali. Memberi inspirasi dan semangat hidup bagi jutaan orang yang pernah mengunjunginya. Berceritalah budaya yang ada di sekitar Danau itu.

Mereka yang pernah mengunjungi Danau ini, pasti berjanji akan kembali lagi ke sana.
Jangan cemari danau ini dari kisah-kisah negatif. Ceritakanlah kisah inspirasi yang mengundang orang berkunjung ke Danau terbesar di Asia Tenggara itu.

Satu cerita buruk tentang Danau itu, mengurangi 10.000 wisatawan, satu cerita baik hanya akan menambah 1000 wisatawan. Percayalah!

Israel yang terus dilanda perang dan konflik, tetap dikunjungi jutaan wisatawan setiap tahun, karena mereka dan media di sana tidak mengeksploitasi berta tentang perang. Mereka memberi harapan kepada pengunjung, daerahnya aman.

Bali yang pernah diserang Bom Teroris 2001, cepat pulih, karena mereka, para penulis di Bali menceritakan "harapan" bukan "kekhawatiran". Bahkan para penulis di sana difasilitasi menuliskan keindahan alam dan kekayaan budaya Bali. Tidak terus menerus mengeksploitasi berita teroris atau kejahatan. .

Kisahkan pengalaman yang menyenangkan di Danau Toba. Mari bercerita tentang Danau Toba yang Indah, kisah yang menginspirasi orang berkunjung ke sana!

"Right or Wrong, I love Lake Toba!"

Medan, 14 April 2015

St KW Purba

St KW Purba (82 tahun), mantan Asisten Direktur Pelpem (1966-1968). Masih energik dan berbicara menanggapi ceramah Ephorus GKPS Pdt Jaharianson Saragih PhD, dalam rangkaian acara Peluncuran Buku Refleksi Melayani di Tengah Masyarakat: Lima Puluh Tahun Pelpem GKPS, di Pelpem GKPS Pematangsiantar, siang tadi (8 April 2015)..
Pasti di masa mudanya beliau sangat energik. Beliau lulusan SPMA tahun enampuluhan dan pernah bekerja di Dinas Pertanian di Bogor. Kemudian kembali ke Siantar untuk membangun Simalungun.
KW kini masih mengusahakan pembibitan Cengkeh, UD Senang Tani di Siantar. "Anggo roh hu rumah gratis. Tapi anggo mulak marhira hita" katanya berseloroh dan kami sambut dengan tepuk tangan meriah. Orang tua yang menginspirasi.

Refleksi Melayani di Tengah Masyarakat, Lima Puluh Tahun Pelpem GKPS (1965-2015),

Peluncuran buku Refleksi Melayani di Tengah Masyarakat, Lima Puluh Tahun Pelpem GKPS (1965-2015), dihadiri sekitar 400 undangan, mayoritas para kader Pelpem di berbagai lokasi di Simalungun. Penulis menyerahkan buku secara simbolis kepada Ephorus GKPS dan Direktur Pelpem dalam acara khusus di Pematangsiantar siang ini.

Ultah Perkawinan ke-55

Hari ini, 7 April 2015, orang tuaku genap menjalani pernikahan ke 55 tahun. Baru diberitahu malam ini saat kami baru tiba di sebuah rumah makan di Pematangsiantar. Keduanya di usia mereka memasuki 78 tahun tetap awet. Tuhan memberkati.

Danau Toba.

Dari sudut mana saja Danau Toba itu Indah. Bawa jalan-jalan istri yang senang difoto, asyik juga. Istirahat di Penatapan Tele.

Tele

Istirahat di Tele, 5 April 2015