Oleh: Jannerson Girsang.
Buah pikiran seorang penulis yang dipublikasi
mampu mempengaruhi dunia, bahkan secara tidak langsung memimpin perubahan
dunia.
Karya tulis, baik dalam bentuk artikel dan buku yang memberi makna atas
peristiwa, mengangkat nilai-nilai yang sudah terkubur, menjadi sumber
pengetahuan, dan inspirasi bagi masyarakat umum, para pengambil keputusan atau
para pemimpin.
Nilai sebuah artikel atau buku adalah sebuah pengalaman baru, hidup
baru, pengetahuan baru. Christopher Morley (1890 – 1957), seorang wartawan dan
penulis novel berkebangsaan Amerika, mengatakan: “Ketika anda menjual sebuah
buku kepada seseorang Anda tidak hanya menjual 12 ons kertas, tinta dan lem.
Anda menjual hidup baru. When you sell a man a book you don't just sell him 12
ounces of paper and ink and glue. You sell him a whole new life".
Mempengaruhi Pemikiran, Mendorong Tindakan
Karya tulis mempengaruhi pemikiran dan mendorong pembaca bertindak ke
arah yang lebih baik. Membaca tulisan
akan membuat orang menikmati hidup baru, cara-cara baru yang lebih baik dari
sebelumnya.
Buku terkenal Seven Habits yang terbit 1989, karya Stephen R.Covey
sudah terjual lebih dari 20 juta dan dibaca lebih dari jumlah buku yang
terjual.
Menjadi pedoman atau referensi para pemimpin atau manajer, dan
banyak mempengaruhi karakter para
pemimpin dunia, termasuk Indonesia.
Penulisnya sendiri, Covey sangat berpengaruh di kalangan pemimpin dunia.
Bahkan ditunggu kedatangannya di pertemuan-pertemuan para pemimpin dunia,
termasuk dengan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, ketika buku lanjutan Seven
Habits, yakni Eight Habit terbit pada 2005.
George Soros,seorang pengusaha yang menuliskan pengalamannya dalam
bentuk buku dan publikasi, turut memberi warna pandangan manusia tentang
keuangan dan filsafat. Pradigma Baru Pasar Financial, salah satu buku George
Soros yang diterbitkan Oktober 2008, merupakan pikiran-pikirannya yang
memberikan inspirasi kepada pengambil keputusan meski tidak pernah bertemu
dengan George Soros.
Penulis lainnya, Robert Tyosaki penulis buku Rich Dad, Poor Dad juga memberi motivasi banyak pengembil
keputusan di seantero dunia ini.
Pembaca mungkin masih ingat Ramos Horta, ketika pada masa-masa
perjuangan Timor Timur yang selain sebagai pelobi, dia juga rajin
mempublikasikan opininya di media-media internasional.
Yang lebih luar biasa lagi, kekuatan seorang penulis handal lebih dari
kekuatan seorang presiden. Dua wartawan muda Amerika, Bernstein dan Woodward.
Laporan jurnalistik investigasi mereka yang dibukukan dalam buku All the
President Men, mengungkap kasus Watergate.
Kasus yang mampu mengundang reaksi orang untuk menjatuhkan Presiden
Amerika Serikat Richard Nixon di era
tujuh puluhan.
Mengangkat Kisah yang Dilupakan
Karya seorang penulis menghiasi dunia dengan kisah yang mungkin sudah
dilupakan orang menjadi karya luar biasa.
Misalnya sosok Shoe Hok Gie yang kurang dikenal oleh para anak muda era
2000-an, kemudian biografinya ditulis oleh Dr John Maxwell, ”Pergulatan
Intelektual Muda Melawan Tirani”. Buku itu mampu mengangkat kembali nilai-nilai
kejuangan seorang mahasiswa enampuluhan bagi generasi muda abad 21. Para anak
muda semakin mengenalnya setelah hasil karya tulis itu kemudian menjadi sebuah
film dan digandrungi generasi muda bangsa ini.
Penulis lainnya banyak mengangkat hal-hal yang terlupakan menjadi
inspirasi baru. Misalnya kisah tenggelamnya Titanic.
Kisah yang menjadi pembicaraan hangat, karena karya tulis itu kemudian
dapat menghasilkan cerita yang dinikmati penduduk dunia melalui film My Heart
will Go on.
Sebuah artikel tentang kehidupan pengusaha kemenyan di era 1930-an di
harian ini beberapa tahun lalu berjudul ”Melongok Pengusaha Kemenyan Era 30-an”
mengisahkan kembali seorang pengusaha kemenyan di daerah Humbang. Saat itu dia
sudah memiliki mobil. Rumahnya yang mewah masih dapat disaksikan di sebuah desa
pedalaman di Kabupaten itu.
Artikel itu mencerahkan pembaca bagaimana kehidupan seorang pengusaha
kemenyan, bagaimana kemenyan diproduksi dan bagaimana Humbang telah menjadi
pusat produksi kemenyan sejak lama, dan kini masih terus berlanjut.
Mengangkat Martabat Bangsa
Para penulis mampu mengangkat harkat martabat bangsanya melalui
tulisan. Mungkin Anda pernah mendengar kisah tentang novel : Cantik itu Luka,
sebuah novel berkelas dunia, yang ditulis Eka Kurniawan, pengarang Indonesia
kelahiran 1975 dan alumnus Filsafat UGM.
Para novelis luar negeri menempatkan Eka Kurniawan pada posisi yang
setara novelis international. Novel ini ternyata sudah diterjemahkan ke dalam
bahasa Jepang Bi wa Kizu oleh Ribeka Ota dan diterbitkan Shinpusha di Jepang.
Menyusul Novel Lasykar Pelangi yang memberikan kontribusi besar bagi
dunia sastra Indonesia, serta memperkenalkan mindset Indonesia ke dunia luar.
Puluhan juta buku Lasykar pelangi yang berkisah tentang mimpi seorang penduduk
desa di Belitung menginspirasi jutaan penduduk dunia.
Menurut harian Indonesia berbahasa Inggeris, The Jakarta Post (29
Oktober 2013), sudah diterbitkan di 100 negara dan diterjemahkan ke dalam 30
bahasa yang berbeda. Sebuah prestasi yang memunculkan kebanggaan bahwa penulis
Indonesia juga mampu menghasilkan karya-karya novel yang mendunia.
Menulis Fakta Memberi Makna
Menulis fakta menjadi bermakna dan dibaca khalayak bukan proses yang
mudah. Proses diawali dari sebuah ide, pengumpulan data (wawancara, observasi
atau riset), menulis dan mempublikasikan kepada umum baik melalui media cetak,
online atau buku sehingga bisa dibaca oleh lebih banyak manusia.
Penulis harus memiliki kemampuan kejelian memilih issu, kesabaran, dan idealisme. Hal yang
belakangan tidak banyak dimiliki para penulis generasi muda kita sekarang kita.
Mereka membutuhkan pembelajaran baik secara formal dan informal.
Kita saat ini berada dalam arus generasi internet, dimana media tulis
akan semakin terbuka lebar. Artinya,
sebuah tulisan tidak lagi menunggu media cetak yang jumlahnya terbats dan harus
antri. Penulis memiliki alternatif lain dengan hadirnya media online, bahkan artikel-artikel atau
buku bisa dipublikasikan melalui website atau blog pribadi.
Generasi internet dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi dengan
bahasa tulisan. Jika tidak, maka negeri ini akan diluberi informasi hasil
tulisan orang asing dengan sudut pandang yang berbeda, namun belum tentu
memberi manfaat sesuai dengan kebutuhan kita.
Jangan Hanya Menyimpan di Laptop
Sebuah kisah yang disimpan di lemari atau di dalam komputer, tidak akan
berarti apa-apa. Dia hanya pajangan atau kenangan yang bisa hilang seiring
meninggalnya pemilik cerita.
Sebaliknya, tulisan hanya menjadi kenangan dan tak punya kekuatan
apa-apa, kecuali bagi penulisnya sendiri dan kemungkinan akan hilang dengan
berjalannya waktu!.
Novel Lasykar Pelangi jika hanya tersimpan di laptop penulisnya Andrea
Hirata, tidak mungkin bisa dibaca jutaan penduduk dunia, tidak mungkin
mempengaruhi dunia, tidak mungkin mengangkat martabat bangsa.
Marilah mendorong para penulis-penulis kita, berikan apresiasi bagi
penulis sekecil apapun karyanya, karena itu akan membuat kekuatan besar
mepengaruhi dunia!. Bacalah karya-karya anak bangsa. Belilah buku-buku mereka!
Para anak muda teruslah melanjutkan menulis dengan sungguh-sungguh.
Perkembangan media yang pesat akan menjadikan kegiatan menulis menjadi alternatif
pekerjaan baru bagi kita semua.
Harapan masih terbuka lebar. Dengan makin berkembangnya teknologi
informasi, maka para penulis memiliki kesempatan luas mempublikasi
tulisan-tulisan dari perenungan lokal menurut jalan pikiran bangsa ini menuju
dunia yang lebih makin berkembang dan mempengaruhi dunia. ***
Penulis adalah penulis biografi berdomisili di Medan