Oleh: Jannerson Girsang
Tiap tahun, sejak kematian adik saya Parker-usia 49 (empat tahun lalu) dan istrinya--usia 43 (delapan tahun yang lalu), saya secara rutin setiap tahun menulis refleksi penyertaan Tuhan sesudah peristiwa tragis yang menimpa ketiga putri yang mereka tinggalkan.
Sebuah cara berkomunikasi dengan ketiga bunga yang mereka tinggalkan supaya tetap mekar, merajut kembali luka parah yang mereka alami. Luka itu semakin hari terajut kembali menuju kesembuhan, menghasilkan perenungan-perenungan baru tentang kehidupan.
Awalnya, peristiwa duka itu menimbulkan kesedihan mendalam bagi keluarga, khususnya ketiga putrinya yang masih berusia belasan tahun dan memerlukan kasih sayang orang tua.
Banyak perkara yang tak dapat dimengerti, kecuali bertanya pada Dia yang paling mengetahui misteri hidup. Kepahitan, kekhawatiran itu, ternyata ada dalam rencanaNya. Allah mengerti, Allah peduli, segala peristiwa yang menimpa kita.
Kami semua menyadari kemudian, bahwa janji Tuhan sama seperti Fajar di Pagi Hari. Pasti dan dapat dirasakan!.
Tuhan itu ada, bekerja dan memelihara kita. "Luar biasa penyertaan Tuhan sama kita ya," ujar Yani Christin, anak tertua adikku dalam pesan yang ditulisnya di inbox tahun ini.
Inilah renunganku tahun ini!
Malam ini di Medan aku teringat peristiwa empat tahun lalu, 17 Juni 2010. Saya teringat tiga putri-putri almarhum adikku di tempat yang jauh.
Terngiang bunyi telepon maut yang memberitahukan almarhum adikku Parker Girsang berpulang di Rumah Sakit Cikini, Jakarta, dalam usia 49 tahun, karena kanker nasopharing. Menyusul istrinya yang meninggal empat tahun sebelumnya.
Terkenang, malam yang sangat panjang menunggu pesawat berangkat dari Medan ke Jakarta, esok harinya.
Terngiang duka cita, dan kekhawatiran membayangkan ketiga putri yang masih remaja dan anak-anak harus kehilangan ibu dan ayahnya, hanya berselang 4 tahun.
Terkenang, ketiga putri kami berdiri di samping jenazah, meratapi kepergian tumpuan harapan mereka: Papanya pergi, menyusul mamanya!
"Gelap gulita!," demikian pernah diucapkan Christin beberapa waktu sesudah peristiwa itu. Hanya empat tahun berselang, dua kali subuh mereka menyaksikan ambulance parkir di depan rumahnya mengantarkan jenazah kedua orang tua yang sangat mereka kasihi.
Saat-saat begini saya sedih, sekaligus bangga dengan Tuhan yang bekerja untuk ketiga putri kami yang mereka tinggalkan.
Tadi sore, Christin (putri tertua Parker) mengingatkanku. "Bapatua, hari ini persis 1462 hari (4 tahun) papa meninggal," katanya.
Tak terasa memang, karena ketiga putri kami yang ditinggalkan almarhum, senantiasa berserah kepada Tuhan dan tetap semangat mengejar cita-citanya, bahkan menjadi inspirasi bagiku.
Malam ini, saya membuka inbox FB dari putriku yang luar biasa ini.
"Holabida bapatua tadi aku sms bapatua eh ternyata pulsa ku habis, aku fikir message fb aja deh hehe.
Happy Father's Day bptua. dan hari ini juga ternyata tepat 1462 hari alias 4thn peringatan meninggal papa. tapi hari ini dan 4 thn lalu ceritanya sudah beda ya.
Setahun lalu tepat 3thn tepat aku sidang dan dinyatakan lulus, tahun ini tepat 4 tahun ceritaku sudah beda, sudah kembali masuk babak perkuliahan yg baru.
Luar biasa penyertaan Tuhan sama kita ya. Bapaktua sehat2 terus ya sm inangtua yg penting happy2 aja hehe.
Di kantorku hari ini papanya ada yg meninggal juga karena kecelakaan, dan kebetulan temanku ini mau nikah. dalam hati aku bersyukur, Terimakasih Tuhan kau telah memberikan yg terbaik untuk saya,
Walaupun dulu begitu kecil tapi aku gak kebayang rasanya kalau seandainya aku diposisi temanku itu. ada rasa syukur dan sukacita ya ditengah dukacita. Smangat terus!"
Empat tahun sudah berlalu. Kedua adikku (suami istri) telah meninggalkan kami, tetapi bunga yang mereka tinggalkan Yani Christin Girsang, Hilda Valeria Girsang, Trisha Melanie Girsang, kini tumbuh dan mekar.
Terbayang makam kedua adikku di Pemakaman Perwira Bekasi. "You are not here anymore, but the flowers still bloom".
Kedua adikku (suami istri) memang sudah pergi, tetapi bunga yang mereka tinggalkan tetap semangat, bertumbuh dan menapak masa depan yang semakin gemilang.
Empat tahun lalu, keluarga sangat mengkhawatirkan masa depan ketiganya.
Christin yang tertua saat itu baru berusia 19 tahun dan masih memulai kuliah tahun pertamanya, kini sudah bekerja di siang hari, dan malam hari melanjutkan S1nya di UI, Depok-Jakarta, Hilda (Ai) yang baru memasuki SMA, kini sudah kuliah semester IV di Universitas Brawijaya, Malang, dan Trisha Melani (Icha), baru memasuki SMP, kini kelas I di SMA Negeri I Bekasi. .
Kini semua sadar, kesedihan selalu dinanti suka cita. Penderitaan selalu memunculkan pemahaman baru tentang campur tangan Tuhan dalam kehidupan. Jangan takut menghadapi tantangan seberat apapun.
Tuhan tidak pernah mengijinkan seseorang menanggung beban yang tak mampu dipikulnya. Percaya saja. Dia memiliki cara menyelesaikan masalah kita dengan caraNya sendiri.
Ketiganya memaknai peristiwa menyedihkan itu sebagai sebuah rencana yang indah. "Aku baru buka fb bp tua, semoga bunga2 mama dan papa selalu mekar disaat yg tepat. Tetap semangt buat kita semua. Fight! God bless us.." ujar Hilda Valeria Girsang, putri Parker kedua.
"Setelah aku baca ulang semua kira-kira bagaimana ya bapatua Jannerson Girsang kisah 366 hari yang akan datang lagi.. hehehe," tanya Christin mengomentari artikel ini.
"Do the best, let God take the rest!. Lakukan yang terbaik, biarlah Tuhan menyempurnakannya".
Semangat terus putri-putriku. "To live is to suffer, to survive is to find some meaning in the suffering". (Friedrich Nietzsche)
Terima kasih Tuhan, engkau Maha Kuasa dan mampu menggunakan tangan-tangan umatMu memelihara putri-putri kami, menyentuh hati banyak orang bersimpati, bahkan menjadikan mereka inspirasi.
Terima kasih untuk bou Masda, Ompung Nagasaribu, Ompung boru br Sitompul, serta seluruh keluarga, tak lupa buat tante-tantenya Christin (keluarga mamanya), serta seluruh keluarga lainnya yang bersimpati.
"Let us not be satisfied with just giving money. Money is not enough, money can be got, but they need your hearts to love them. So, spread your love everywhere you go"
Salam hangat buat kalian bertiga: Yani Christin, Hilda Valeria, Trisha Melani.
Tiap tahun, sejak kematian adik saya Parker-usia 49 (empat tahun lalu) dan istrinya--usia 43 (delapan tahun yang lalu), saya secara rutin setiap tahun menulis refleksi penyertaan Tuhan sesudah peristiwa tragis yang menimpa ketiga putri yang mereka tinggalkan.
Sebuah cara berkomunikasi dengan ketiga bunga yang mereka tinggalkan supaya tetap mekar, merajut kembali luka parah yang mereka alami. Luka itu semakin hari terajut kembali menuju kesembuhan, menghasilkan perenungan-perenungan baru tentang kehidupan.
Awalnya, peristiwa duka itu menimbulkan kesedihan mendalam bagi keluarga, khususnya ketiga putrinya yang masih berusia belasan tahun dan memerlukan kasih sayang orang tua.
Banyak perkara yang tak dapat dimengerti, kecuali bertanya pada Dia yang paling mengetahui misteri hidup. Kepahitan, kekhawatiran itu, ternyata ada dalam rencanaNya. Allah mengerti, Allah peduli, segala peristiwa yang menimpa kita.
Kami semua menyadari kemudian, bahwa janji Tuhan sama seperti Fajar di Pagi Hari. Pasti dan dapat dirasakan!.
Tuhan itu ada, bekerja dan memelihara kita. "Luar biasa penyertaan Tuhan sama kita ya," ujar Yani Christin, anak tertua adikku dalam pesan yang ditulisnya di inbox tahun ini.
Inilah renunganku tahun ini!
Malam ini di Medan aku teringat peristiwa empat tahun lalu, 17 Juni 2010. Saya teringat tiga putri-putri almarhum adikku di tempat yang jauh.
Terngiang bunyi telepon maut yang memberitahukan almarhum adikku Parker Girsang berpulang di Rumah Sakit Cikini, Jakarta, dalam usia 49 tahun, karena kanker nasopharing. Menyusul istrinya yang meninggal empat tahun sebelumnya.
Terkenang, malam yang sangat panjang menunggu pesawat berangkat dari Medan ke Jakarta, esok harinya.
Terngiang duka cita, dan kekhawatiran membayangkan ketiga putri yang masih remaja dan anak-anak harus kehilangan ibu dan ayahnya, hanya berselang 4 tahun.
Terkenang, ketiga putri kami berdiri di samping jenazah, meratapi kepergian tumpuan harapan mereka: Papanya pergi, menyusul mamanya!
"Gelap gulita!," demikian pernah diucapkan Christin beberapa waktu sesudah peristiwa itu. Hanya empat tahun berselang, dua kali subuh mereka menyaksikan ambulance parkir di depan rumahnya mengantarkan jenazah kedua orang tua yang sangat mereka kasihi.
Saat-saat begini saya sedih, sekaligus bangga dengan Tuhan yang bekerja untuk ketiga putri kami yang mereka tinggalkan.
Tadi sore, Christin (putri tertua Parker) mengingatkanku. "Bapatua, hari ini persis 1462 hari (4 tahun) papa meninggal," katanya.
Tak terasa memang, karena ketiga putri kami yang ditinggalkan almarhum, senantiasa berserah kepada Tuhan dan tetap semangat mengejar cita-citanya, bahkan menjadi inspirasi bagiku.
Malam ini, saya membuka inbox FB dari putriku yang luar biasa ini.
"Holabida bapatua tadi aku sms bapatua eh ternyata pulsa ku habis, aku fikir message fb aja deh hehe.
Happy Father's Day bptua. dan hari ini juga ternyata tepat 1462 hari alias 4thn peringatan meninggal papa. tapi hari ini dan 4 thn lalu ceritanya sudah beda ya.
Setahun lalu tepat 3thn tepat aku sidang dan dinyatakan lulus, tahun ini tepat 4 tahun ceritaku sudah beda, sudah kembali masuk babak perkuliahan yg baru.
Luar biasa penyertaan Tuhan sama kita ya. Bapaktua sehat2 terus ya sm inangtua yg penting happy2 aja hehe.
Di kantorku hari ini papanya ada yg meninggal juga karena kecelakaan, dan kebetulan temanku ini mau nikah. dalam hati aku bersyukur, Terimakasih Tuhan kau telah memberikan yg terbaik untuk saya,
Walaupun dulu begitu kecil tapi aku gak kebayang rasanya kalau seandainya aku diposisi temanku itu. ada rasa syukur dan sukacita ya ditengah dukacita. Smangat terus!"
Empat tahun sudah berlalu. Kedua adikku (suami istri) telah meninggalkan kami, tetapi bunga yang mereka tinggalkan Yani Christin Girsang, Hilda Valeria Girsang, Trisha Melanie Girsang, kini tumbuh dan mekar.
Terbayang makam kedua adikku di Pemakaman Perwira Bekasi. "You are not here anymore, but the flowers still bloom".
Kedua adikku (suami istri) memang sudah pergi, tetapi bunga yang mereka tinggalkan tetap semangat, bertumbuh dan menapak masa depan yang semakin gemilang.
Empat tahun lalu, keluarga sangat mengkhawatirkan masa depan ketiganya.
Christin yang tertua saat itu baru berusia 19 tahun dan masih memulai kuliah tahun pertamanya, kini sudah bekerja di siang hari, dan malam hari melanjutkan S1nya di UI, Depok-Jakarta, Hilda (Ai) yang baru memasuki SMA, kini sudah kuliah semester IV di Universitas Brawijaya, Malang, dan Trisha Melani (Icha), baru memasuki SMP, kini kelas I di SMA Negeri I Bekasi. .
Kini semua sadar, kesedihan selalu dinanti suka cita. Penderitaan selalu memunculkan pemahaman baru tentang campur tangan Tuhan dalam kehidupan. Jangan takut menghadapi tantangan seberat apapun.
Tuhan tidak pernah mengijinkan seseorang menanggung beban yang tak mampu dipikulnya. Percaya saja. Dia memiliki cara menyelesaikan masalah kita dengan caraNya sendiri.
Ketiganya memaknai peristiwa menyedihkan itu sebagai sebuah rencana yang indah. "Aku baru buka fb bp tua, semoga bunga2 mama dan papa selalu mekar disaat yg tepat. Tetap semangt buat kita semua. Fight! God bless us.." ujar Hilda Valeria Girsang, putri Parker kedua.
"Setelah aku baca ulang semua kira-kira bagaimana ya bapatua Jannerson Girsang kisah 366 hari yang akan datang lagi.. hehehe," tanya Christin mengomentari artikel ini.
"Do the best, let God take the rest!. Lakukan yang terbaik, biarlah Tuhan menyempurnakannya".
Semangat terus putri-putriku. "To live is to suffer, to survive is to find some meaning in the suffering". (Friedrich Nietzsche)
Terima kasih Tuhan, engkau Maha Kuasa dan mampu menggunakan tangan-tangan umatMu memelihara putri-putri kami, menyentuh hati banyak orang bersimpati, bahkan menjadikan mereka inspirasi.
Terima kasih untuk bou Masda, Ompung Nagasaribu, Ompung boru br Sitompul, serta seluruh keluarga, tak lupa buat tante-tantenya Christin (keluarga mamanya), serta seluruh keluarga lainnya yang bersimpati.
"Let us not be satisfied with just giving money. Money is not enough, money can be got, but they need your hearts to love them. So, spread your love everywhere you go"
Salam hangat buat kalian bertiga: Yani Christin, Hilda Valeria, Trisha Melani.