(Jeritan Istri Orang Kaya)
Oleh: Jannerson Girsang
Banyak istri bercita-cita memiliki suami orang kaya, Mewah, disanjung orang di pesta, nyetir mobil mewah sendiri kemana-mana. Bisa berlibur kemana dia suka.
Tapi seorang istri dalam lagu Tumagon Mulak Pogos (Lebih Baik Kembali Miskin), justru dirinya lebih suka keluarganya kembali miskin.
Heran yah, Kenapa?
Ternyata tidak semua istri orang kaya itu bahagia. Inilah salah satu jeritan seorang istri yang memiliki suami kaya.
Perubahan status, dulunya miskin, tetapi jadi orang kaya baru (OKB), bisa merubah suasana rumah tangga.
Salah satunya, suami lupa diri, lupa kebutuhan istri yang hakiki, seperti kata syair lagu ini
Suami yang sibuk, karena kekayaannya, kadang melupakan kebutuhan istri. Istri butuh waktu, cinta, kehangatan dan perhatian dari suami.
Sesuatu yang tidak bisa digantikan dengan uang, salon, mobil, piknik ke Makao atau hiburan lainnya!.
Sang istri terkenang saat mereka miskin, belum punya fasilitas.
Saat itu, dia merasakan rumah tangga yang begitu bahagia. Waktu, cinta, kehangatan dan perhatian suami masih penuh.
Suami setia. Pergi kemana-mana selalu sama, karena istri selalu nempel dengan suami di atas sepeda motor.
Setelah punya mobil masing-masing, dan bisa setir sendiri-sendiri, suasananya berubah. .
Belanja ke tempat mewah, sekali seminggu cuci muka ke salon, sendiri-sendiri..
Memang, dari luar orang melihatnya bahagia, hebat! Banyak orang yang salut (mangapian). .
Bertahun-tahun, sang istri penuh sandiwara kepada teman-temannya.
Senyum simpulnya, wajah dengan polesan salon, baju baru, sepatu baru, setiap tampil di pesta, tidak ada yang menyangka kalau hatinya hancur.
Apalagi mendengar kisahnya sekali setahun liburan ke Makao, sendiri, ke Hongkong sendiri!
Dia dipandang sebagai ibu yang bahagia.
Tapi, sebenarnya.....!. Setiap dia pulang ke rumah.....
Seringkali, sehari semalam suaminya tidak pulang. Istri sendirian menunggu di rumah, suami entah dimana.
Kalau pulang dan si istri bertanya, "Dari mana, Pak?"
"Kau nggak ngerti itu!" kata sang suami.
Aduhhhhh, "Sakitnya Tuh di Sini......di dalam hatiku!" seperti syair lagunya Citata.
Ketika istri tidak lagi memperoleh waktu, cinta, kehangatan dan perhatian dari suami, dia tidak berarti apa-apa lagi. Hidupnya hampa!
Akhirnya......!
"Aduh.....kalau begitu lebih baik kita kembali miskin Pak!" Tumagon ma hita mulak pogos.
Lagu Batak "Tumagon ma Hita Mulak Pogos" (Lebih baik kita kembali miskin) karya Buntora Situmorang yang dilantunkan penyanyi populer di era 80-an, Rita butar-butar, begitu menyentuh hati
Jeritan seorang istri yang mendapatkan harta dunia, tetapi kehilangan waktu, cinta, kehangatan dan perhatian suami.
Simak deh syair lagunya!.
TUMAGON MA HITA MULAK POGOS
(Lebih Baik Kembali Miskin)
Dongan hi ale amang (Teman-temanku Pak!)
Godang do mangapian (Banyak orang yang salut)
Dongan hi ale amang (Teman-temanku, Pak)
Didok do au na sonang (Bilang aku bahagia)
Sonang do au (Aku bahagia)
Sonang do au (Aku bahagia)
Anggo pamereng ni halak (Kalau dilihat orang)
Anggo pamerengan (Hanya dilihat dari luar)
Alus hi tu dongan hi (Aku menjawab teman-temanku)
Hubahen ma mengkel sumbing (Kubuat tertawa terbahak-bahak)
Molo dung dipuji au (Kalau saya disanjung)
Ina-ina na sonang (Ibu-ibu yang bahagia)
Alai hassit (Tapi sakit...)
Malala rohanki di bagasan (Tapi dalam hatiku yang terdalam, hancur)
Aha so dongan mangapian da amang (Kenapa mereka tidak salut?)
Marnida au na boi tu dolok tu toruan (Melihatku bisa ke sana kemari)
Balanja siap ari (Setiap hari belanja)
Tu Hero Pasar Swalayan (Ke Hero Pasar Swalayan)
Marsahali saminggu paias bohi ro tu Salon (Sekali seminggu cuci muka ke Salon)
Molo lao mardalani setir sendiri do nian (Kalau jalan-jalan setir sendiri)
Alai so ada umbotosa da amang (Tapi tidak ada yang tau, Pak)
Manang boha do bagas ni parsorion (Bagaimana dalamnya pendritaanku)
Marsadari saborngin (Sehari semalam)
Jumotjotan ma au dang mardongan (Aku lebih sering sendiri)
Paima-ima ho na sai lalap di parlalapan (Menunggumu entah kemana)
Molo tar sor husungkun (Kalau aku bertanya)
Sian dia do ho amang (Dari mana kau Pak?)
Aha ma alusmu tu au da amang (Apa jawabmu, Pak?)
Dang diattusi ho be i (Kau tidak mengerti apa yang kulakukan)
I do alus Mi (Itulah jawabmu)
Molo songoni nama hatam tu au amang (Kalau jawabmu begitu, Pak)
Umbulusan ma hita on mulak pogos (Lebih baiklah kita kembali miskin)
Medan, 8 Juli 2015