"Let us not be satisfied with just giving money. Money is not enough, money can be got, but they need your hearts to love them. So, spread your love everywhere you go" (Mother Theresia). Photo: Di Pantai Barus, Tapanuli Tengah, April 2008. Saat itu, seorang anak laki-laki sedang asyik memancing bersama teman-temannya. (Dilarang keras memposting artikel-artikel dalam blog ini untuk tujuan komersial, termasuk website untuk tujuan memperoleh iklan).
Sabtu, 07 Februari 2015
Sambut Kemenangan Ocha Samosir, Lupakan Sejenak Kisruh KPK vs Polri
Oleh: Jannerson Girsang
Para penggemar OCHA Samosir pantas puas dan bangga karena "idolanya" menjadi juara I, adu bakat di Program Televisi Indosiar. Ocha menyingkirkan 37 peserta Mamamia Indosiar 2015.
Saya dan jutaan pendukungnya menikmati hasil kompetisi yang fair, dan melupakan berita-berita seputar kisruh oknum-oknum KPK dan Polri, yang berkompetisi dengan sangat tidak fair.
Setelah berbulan-bulan OCHA--Peserta program televisi Mama Mia asal Sumatera Utara itu berada di "kursi panas", sejak audisi September 2014, putri Sapna Sitopu itu berhasil menorehkan namanya di pentas kontes bakat bertaraf nasional itu.
Ocha melalui liku-liku menapaki tangga Juara. Dia sempat hampir tersisih dalam enam besar.
Pada penampilan 29 Nopember 2014 lalu, pasangan Ocha Samosir dan Sapna Sitopu nyaris terdepak dari kontes bakat itu. Saat itu dalam babak enam besar, masuk zona merah alias karena minim dukungan sms (pesan singkat).
Saat itu Sapna sempat pesimis. "Saya pesimis karena peserta yang lain jelas-jelas mendapat dukungan dari wali kota daerah mereka. Kalau saya sendiri, seberapalah kemampuan saya menggalang dukungan?" ujarnya kepada Tribunenews.
Ternyata, semangat membara mampu menembus semua hambatan. "If you want to do some thing you find a way. If you don't, you will find an excuse," demikian Jim Rohn.
Sapna dan Ocha menemukan jalannya. Saya dan jutaan pendukungnya turut salut dan bangga dengan kegigihannya!.
All out!. Itu yang saya saksikan. Beliau tidak henti-hentinya mengirim sms meminta dukungan. "Bantu sms boru kita ya boto," demikian Sapna terus meminta dukungan melalui sms ke hp saya dalam setiap penampilan OCHA di Mamamia..
Sapna adalah seorang seniman, dosen di Etnomisikologi USU, serta sering tampil dalam acara seni budaya Simalungun. Terakhir saya menyaksikan penampilannya di Balai Bolon GKPS Pematangsiantar dalam penutupan Pesparawi Bapa GKPS, Nopember 2014.
Dalam perjalanan kembali ke Medan dari Pematangsiantar saya dan rombongan Sapna sempat istrahat di sebuah kedai kopi di Perbaungan dan Sapna mengungkapkan kisah perjuangannya mendukung OCHA juara. "Saya meminta kalian mendukungnya yah," katanya waktu itu.
Tentu saja, walau hanya sekedar mengirim sms.
Tadi malam, Sapna menuai hasilnya. Bukan hanya berarti untuk dirinya, tetapi banyak orang.
Sapna turut membawa budaya sinden Batak yang tampil di ajang nasional. Sapna memiliki keahlian nyinden lagu-lagu tradisonal Batak Simalungun, Pakpak Dairi, Mandailing, Ankola dan Karo. Semuanya bisa disaksikan oleh jutaan pemirsa di Indonesia.
Kemenangan Ocha setidaknya membuat saya sedikit terbebas dari pikiran tidak sehat menyaksikan persaingan yang sangat bertolak belakang, pertarungan Polri dan KPK yang sangat memuakkan. Pertarungan yang mengedepankan kepentingan kelompok, pribadi, menggunakan kekuasaan.
Kemenangan Ocha menjadi setitik air di gurun pasir menerangi pikiran yang sedikit galau menyaksikan pertarungan jatuh menjatuhkan yang terjadi di bumi tercinta ini.
Semoga teladan ini mengajarkan kita: hanya bersaing sehat, proses perjuangan panjang, bisa mendatangkan hasil yang membahagiakan semua orang.
Great Ocha, great Sapna!
Selamat untuk boto Sapna Sitopu, ibu Ocha yang memberi pelajaran bagi orang tua dalam mendukung anak-anaknya bersaing sehat. Terima kasih untuk suara Ocha yang memukau. Vina Panduwinata dan seluruh juri, seluruh penggemarmu terhibur dan tercerahkan!
Medan, 18 Januari 2015
Penyelesaian Kapolri: Mencari yang Terbaik dengan Jalan Terbaik"
Oleh: Jannerson Girsang
Jokowi menegaskan bahwa bangsa ini harus menunggu Minggu depan,
keputusan penetapan Kapolri baru. Beliau sendiri akan bertolak ke
Malaysia siang ini dan akan melanjutkan kunjungan ke berbagai negara.
Karena satu orang calon Kapolri, Presiden, para petinggi, pengamat, politisi, Tim sembilan, para menteri tampak terbodoh, sibuk!.
Betapa penting dan strategisnya posisi seorang Kapolri. Betapa sulitnya mencari orang yang cocok menduduki "kursi panas" itu. Presiden dibuat sulit mengambil keputusan yang tepat waktu, dan tepat sasaran. Berbagai kepentingan menyandera Jokowi.
Rakyat dimana kebanyakan hanya memperoleh informasi melalui televisi, dicekoki dengan banyak suara orang-orang dengan vested interest sendiri sibuk untuk kepentingannya sendiri. Hari ini bilang A, besok bilang B, sesuai kepentingannya.Kadang membuat bingung. Hanya sedikit yang memberi pencerahan.
Kami yang mencintai Jokowi, selalu mendoakan beliau agar memiliki kebijaksanaan untuk mendapatkan Kapolri yang membela kepentingan kami, jutaan rakyat yang merindukan pejabat yang bersih. Beliau adalah presiden, kami masih yakin beliau masih memihak rakyat.
Mungkin hanya sebagian kecil di tingkat elit yang mendukung beliau, mencari cara yang terbaik bagi kepentingan rakyat. Mudah-mudahan saja minggu depan kita sudah memperoleh keputusan pengangkatan Kapolri yang terbaik bagi rakyat.
Beberapa hari terakhir tampak media begitu gencar memberitakan soal batal atau tidaknya pencalonan BG menjadi Kapolri. Hampir tak terdengar lagi berita pemboman kapal-kapal pencuri ikan.
Kenyamanan rakyat sedikit terganggu, karena berbagai pihak menginterpretasi satu pasal hukum dengan berbagai pemahaman. Membuat rakyat benar-benar bingung.
Kadang semakin khawatir dengan aksi saling tuding, saling mencari kesalahan, tanpa pembuktian yang bisa menenangkan hati rakyat, seperti saya.
Kadang muncul kata-kata "pemakzulan" presiden. Bagi rakyat seperti saya, kalau ini terjadi, Pilpres lagi dong. Akh, bosan!.
Anehnya, pernyataan seperti itu datang bukan dari oposisi, tetapi dari oknum-oknum di PDIP sendiri.
Terbelalaklah mata rakyat betapa begitu banyak masalah di putaran penegak hukum kita. Satu telunjuk menunjuk kesalahan orang lain ternyata para penegak hukum memiliki tiga atau empat kesalahan sendiri yang tersembunyi. .
Saya dan yakin kebanyakan rakyat sadar kok!. Kapolri adalah posisi yang sangat strategis di negeri ini. Tidak sembarangan orang bisa diangkat jadi Kapolri, tidak mudah Jokowi untuk menemukannya.
Presiden Jokowi harus mempertimbangkannya dengan matang. Jangan terpengaruh oleh kepentingan kelompok atau golongan.
Kita tidak ingin memiliki Kapolri yang memiliki rekening gendut. Rakyat Indoensia butuh seorang Kapolri yang mampu menghukum seorang Aiptu yang memiliki Rp 1,5 triliun di rekeningnya, dan mampu menghukum oknum-oknum Polri yang masih memiliki rekening gendut.
Kita ingin Kapolri yang paling sedikit masalahnya. Rakyat juga yakin tidak ada Polri yang benar-benar bersih 100%. Paling tidak, Kapolri yang "Paling sedikit masalahnya", mengutip istilah Safii Ma'arif, Ketua Tim Sembilan.
Jokowi harus menetapkan status BG atau memilih beberapa perwira tinggi Polri lainnya berpangkat Komjen yang "Paling sedikit masalahnya".
Pagi ini diberitakan Kabareskrim yang baru Irjen Budi Waseso naik pangkat menjadi Komjen. Tambah lagi alternatif pilihan bagi Jokowi, di samping beberapa Komjen lainnya.
"Saya selesaikan semuanya Minggu depan" kata Jokowi, beberapa jam sebelum beliau meninggalkan tanah air, mengunjungi beberapa negara menjalankan tugasnya sebagai Presiden.
Sebagai rakyat kecil, mari kita bersabar menunggu, sambil menonton para pecundang tampil di TV dengan segala macam sandiwara bohongnya.
Rakyat harus menyadari dan yakin, semua keputusan ada di tangan Jokowi sebagai Presiden. Jadi, kalau yang lain bicara ini itu, kita tunggu pernyataan resmi presiden. Presiden akan berada di Malaysia, Brunai dan Filippina sampai 9 Pebruari 2015.
Yang jelas, Presiden Jokowi sedang mencari Kapolri yang terbaik, dengan jalan terbaik, seperti lagu Pance Pondaag: "Kucari Jalan Terbaik".
Medan, 5 Pebruari 2015
Karena satu orang calon Kapolri, Presiden, para petinggi, pengamat, politisi, Tim sembilan, para menteri tampak terbodoh, sibuk!.
Betapa penting dan strategisnya posisi seorang Kapolri. Betapa sulitnya mencari orang yang cocok menduduki "kursi panas" itu. Presiden dibuat sulit mengambil keputusan yang tepat waktu, dan tepat sasaran. Berbagai kepentingan menyandera Jokowi.
Rakyat dimana kebanyakan hanya memperoleh informasi melalui televisi, dicekoki dengan banyak suara orang-orang dengan vested interest sendiri sibuk untuk kepentingannya sendiri. Hari ini bilang A, besok bilang B, sesuai kepentingannya.Kadang membuat bingung. Hanya sedikit yang memberi pencerahan.
Kami yang mencintai Jokowi, selalu mendoakan beliau agar memiliki kebijaksanaan untuk mendapatkan Kapolri yang membela kepentingan kami, jutaan rakyat yang merindukan pejabat yang bersih. Beliau adalah presiden, kami masih yakin beliau masih memihak rakyat.
Mungkin hanya sebagian kecil di tingkat elit yang mendukung beliau, mencari cara yang terbaik bagi kepentingan rakyat. Mudah-mudahan saja minggu depan kita sudah memperoleh keputusan pengangkatan Kapolri yang terbaik bagi rakyat.
Beberapa hari terakhir tampak media begitu gencar memberitakan soal batal atau tidaknya pencalonan BG menjadi Kapolri. Hampir tak terdengar lagi berita pemboman kapal-kapal pencuri ikan.
Kenyamanan rakyat sedikit terganggu, karena berbagai pihak menginterpretasi satu pasal hukum dengan berbagai pemahaman. Membuat rakyat benar-benar bingung.
Kadang semakin khawatir dengan aksi saling tuding, saling mencari kesalahan, tanpa pembuktian yang bisa menenangkan hati rakyat, seperti saya.
Kadang muncul kata-kata "pemakzulan" presiden. Bagi rakyat seperti saya, kalau ini terjadi, Pilpres lagi dong. Akh, bosan!.
Anehnya, pernyataan seperti itu datang bukan dari oposisi, tetapi dari oknum-oknum di PDIP sendiri.
Terbelalaklah mata rakyat betapa begitu banyak masalah di putaran penegak hukum kita. Satu telunjuk menunjuk kesalahan orang lain ternyata para penegak hukum memiliki tiga atau empat kesalahan sendiri yang tersembunyi. .
Saya dan yakin kebanyakan rakyat sadar kok!. Kapolri adalah posisi yang sangat strategis di negeri ini. Tidak sembarangan orang bisa diangkat jadi Kapolri, tidak mudah Jokowi untuk menemukannya.
Presiden Jokowi harus mempertimbangkannya dengan matang. Jangan terpengaruh oleh kepentingan kelompok atau golongan.
Kita tidak ingin memiliki Kapolri yang memiliki rekening gendut. Rakyat Indoensia butuh seorang Kapolri yang mampu menghukum seorang Aiptu yang memiliki Rp 1,5 triliun di rekeningnya, dan mampu menghukum oknum-oknum Polri yang masih memiliki rekening gendut.
Kita ingin Kapolri yang paling sedikit masalahnya. Rakyat juga yakin tidak ada Polri yang benar-benar bersih 100%. Paling tidak, Kapolri yang "Paling sedikit masalahnya", mengutip istilah Safii Ma'arif, Ketua Tim Sembilan.
Jokowi harus menetapkan status BG atau memilih beberapa perwira tinggi Polri lainnya berpangkat Komjen yang "Paling sedikit masalahnya".
Pagi ini diberitakan Kabareskrim yang baru Irjen Budi Waseso naik pangkat menjadi Komjen. Tambah lagi alternatif pilihan bagi Jokowi, di samping beberapa Komjen lainnya.
"Saya selesaikan semuanya Minggu depan" kata Jokowi, beberapa jam sebelum beliau meninggalkan tanah air, mengunjungi beberapa negara menjalankan tugasnya sebagai Presiden.
Sebagai rakyat kecil, mari kita bersabar menunggu, sambil menonton para pecundang tampil di TV dengan segala macam sandiwara bohongnya.
Rakyat harus menyadari dan yakin, semua keputusan ada di tangan Jokowi sebagai Presiden. Jadi, kalau yang lain bicara ini itu, kita tunggu pernyataan resmi presiden. Presiden akan berada di Malaysia, Brunai dan Filippina sampai 9 Pebruari 2015.
Yang jelas, Presiden Jokowi sedang mencari Kapolri yang terbaik, dengan jalan terbaik, seperti lagu Pance Pondaag: "Kucari Jalan Terbaik".
Medan, 5 Pebruari 2015
Jokowi dan Kegaduhan Politik
Oleh: Jannerson Girsang
Ibarat memancing ikan, Jokowi sedang duduk di tepi sebuah danau yang indah, ikannya sudah mulai memakan umpan.
Tetapi banyak orang-orang yang datang berlari menimbulkan gaduh. Ikannya lari!. Tapi dia tetap bersabar dan memikirkan cara memancing dengan gaya yang berbeda.
Ibarat memancing ikan, Jokowi sedang duduk di tepi sebuah danau yang indah, ikannya sudah mulai memakan umpan.
Tetapi banyak orang-orang yang datang berlari menimbulkan gaduh. Ikannya lari!. Tapi dia tetap bersabar dan memikirkan cara memancing dengan gaya yang berbeda.
Seorang
pemancing ikan memerlukan suasana ketenangan dan bebas dari kegaduhan.
Siapapun yang memimpin Indonesia memang harus memiliki out of box
thinking. Harus bisa memancing dan mendapatkan ikan meski dalam suasana
gaduh.
Tidak bisa sekedar meniru atau berteori. Indonesia sekarang berbeda dengan yang dulu, Indonesia berbeda dengan negara manapun di dunia ini.
Saya tetap yakin Jokowi adalah orang yang berbeda dari semua pemimpin Indonesia lainnya. Dia sangat cinta Indonesia, cinta kami rakyat Indonesia.
Saya turut mendoakan agar Jokowi bisa memancing meski suasana gaduh.
Selamat Pagi!
Medan, 4 Pebruari 2015
Tidak bisa sekedar meniru atau berteori. Indonesia sekarang berbeda dengan yang dulu, Indonesia berbeda dengan negara manapun di dunia ini.
Saya tetap yakin Jokowi adalah orang yang berbeda dari semua pemimpin Indonesia lainnya. Dia sangat cinta Indonesia, cinta kami rakyat Indonesia.
Saya turut mendoakan agar Jokowi bisa memancing meski suasana gaduh.
Selamat Pagi!
Medan, 4 Pebruari 2015
Selamat Ulang Tahun ke 24
Pangeranku Bernard Patralison Girsang genap berusia 24 tahun hari ini. Meski di tempat yang jauh, teknologi, doa-doa kita senantiasa membuat perasaan dekat.
Semoga Tuhan memberkatimu Nak. Jangan lupa memaknai pengalaman, karena itu adalah guru terbaik.
Ingat teman-teman yang menolongmu, teman-teman sekerjamu. Doakan dan jangan lupa berterima kasih kepada mereka. .
Salam dari jauh. Happy Birthday. Have success and cepat dapat jodoh.
Medan, 4 Pebruari 2015
Orang (Merasa) Kaya dan Orang (Merasa) Pintar
Oleh: Jannerson Girsang
Di sekitar kita selalu ada orang yang dikelompokkan orang kaya atau orang pintar. Merekalah sering jadi penentu dan memimpin perubahan lingkungan ke arah yang lebih baik, jadi trend setter.
Masalahnya, apakah semua melaksanakan kewajibannya sesuai statusnya. Karena ketika mereka alpa, maka dampak negatifnya terhadap lingkungan sangat besar. Bayangkan kalau orang kaya pelit mendermakan kekayaannya, orang pintar juga pelit menularkan kepintarannya.
"Kalau Anda (merasa) kaya--karena sebenarnya kaya itu relatif, janganlah kekayaan Anda membuat orang lain merasa miskin, tetapi turutlah mereka menikmati kebanggaan, kebahagiaan karena kekayaan Anda.
Demikian juga, kalau Anda (merasa) pintar, janganlah kepintaran Anda membuat orang lain merasa bodoh, tetapi makin pintarlah mereka karena Anda. Tidak hanya pintar, tapi bijaksana".
"Ulang pangahap kaya hape lang tarbahen pangunsandean, mangahap malo hape lang jadi pangguruan".
Janganlah (merasa) menjadi orang kaya tetapi tidak bisa menjadi tompangan, tumpuan pertolongan,atau (merasa) orang pintar tetapi tidak bisa mengajar.
Kekayaan, kepintaran bukanlah sekedar tontonan sandiwara yang wah, indikator lebih dari yang lain, apalagi menjadi sumber kesombongan, merasa lebih tinggi dari yang lain.
Makin seseorang berstatus kaya, makin seseorang berstatus pintar, makin berat bebannnya.
Orang berstatus kaya mempunyai beban menjadikan lebih banyak orang menjadi kaya, setidaknya merasa kaya, dan orang berstatus pintar menciptakan lebih banyak orang menjadi pintar, atau setidaknya tidak merasa bodoh.
Yang sering terjadi, justru sebaliknya. Karena seseorang kaya atau pintar, tidak mau melaksanakan tugasnya sesuai statusnya, dia menjadi sombong, bahkan mengisolasi diri, membentuk kelompok yang merasa statusnya sama.
Sering tidak disadari bahwa orang disebut kaya karena di sekitarnya ada orang yang belum kaya, disebut pintar karena di sekitarnya ada orang yang belum pintar. Ada orang yang jatuh miskin, ada Orang Kaya Baru (OKB). Berputar seperti roda. Ada orang yang dulu bodoh, sekarang makin pintar. Tentu tidak orang yang makin bodoh, hanya secara relatif, dia lebih bodoh dari yang lain, karena tidak mau belajar.
Harus diingat juga. Di atas langit masih ada langit. Kaya, pintar itu memang sangat relatif. Kaya di Medan, belum tentu kaya di Jakarta, pintar di Medan belum tentu pintar di Jakarta.
Tetapi orang kaya dan pintar di mana saja memiliki tugas yang sama: menjadikan kekayaannya, kepintarannya membuat yang lain lebih kaya, yang lain lebih pintar.
Mungkin kita masih hanya (merasa) kaya atau pintar. Belum menjadi orang kaya, atau orang pintar yang sesungguhnya. Mari kita periksa diri masing-masing!. (Podah ni namatua).
Medan, 3 Pebruari 2015
Di sekitar kita selalu ada orang yang dikelompokkan orang kaya atau orang pintar. Merekalah sering jadi penentu dan memimpin perubahan lingkungan ke arah yang lebih baik, jadi trend setter.
Masalahnya, apakah semua melaksanakan kewajibannya sesuai statusnya. Karena ketika mereka alpa, maka dampak negatifnya terhadap lingkungan sangat besar. Bayangkan kalau orang kaya pelit mendermakan kekayaannya, orang pintar juga pelit menularkan kepintarannya.
"Kalau Anda (merasa) kaya--karena sebenarnya kaya itu relatif, janganlah kekayaan Anda membuat orang lain merasa miskin, tetapi turutlah mereka menikmati kebanggaan, kebahagiaan karena kekayaan Anda.
Demikian juga, kalau Anda (merasa) pintar, janganlah kepintaran Anda membuat orang lain merasa bodoh, tetapi makin pintarlah mereka karena Anda. Tidak hanya pintar, tapi bijaksana".
"Ulang pangahap kaya hape lang tarbahen pangunsandean, mangahap malo hape lang jadi pangguruan".
Janganlah (merasa) menjadi orang kaya tetapi tidak bisa menjadi tompangan, tumpuan pertolongan,atau (merasa) orang pintar tetapi tidak bisa mengajar.
Kekayaan, kepintaran bukanlah sekedar tontonan sandiwara yang wah, indikator lebih dari yang lain, apalagi menjadi sumber kesombongan, merasa lebih tinggi dari yang lain.
Makin seseorang berstatus kaya, makin seseorang berstatus pintar, makin berat bebannnya.
Orang berstatus kaya mempunyai beban menjadikan lebih banyak orang menjadi kaya, setidaknya merasa kaya, dan orang berstatus pintar menciptakan lebih banyak orang menjadi pintar, atau setidaknya tidak merasa bodoh.
Yang sering terjadi, justru sebaliknya. Karena seseorang kaya atau pintar, tidak mau melaksanakan tugasnya sesuai statusnya, dia menjadi sombong, bahkan mengisolasi diri, membentuk kelompok yang merasa statusnya sama.
Sering tidak disadari bahwa orang disebut kaya karena di sekitarnya ada orang yang belum kaya, disebut pintar karena di sekitarnya ada orang yang belum pintar. Ada orang yang jatuh miskin, ada Orang Kaya Baru (OKB). Berputar seperti roda. Ada orang yang dulu bodoh, sekarang makin pintar. Tentu tidak orang yang makin bodoh, hanya secara relatif, dia lebih bodoh dari yang lain, karena tidak mau belajar.
Harus diingat juga. Di atas langit masih ada langit. Kaya, pintar itu memang sangat relatif. Kaya di Medan, belum tentu kaya di Jakarta, pintar di Medan belum tentu pintar di Jakarta.
Tetapi orang kaya dan pintar di mana saja memiliki tugas yang sama: menjadikan kekayaannya, kepintarannya membuat yang lain lebih kaya, yang lain lebih pintar.
Mungkin kita masih hanya (merasa) kaya atau pintar. Belum menjadi orang kaya, atau orang pintar yang sesungguhnya. Mari kita periksa diri masing-masing!. (Podah ni namatua).
Medan, 3 Pebruari 2015
Hari ini Rasanya Rame
Hari ini rasanya rame.
Pagi hingga siang kebaktian Minggu. Siang hingga sore, Rapat Majelis untuk persiapan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) di Synode Jemaat Minggu depan, berlanjut dengan Pemilihan Pengurus Sekolah Minggu.
Baru pulang dari partonggoan STM Sauhur menjelang pukul 21.00.
Selamat buat Pengurus Sekolah Minggu yang terpilih hari ini:
Ketua: Sy Henri Purba, SE
Wakil Ketua: Sy Sudirman Purba
Sekretaris: Bennauli br Sinaga
Wakil Sekretaris: Hersanta br Purba
Bendahara: Resmi br Siregar
Selamat bekerja.
Seorang tamu dari Jerman baru-baru ini saat makan malam bersama bertanya:
"What about week end?"
"No Weekend".
"I can not imagine" katanya.
Hiburan malam ini: telepon anak-anak dan cucu, dengar lagu-lagu menjelang tidur. Itulah kegiatan seorang Vorhanger satu hari, pada hari-hari puncak menjelang Periode lima tahun berakhir. Butuh energi suka cita, sehingga semua kegiatan bisa menjadi berkat.
Medan, 1 Pebruari 2015
Pagi hingga siang kebaktian Minggu. Siang hingga sore, Rapat Majelis untuk persiapan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) di Synode Jemaat Minggu depan, berlanjut dengan Pemilihan Pengurus Sekolah Minggu.
Baru pulang dari partonggoan STM Sauhur menjelang pukul 21.00.
Selamat buat Pengurus Sekolah Minggu yang terpilih hari ini:
Ketua: Sy Henri Purba, SE
Wakil Ketua: Sy Sudirman Purba
Sekretaris: Bennauli br Sinaga
Wakil Sekretaris: Hersanta br Purba
Bendahara: Resmi br Siregar
Selamat bekerja.
Seorang tamu dari Jerman baru-baru ini saat makan malam bersama bertanya:
"What about week end?"
"No Weekend".
"I can not imagine" katanya.
Hiburan malam ini: telepon anak-anak dan cucu, dengar lagu-lagu menjelang tidur. Itulah kegiatan seorang Vorhanger satu hari, pada hari-hari puncak menjelang Periode lima tahun berakhir. Butuh energi suka cita, sehingga semua kegiatan bisa menjadi berkat.
Medan, 1 Pebruari 2015
Takar dengan Seimbang
Oleh: Jannerson Girsang
Kebaikan dan Keburukan ibarat dua sisi mata uang. Semua orang memiliki keduanya. Karena mereka bukan malaikat.
Mulailah menilai orang, karya atau hasil kerja dari sisi positif. Tidak melulu mencari salah, apalagi tidak mampu dan tidak pernah mengungkap sisi kebaikannya.
Sebab manusia tidak ada yang sempurna. Ketika seseorang suka atau "candu menjadikan sisi negatif sebagai sorotan utama pembicaraannya, untuk memposisikan dirinya seolah hebat, benar, dia tidak sadar, sedang melakukan aksi ibarat "menepuk air di dulang, akan kepercik mata sendiri".
Sebab yang ngomong juga tidak mampu merasakan balasan kalau kepadanya diperlakukan hal yang sama.
Cuma, kadang dia luput, dan orang sering membiarkannya, karena di sekitarnya masih banyak orang baik, tidak sampai hati melukainya. Tapi sering tidak tau diri, seringkali "candu" melanjutkan aksi itu.
Pengalaman saya, orang yang suka mencari sisi negatif orang lain untuk menaikkan citra dirinya, ketika kepadanya diperlakukan hal yang sama, langsung "klenger", pipinya merah,suaranya keras, sakit hati, atau dendam, kalau dia pengurus, maka tidak akan mengerjakan pekerjaannya, karena visinya hanya untuk diri sendiri. Mana tahan.....!
Mari sama-sama memperbaiki diri. Mulailah saling menakar kebaikan, bukan melulu membeberkan keburukan.
Semua orang memiliki kebaikan dan keburukan. Tak seorangpun di dunia ini mampu menerima keburukannya diungkapkan, tanpa menakar kebaikannya.
Selamat hari Minggu!
Medan 1 Pebruari 2015
Ibuku 77, Aku 54, Putriku 30, Cucuku 17 Bulan
Oleh: Jannerson Girsang
Hari ini ibuku genap berusia 77 tahun. Beliau lahir 22 Januari 1938. Tanggal lahir kami berdekatan, dan baru saja merayakan Ulang Tahun ke 54, pada 14 Januari 2015 lalu.
Kasih ibu sepanjang masa, hingga menutup mata. Dia yang melahirkanku, terus menyayangiku, mendoakanku, mendoakan anak-anakku, cucuku, tanpa henti!
Bahkan hingga memiliki cucu, beliau selalu ada di belakangku. Beliau adalah wanita yang paling lama menyangiku dengan setulus hati, tanpa pamrih. Tidak ada wanita yang dapat menggantikan
ibuku, soal kasih sayang dan perhatian tanpa pamrih.
Melahirkan anak adalah satu pengorbanan ibu yang tak dapat dibayar dengan apapun. Taruhan nyawa! Tidak boleh dilupakan oleh siapapun yang masih hidup.
Sehari sebelum saya lahir, 13 Januari 1961, pagi hari, ibuku berangkat ke ladang sewaan mereka di Paya (ladang Jasiap Sipayung), tidak jauh dari desa kami, Nagasaribu, Kabupaten Simalungun.
Saat itu cabe hijau dan diantaranya terdapat juga daun sup sedang mekar-mekarnya. Ibuku masih menyiangi tanaman liar (gulma) dan seperti biasanya pulang ke rumah jam 5 sore.
Sesampainya di rumah, dalam keadaan hamil tua, ibu mandi dan mengambil air sendiri ke pancuran yang terletak di sebuah lembah berjarak sekitar 200 meter dari rumah.
Pulang dari pancuran, ibu yang sedang hamil tua itu tidak langsung beristirahat, tetapi harus memasak makan malam--dibantu adik-adik ayah, untuk makan malam keluarga besar.
Sesudah makan malam, adik-adik ayah saya yang sudah remaja atau gadis, meninggalkan rumah dan tidur di rumah orang lain atau tetangga. Hanya anak-anak yang masih kecil yang tidur di rumah.
Di desa itu, biasanya anak-anak remaja atau dewasa yang rumahnya kecil, menumpang tidur di rumah yang penghuninya sedikit (janda atau keluarga yang anak-anaknya sudah berkeluarga).
Pagi-pagi mereka kembali ke rumah masing-masing.
Saat semua penduduk desa sedang tidur nyenyak, ibuku merasakan sesuatu yang aneh dan sekitar pukul 02 dinihari, ibuku merasakan pengalamannya yang pertama seorang wanita hamil tua.
Beliau merasakan pegal di pinggangnya dan perutnya mulas-mulas. "Saya yakin akan segera melahirkan,sakit sekali"ujarnya suatu ketika. Saya terharu bercampur bangga mendengarnya.
Terbayang ibuku yang meringis kesakitan dan tentunya bingung karena baru pertama kali mengalaminya.
Menunggu proses kelahiranku, ibuku ditemani para ibu-ibu yang usianya lebih tua (Nan Saludin, Nan Salomo, Nan Lena, Nan Josep, ompung si Letnan), ayahku dan kakek (ompung) saya sendiri. (Kecuali ayah dan ibu saya semua nama-nama ini sudah meninggal).
Tiga jam kemudian, sejak ibu mulai merasakan ciri-ciri mau melahirkan (kontraksi), dengan pertolongan paraji nan Loyar boru Payung (juga sudah meninggal), menggunakan peralatan medis yang sangat sederhana, berhasil menolong proses kelahiranku.
Itulah satu peristiwa pengorbanan ibuku yang bertarung nyawa untuk melahirkanku di suatu malam. Tentu banyak lagi kisah kasih ibu yang kalau saya menuliskannya semua hari ini satu kalimat saja satu peristiwa, akan sangat panjang dan Anda tak sempat membacanya.
Puji Tuhan!. Lima puluh empat tahun sudah beliau tidak pernah lepas memberi kasih sayang, mendoakan, memberi biaya yang kuperlukan semasa sekolah, menikahkanku, memberi jajan anak-anak dan cucuku, terus...entah apa lagi yang akan saya terima.
Tidak pernah menuntut balas. Hanya berharap supaya anak-ananya lebih baik dari dirinya, tidak ketinggalan dari orang lain, dan tetap menghormatinya, menghargainya sebagai orang tua. Itu saja, harapan yang sangat sederhana!
"Terima kasih kalian sudah mengingatkan ulang tahunku. Akupun tidak ingat kalau hari ini ulang tahunku. Baru bangun, karena sedikit flu,"kata ibuku pagi ini, saat berkomunikasi lewat telepon.
Hari ini mereka berdua akan merayakan ulang tahunnya dengan sederhana. "Makan siang ma hanami akkin i Saribudolok,"katanya.
Mereka berdua selalu seperti pengantin baru, menikmati masa pensiunnya di rumah kesayangannya di kampung Nagasaribu. Karena bapak masih bisa nyetir mobil, mereka bisa dengan leluasa pergi kemana-mana.
Salam dari ompung Nagasaribu buat cucunya, putri adikku Henri, Glenia Evelyn yang sedang sakit di RS Elizabeth, Medan. Semoga lekas sembuh!
Medan. 22 Januari 2015
Hari ini ibuku genap berusia 77 tahun. Beliau lahir 22 Januari 1938. Tanggal lahir kami berdekatan, dan baru saja merayakan Ulang Tahun ke 54, pada 14 Januari 2015 lalu.
Kasih ibu sepanjang masa, hingga menutup mata. Dia yang melahirkanku, terus menyayangiku, mendoakanku, mendoakan anak-anakku, cucuku, tanpa henti!
Bahkan hingga memiliki cucu, beliau selalu ada di belakangku. Beliau adalah wanita yang paling lama menyangiku dengan setulus hati, tanpa pamrih. Tidak ada wanita yang dapat menggantikan
ibuku, soal kasih sayang dan perhatian tanpa pamrih.
Melahirkan anak adalah satu pengorbanan ibu yang tak dapat dibayar dengan apapun. Taruhan nyawa! Tidak boleh dilupakan oleh siapapun yang masih hidup.
Sehari sebelum saya lahir, 13 Januari 1961, pagi hari, ibuku berangkat ke ladang sewaan mereka di Paya (ladang Jasiap Sipayung), tidak jauh dari desa kami, Nagasaribu, Kabupaten Simalungun.
Saat itu cabe hijau dan diantaranya terdapat juga daun sup sedang mekar-mekarnya. Ibuku masih menyiangi tanaman liar (gulma) dan seperti biasanya pulang ke rumah jam 5 sore.
Sesampainya di rumah, dalam keadaan hamil tua, ibu mandi dan mengambil air sendiri ke pancuran yang terletak di sebuah lembah berjarak sekitar 200 meter dari rumah.
Pulang dari pancuran, ibu yang sedang hamil tua itu tidak langsung beristirahat, tetapi harus memasak makan malam--dibantu adik-adik ayah, untuk makan malam keluarga besar.
Sesudah makan malam, adik-adik ayah saya yang sudah remaja atau gadis, meninggalkan rumah dan tidur di rumah orang lain atau tetangga. Hanya anak-anak yang masih kecil yang tidur di rumah.
Di desa itu, biasanya anak-anak remaja atau dewasa yang rumahnya kecil, menumpang tidur di rumah yang penghuninya sedikit (janda atau keluarga yang anak-anaknya sudah berkeluarga).
Pagi-pagi mereka kembali ke rumah masing-masing.
Saat semua penduduk desa sedang tidur nyenyak, ibuku merasakan sesuatu yang aneh dan sekitar pukul 02 dinihari, ibuku merasakan pengalamannya yang pertama seorang wanita hamil tua.
Beliau merasakan pegal di pinggangnya dan perutnya mulas-mulas. "Saya yakin akan segera melahirkan,sakit sekali"ujarnya suatu ketika. Saya terharu bercampur bangga mendengarnya.
Terbayang ibuku yang meringis kesakitan dan tentunya bingung karena baru pertama kali mengalaminya.
Menunggu proses kelahiranku, ibuku ditemani para ibu-ibu yang usianya lebih tua (Nan Saludin, Nan Salomo, Nan Lena, Nan Josep, ompung si Letnan), ayahku dan kakek (ompung) saya sendiri. (Kecuali ayah dan ibu saya semua nama-nama ini sudah meninggal).
Tiga jam kemudian, sejak ibu mulai merasakan ciri-ciri mau melahirkan (kontraksi), dengan pertolongan paraji nan Loyar boru Payung (juga sudah meninggal), menggunakan peralatan medis yang sangat sederhana, berhasil menolong proses kelahiranku.
Itulah satu peristiwa pengorbanan ibuku yang bertarung nyawa untuk melahirkanku di suatu malam. Tentu banyak lagi kisah kasih ibu yang kalau saya menuliskannya semua hari ini satu kalimat saja satu peristiwa, akan sangat panjang dan Anda tak sempat membacanya.
Puji Tuhan!. Lima puluh empat tahun sudah beliau tidak pernah lepas memberi kasih sayang, mendoakan, memberi biaya yang kuperlukan semasa sekolah, menikahkanku, memberi jajan anak-anak dan cucuku, terus...entah apa lagi yang akan saya terima.
Tidak pernah menuntut balas. Hanya berharap supaya anak-ananya lebih baik dari dirinya, tidak ketinggalan dari orang lain, dan tetap menghormatinya, menghargainya sebagai orang tua. Itu saja, harapan yang sangat sederhana!
"Terima kasih kalian sudah mengingatkan ulang tahunku. Akupun tidak ingat kalau hari ini ulang tahunku. Baru bangun, karena sedikit flu,"kata ibuku pagi ini, saat berkomunikasi lewat telepon.
Hari ini mereka berdua akan merayakan ulang tahunnya dengan sederhana. "Makan siang ma hanami akkin i Saribudolok,"katanya.
Mereka berdua selalu seperti pengantin baru, menikmati masa pensiunnya di rumah kesayangannya di kampung Nagasaribu. Karena bapak masih bisa nyetir mobil, mereka bisa dengan leluasa pergi kemana-mana.
Salam dari ompung Nagasaribu buat cucunya, putri adikku Henri, Glenia Evelyn yang sedang sakit di RS Elizabeth, Medan. Semoga lekas sembuh!
Medan. 22 Januari 2015
Bersihkan Akun FB Meragukan, Sebarkan Kesejukan
Oleh: Jannerson Girsang
Mari jadikan FB sebagai ruang tamu keluarga besar. Hindarkan pertemanan dengan akun yang berniat jahat!
Hati-hati berteman dengan FB yang mencantumkan hanya satu atau dua foto dirinya, tetapi menghindar mencantumkan foto keluarga atau temannya, tidak ada foto kegiatan sehari-harinya. Statusnya, alamat, alumni, tak jelas.
Jelas niatnya di FB diragukan.
Kalau Anda pernah terjebak dengan akun seperti itu, wah geli deh. Umumnya, bahasa yang digunakan serta isi FBnya sungguh membuat kita tidak nyaman.
Bagi saya: FB adalah ruang tamu untuk menyapa anak-anak saya, teman-teman saya setiap hari. Saya juga mendapat pesanan pekerjaan dari FB.
Bukan untuk menipu orang!
"Darah" dari keakraban orang tua anak dan pertemanan adalah komunikasi. Tanpa komunikasi, sebenarnya kasih sayang, keakraban itu omong kosong.
Inilah komunikasi termurah, praktis, sehat, bermanfaat bagi banyak orang.
Jadi, saya tidak mau terganggu oleh orang-orang yang usil. Mungkin teman-teman yang lain juga begitu.
SUMBER GANGGUAN.
FB seperti ini bisa menjadi sumber gangguan bukan hanya bagi Anda, tetapi bagi teman-teman Anda yang lain.
Mungkin akun-akun seperti inilah yang meng-hack FB teman-teman dan melakukan penipuan, seperti yang terjadi kepada teman saya kemaren..
Tolaklah pertemanan dengan mereka. Dengan melakukan hal itu, Anda turut menolong banyak orang!.
Kecuali kalau Anda juga sama seperti mereka, berniat jahat kepada teman sendiri.
Sayapun akan memblock Anda!
FB KELUARGA.
Mari jadikan FB ini menjadi ruang tamu keluarga. Pastikan orang-orang yang terdaftar di akun Anda adalah teman-teman baik Anda, keluarga Anda, setidaknya berperangai baik dan tidak mengganggu kenyamanan teman-teman yang lain. .
Sebarkan Kasih, Suka cita, Damai sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan, Penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu
WASPADALAH melakukan percakapan di inbox FB.
Kadang Anda tidak sadar, bahwa FB teman Anda sudah dihack. Anda masih merasa berhubungan dengan teman akrab Anda, ternyata Anda sedang menghadapi penjahat.
INGAT INI!.
MEMINTA UANG.
Siapapun meminta uang atau barang melalui FB jangan layani, sebelum konfirmasi melalui telepon!. Demikian sebaliknya!. Siapapun yang menawarkan barang atau uang untuk Anda, jangan berbesar hati sebelum melakukan konfirmasi! Semua itu bohong, apalagi Anda tidak mengenal mereka.
Seperti yang saya alami kemaren dari akun sahabat saya.
"boleh nggak minta tolong!"
"apa bos?"
"bos ada saldo gk di ATM ?
klo ada., bisa sy pinjam dlu bos, buat ngirim sodara"
Untung saya melakukan konfirmasi, jadi terhindar dari niat buruk penjahatnya
MENGAKU JATUH CINTA.
Yang aneh, kalau dia mengaku JATUH CINTA pada Anda!. Padahal tidak pernah bertemu muka!.
Anda orang yang waras tentunya. Orang yang waras tidak mau menyambut CINTA orang gila.
Kalau Anda sama dengan orang gilanya, yah bak gayung bersambutlah! Siaplah Anda mendapat malapetaka. Pengalaman banyak teman, mereka menjadikan Anda alat pemerasan.
LAKUKAN INI
Klick SETTING, kemudian Klick: BLOCKING: masukkan nama akun itu dan selesai. Anda sudah terhindar dari niat penjahat.
Dia tidak bisa lagi berhubungan dengan akun saya.. Hari ini saya memblock dua akun seperti itu.
Dengan berbuat begitu, saya tidak menyebar niat orang jahat kepada teman-teman saya di FB.
Kalau Anda melakukan hal yang sama, Anda menolong ribuan orang dari niat orang jahat.
19 Januari 2015
Bagi Tuhan Tiada Yang Tak Mungkin
Oleh: Jannerson Girsang
Singkirkan kekhawatiranmu. Tidak pernah apa yang dikhawatirkan terjadi. Tuhan selalu memberikan jauh dari apa yang kita pikirkan dan doakan!.
Sore ini, saya begitu senang, karena sudah melaksanakan dengan baik pemilihan pengurus Bapa dan Wanita GKPS Simalingkar periode 2015-2020.
Lima tahun yang lalu, saya sempat khawatir dengan keadaan saya, apakah mampu melaksanakan tugas sebagai vorhanger (memimpin 700-an orang jemaat). Sementara saya di awalnya memiliki beban berat.
Tinggal dua bulan lagi. Saya yakin akan mampu mengakhirnya dengan baik. Puji Tuhan. .
Sebenarnya saya flu, beberapa hari terakhir cukup sibuk dan butuh istirahat.
Tetapi rasa senang sepertinya mampu menghilangkan segala rasa penat dan tak nyaman. Tak perlu khawatir dengan kesehatan, karena kesembuhan, apalagi cuma virus flu datang dari "suka cita" dan minum air putih. .
Tiba di rumah saya minta diurut sama anakku Bernard dan tertidur sebentar. Cukup untuk menghilangkan kepenatan sehari.
Saya ingat tugas yang diberikan putri bungsu almarhum adikku Parker Girsang Trisha Melanie Girsang, siswa Kelas II, SMA Negeri 2 Bekasi.
Dua hari yang lalu dia minta saya membantu PRnya. "Bapatua, minta tolong dong buatkan biografi kakak untuk tugasku di sekolah," katanya melalui sms, saat saya masih di tempat acara pemakaman adik ayah saya di Pematangsiantar.
Icha mengirimkan draftnya dan saya mengeditnya. Mudah-mudahan cukup untuk memenuhi tugasnya.
Selesai mengedit PR putriku ini, saya mengirimnya melalui inboxnya. Saya menyempatkan diri mengamati FBnya.
Lantas, masuk ke FB almarhum adik saya. Meski adik saya sudah meninggal hampir lima tahun yang lalu, saya sekali-sekali masih bisa mengunjungi FBnya. Melihat aktivitas terakhirnya.
Itulah hebatnya FB.
Salah satu kekhawatiranku lima tahun lalu adalah Icha. Putri bungsu almarhum Parker Girsang, yang ditinggal ayahnya saat dia masih SD kelas 6. Lebih sedih lagi, dia sudah ditinggal ibunya ketika dia masih kelas 2 SD.
Saya kembali membolak-balik kejadian lima tahun yang lalu. Saya menemukan foto di bawah ini. Almarhum adik saya berdua dengan putri kami Icha, panggilan akrabnya.
Foto mereka di suatu pesta, April 2009, saat dia masih kelas 5 SD.
Tentu Icha tak pernah terbayang, kalau 14 bulan kemudian, ayahnya jatuh sakit dan meninggalkannya untuk selama-lamanya Juni 2010.
Hati saya trenyuh juga melihat foto ayah bersama putrinya. Trisha Melani, putri bungsu tiga bersaudara, dari almarhum adik saya begitu dekat dan manja kepada bapaknya. Bukan hanya di foto, tetapi kesehariannya memang begitu.
Khawatir pada awalnya, kalau Icha mampu berpisah selama-lamanya dengan ayahnya.
Saat ayahya meninggal, Icha baru lulus SD, dan memasuki SMP kelas I. Tak terbayang putri yang sangat manja kepada bapaknya, mampu berjuang, meski berpisah dengan ayah yang sangat dicintainya. Hidupnya memang sungguh sangat prihatin. Dia kehilangan Mama tercintanya, empat tahun sebelumnya, ketika dia masih kelas II SD. .
Saya mengamati FB putriku. Beberapa video tentang inspirasi Kristiani ternyata menjadi makanan rohaninya. Bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin.
Kini Icha tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar. Dua tahun lalu diterima sebagai siswa di SMA favorit, SMA Negeri I Bekasi.
Tak perlu banyak khawatir. Seperti ketika kita terbang di atas pesawat di ketinggian 11.600 meter. Kita tidak bisa berbuat apa-apa selain menyerahkan nasib kita kepada pilot. Kita pasti akan sampai.
"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu" (1 Petrus 5:7).
.
Tak pernah terbayang kalau Icha di Tahun Baru kemaren bisa mengucapkan kata-kata ini.
"Nanti saya akan masuk UI seperti kakak. Bisa nggak ya bapatua," demikian janjinya kepadaku saat kami bertahun baru bersama di Ciater, Jawa Barat, 2-3 Januari lalu.
"Bagi Tuhan tidak ada yang tak mungkin sayang. Icha akan menjadi dokter!. Kau pasti bisa".
Oh, Tuhan. Betapa sayangMu kepada kami. Terima kasih Tuhan.
"Bapatua, nanti tulis kisah kami bertiga ya," katanya malam ini saat saya telepon memastikan kiriman PRnya udah diterima.
"Ya nang..pasti. Kalian adalah khotbah yang hidup bagi bapatua".
Cium sayang dari jauh!. Malam ini saya bersyukur bisa membantu PRmu. Semoga bermanfaat.
Medan, 18 Januari 2015
Langganan:
Postingan (Atom)