Oleh: Jannerson Girsang
"It is time for parents to teach young people early on that in diversity there is beauty and there is strength". (Maya Angelau)
Waktunya orang tua mengajarkan anak-anak muda sejak dini, bahwa dalam keragaman kita menemukan keindahan dan kekuatan.
Ajarkanlah agama, kearifan budaya suku yang dimiliki negeri ini sebagai teladan untuk mengasihi semua umat manusia, membuat hidup mereka lebih nyaman dan sejahtera. Satu dengan yang lain saling menginspirasi, saling memperkaya..
Bukan sebaliknya: mengajarkan keunggulan yang satu, dan merendahkan yang lain, apalagi menebarkan bibit-bibit kebencian. Bukan membuat satu dengan yang lain merasa terancam dan diliputi rasa takut.
Tidak ada manusia di dunia ini yang suka agamanya atau sukunya dilecehkan.Mereka ingin agamanya, sukunya dihormati. "Hidup berdampingan dalam damai, harmonis" mutlak bagi semua orang.
Saatnya semua kita sadar, bangsa ini hanya akan berada dalam "damai yang semu" selama satu pihak mengumandangkan dirinya lebih hebat, lebih unggul dari yang lain.
Tugas utama kita ke dunia adalah hidup saling menghormati dan menyayangi satu dengan yang lain, bahkan seluruh mahluk ciptaan Tuhan. .
Tuhan memberi kita satu Matahari, satu Bulan, satu Bumi.
Kita tidak perlu bahkan tidak bisa pindah ke matahari lain, bulan yang lain, bumi yang lain hanya karena agama atau suku kita berbeda. Kita semua harus berdampingan, hidup saling ketergantungan, saling membutuhkan.
Agama, suku bukan untuk dibanding-bandingkan, tetapi adalah keindahan dan kekuatan yang mewarnai bangsa, atau dalam skala yang lebih luas, dunia ini. .
Tuhanlah yang menciptakan kita beragam, syukurilah keragaman itu sebagai keindahan dan kekuatan.
Marilah saling belajar dan mempraktekkan pengalaman bersama dalam keragaman, sehinga dapat merasakan indahnya keragaman itu, dan memperoleh kekuatan yang muncul dari keragaman itu.
"Sebagaimana kamu ingin orang lain berbuat kepadamu, perbuatlah demikian kepada mereka"
Gambar bawah. Kebaktian Pemuda GKPS Simalingkar di rumah saya, Minggu sore, 24 Agustus 2014. Makanan mereka dipesan dari ibu Dewi, tetangga saya, seorang Muslim yang baik dan pandai memasak.
Renungan Malam, 25 Agustus 2014. Selamat Malam Mas Bambang Sumaryanto, hidup Sabang Merauke
"It is time for parents to teach young people early on that in diversity there is beauty and there is strength". (Maya Angelau)
Waktunya orang tua mengajarkan anak-anak muda sejak dini, bahwa dalam keragaman kita menemukan keindahan dan kekuatan.
Ajarkanlah agama, kearifan budaya suku yang dimiliki negeri ini sebagai teladan untuk mengasihi semua umat manusia, membuat hidup mereka lebih nyaman dan sejahtera. Satu dengan yang lain saling menginspirasi, saling memperkaya..
Bukan sebaliknya: mengajarkan keunggulan yang satu, dan merendahkan yang lain, apalagi menebarkan bibit-bibit kebencian. Bukan membuat satu dengan yang lain merasa terancam dan diliputi rasa takut.
Tidak ada manusia di dunia ini yang suka agamanya atau sukunya dilecehkan.Mereka ingin agamanya, sukunya dihormati. "Hidup berdampingan dalam damai, harmonis" mutlak bagi semua orang.
Saatnya semua kita sadar, bangsa ini hanya akan berada dalam "damai yang semu" selama satu pihak mengumandangkan dirinya lebih hebat, lebih unggul dari yang lain.
Tugas utama kita ke dunia adalah hidup saling menghormati dan menyayangi satu dengan yang lain, bahkan seluruh mahluk ciptaan Tuhan. .
Tuhan memberi kita satu Matahari, satu Bulan, satu Bumi.
Kita tidak perlu bahkan tidak bisa pindah ke matahari lain, bulan yang lain, bumi yang lain hanya karena agama atau suku kita berbeda. Kita semua harus berdampingan, hidup saling ketergantungan, saling membutuhkan.
Agama, suku bukan untuk dibanding-bandingkan, tetapi adalah keindahan dan kekuatan yang mewarnai bangsa, atau dalam skala yang lebih luas, dunia ini. .
Tuhanlah yang menciptakan kita beragam, syukurilah keragaman itu sebagai keindahan dan kekuatan.
Marilah saling belajar dan mempraktekkan pengalaman bersama dalam keragaman, sehinga dapat merasakan indahnya keragaman itu, dan memperoleh kekuatan yang muncul dari keragaman itu.
"Sebagaimana kamu ingin orang lain berbuat kepadamu, perbuatlah demikian kepada mereka"
Gambar bawah. Kebaktian Pemuda GKPS Simalingkar di rumah saya, Minggu sore, 24 Agustus 2014. Makanan mereka dipesan dari ibu Dewi, tetangga saya, seorang Muslim yang baik dan pandai memasak.
Renungan Malam, 25 Agustus 2014. Selamat Malam Mas Bambang Sumaryanto, hidup Sabang Merauke